Hal-Hal Mengerikan yang Akan Terjadi Jika Bumi Memiliki Dua Bulan

Dua bulan akan memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta kehidupan di planet Bumi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Okt 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 05:00 WIB
Keindahan Full Buck Supermoon Hiasi Langit di Berbagai Negara
Bulan super purnama, muncul di balik gunung di Pegunungan Alpen Swiss, terlihat dari Chexbres, Swiss barat, Rabu (13/7/2022). Bulan Purnama dikenal sebagai Buck Moon dan juga Supermoon. Di kondisi ini Bulan akan terlihat tampak lebih besar dan terang sehingga terasa sangat dekat dari Bumi. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Laman media sosial tengah diramaikan dengan keberadaan bulan mini atau mini moon yang akan berada di dekat bumi hingga 25 November 2024 mendatang. Bulan kedua milik bumi tersebut adalah asteroid 2024 PT5.

Dikutip dari laman Space pada Jumat (04/10/2024), asteroid PT5 pertama kali ditemukan pada 7 Agustus 2024. Asteroid berdiameter 10 meter ini akan ditangkap oleh gravitasi bumi, sehingga akan mengitari bumi meski tidak akan menyelesaikan satu orbit penuh.

Setelah 25 November 2024, 2024 PT5 akan melepaskan diri dari pengaruh gravitasi bumi dan kembali ke orbit heliosentris mengorbit pada matahari. Keberadaan asteroid ini mengingatkan kita pada skenario menarik tentang bagaimana jika bumi memiliki dua satelit alami secara permanen.

Rupanya, ahli astronomi Neil F. Comins pernah mencoba meneliti tentang hal yang mungkin terjadi jika ada dua bulan yang mengorbit bumi. Melansir laman Live Science ada Jumat (04/10/2024) dari hasil penelitiannya, jika ada dua bulan yang mengelilingi bumi, maka kehidupan di dalamnya akan terpengaruh.

Dua bulan akan memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta kehidupan di planet Bumi. Jika bumi memiliki dua satelit tetap, variasi cahaya malam dan dampak pada iklim mungkin lebih signifikan dibandingkan dengan kehadiran satu bulan saja.

Berikut hal-hal mengerikan yang akan terjadi jika bumi memiliki dua bulan atau satelit alami.

1. Bumi Mengalami Banyak Bencana

Bumi dan bulan sudah bersama sejak 4,5 miliar tahun yang lalu, bahkan sebelum manusia ada. Dengan dua bulan, gaya gravitasi yang bekerja pada lautan akan lebih kompleks.

Dua bulan yang bergerak dalam orbit berbeda dapat menyebabkan gaya tarik yang tidak terduga. Hal ini memicu aktivitas geologis seperti gempa bumi atau letusan gunung berapi.

Bulan bumisaat ini membantu menstabilkan sumbu rotasi bumi. Dengan dua bulan, stabilitas ini mungkin terganggu. Akhirnya dapat menyebabkan perubahan iklim yang lebih dramatis dan cuaca ekstrem.

 

Air Pasang akan Lebih Tinggi

2. Air Pasang akan Lebih Tinggi

Bulan mempengaruhi pasang surut di lautan Bumi. Dengan dua bulan, gaya gravitasi yang bekerja pada lautan akan lebih kompleks.

Pasang surut dapat menjadi lebih ekstrem, yang dapat menyebabkan banjir dan erosi pantai yang lebih parah. Perubahan dalam pola pasang surut dapat memengaruhi arus laut, sehingga pada gilirannya mempengaruhi iklim dan cuaca.

Bahkan meningkatkan kemungkinan badai atau cuaca ekstrem.

3. Malam Lebih Terang

Keberadaan bulan juga membuat malam bumi jadi tidak terlalu gelap. Dengan adanya bulan tambahan, langit malam akan semakin terang.

Akibatnya, hewan nokturnal akan lebih mudah melihat mangsanya. Bagi manusia, malam yang lebih terang akan membuat kita sulit untuk beristirahat.

Kita juga akan kesulitan melihat bintang, karena cahaya bulan menutupi bintang.

4. Satu Hari Lebih dari 24 Jam

Pada awal pembentukannya, bumi berputar jauh lebih cepat, yakni 6 jam per hari. Bulan membuat rotasi bumi melambat.

Jika bumi memiliki dua bulan, rotasi bumi akan semakin lambat dan 1 hari akan lebih dari 24 jam.

5. Satelit Bumi akan Bertabrakan

Menurut simulasi komputer, dua satelit alami bumi akan bertabrakan serupa yang terjadi pada Saturnus. Tabrakan antara dua bulan akan menghasilkan puing-puing dalam jumlah besar yang terlempar ke luar angkasa.

Beberapa puing mungkin jatuh kembali ke bumi, menyebabkan hujan meteorit. Puing-puing yang terjebak di atmosfer dapat membentuk cincin, mirip dengan cincin Saturnus.

Seiring waktu, puing-puing yang membentuk cincin ini mungkin akan bergabung dan mengkristal menjadi bulan baru.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya