Kisah Peter Buck, Doktor Fisika Pendiri Restoran Cepat Saji Subway

Salah satu pendiri Subway, yakni Peter Buck, meninggal dunia pada usia 90 tahun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Nov 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2021, 21:00 WIB
Subway Indonesia Resmi Buka Gerai Pertama di Citos Hari Ini, Ini Menu dan Cara Pesannya
Resmi dibuka, gerai pertama Subway Indonesia bertempat di Cilandak Townsquare. (dok/subway).

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin yang suka pergi ke restoran Subway harus tahu kisah ini. Salah satu pendiri restoran Subway, yakni Peter Buck, meninggal dunia pada usia 90 tahun. Kabar duka tersebut dikonfirmasi pihak Subway.

"Kami sangat berduka atas meninggalnya salah satu pendiri Subway, Dr. Peter Buck. Dia adalah contoh cemerlang dari seorang pemimpin yang berdedikasi, aktif, dan anggota integral dari keluarga Subway," kata John Chidsey, CEO Subway, dikutip dari laman CNN Business, Senin (22/11/2021). 

Sedangkan rekan sesama pendiri Subway lainnya, yakni Fred DeLuca, tutup usia pada 2015 di usia 67 tahun.

Namun bagaimana sosok Peter Buck dan Fred DeLuca sebagai pendiri Subway?

Peter Buck, lahir pada tahun 1930 di Portland Selatan, Maine. Dia merupakan lulusan dari Bowdoin College pada tahun 1952 dan memperoleh gelar master dan doktoralnya dalam bidang fisika dari Universitas Columbia.

Upaya filantropisnya dikelola The Peter and Carmen Lucia Buck Foundation, yang ia dirikan bersama mendiang istrinya pada 1999.

Pada tahun 1965, Buck memberi teman keluarganya, Fred DeLuca, ide untuk membuka sebuah toko sandwich untuk membantu mahasiswa baru menghasilkan uang untuk kuliah.

Buck, yang pada saat itu berprofesi sebagai fisikawan nuklir, memberikan investasi awal sebesar USD 1.000, dan restoran "Pete's Super Submarines" dibuka di Bridgeport, Connecticut.

Pada tahun 1974, Buck dan DeLuca memiliki dan mengoperasikan 16 gerai di Connecticut dan kemudian mulai mewaralabakannya.

Kejayaan Subway dari Masa ke Masa

Subway
Subway, jaringan makanan cepat saji berupa sandwich hadir di Indonesia (Liputan6.com/Komarudin)

Kemudian pada 1970-an dan 80-an, ketika Subway menjadi terkenal untuk pertama kalinya, restoran tersebut mengeluarkan sistem kustomisasi, yang berarti pelanggan dapat memilih racikan sandwich secara langsung, menurut Robert Byrne, direktur wawasan konsumen dan industri di Technomic.

Hingga sekarang, sistem tersebut masih diberlakukan untuk pelanggan Subway.

Karena semakin banyak restoran yang menawarkan opsi khusus, "kami ingin terus ... mendominasi ruang itu," kata Chidsey awal tahun ini.

Menurut perusahaan riset dan konsultan layanan makanan Technomic, penjualan di lokasi Subway AS telah turun dalam beberapa tahun terakhir.

Di tengah persaingan dari perusahaan makanan cepat saji lainnya, penjualan seluruh sistem di lokasi Subway AS telah turun menjadi USD 8,3 miliar pada tahun 2020, yang turun dari USD 12,3 miliar pada tahun 2013, yang saat itu merupakan tahun terbaik dari 15 tahun terakhir, menurut analisis Technomic.

Subway mengubah menunya dengan resep dan topping baru pada bulan Juli 2021, yang membantu perusahaan itu meningkatkan penjualannya pada Agustus 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya