Soal Investasi EBT, Pemerintah Pastikan Tak Mengemis ke Internasional

Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah satu sumber energi ramah lingkungan yang ke depannya akan semakin berkembang

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2021, 14:38 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2021, 14:37 WIB
Kincir angin dan dan panel surya memberikan energi listrik di Dusun Bondan, Ujungalang, Kampung Laut, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Kincir angin dan dan panel surya memberikan energi listrik di Dusun Bondan, Ujungalang, Kampung Laut, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Jakarta Indonesia tengah menggalakkan pengurangan emisi gas rumah kaca di dunia internasional. Caranya, dengan mengganti sumber energi fosil dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana membantah Pemerintah Indonesia mengemis kepada dunia internasional dalam mempercepat transformasi energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mewujudkan emisi nol persen atau net zero emission pada 2060 mendatang.

"Sekali lagi kita tidak menghibah, tidak mengemis ke orang orang atau luar negeri agar (transformasi EBT) bisa di percepat," terangnya dalam diskusi virtual Greenpeacd Indonesia bertajuk Transisi Energi untuk Menghentikan Krisis Iklim, Selasa (23/11/2021).

Sebab, kata Rida, permintaan dukungan investasi oleh Pemerintah Indonesia terhadap dunia internasional digunakan untuk membiayai program-program percepatan transformasi EBT yang jelas dan terukur.

"Jadi, kita sudah punya program (pengembangan EBT). Ini loh roadmap kami, kalau you bantu, ini kalau you support," ungkapnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tanggung Jawab Bersama

FOTO: Melihat Sumber Energi Ramah Lingkungan di Weining China
Foto yang diabadikan dari udara menunjukkan instalasi tenaga angin di wilayah Weining, Provinsi Guizhou, China, 27 April 2020. (Xinhua/Tao Liang)

Pun, pihaknya memandang persoalan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama penduduk bumi. Sehingga, keterlibatan dunia internasional diperlukan untuk mencapai emisi nol persen di 2060 mendatang.

"Karena kita nggak mungkin lakukan) tranformasi energi) sendiri. Apalagi kalau latar belakang menyelamatkan bumi, lah bumi kan dihuni ramai-ramai," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya