Cadangan Devisa RI per November 2021 Naik, Jadi USD 145,9 Miliar

Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir November 2021 meningkat

oleh Tira Santia diperbarui 07 Des 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 10:30 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar USD 145,9 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2021 sebesar USD 145,5 miliar.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Selasa (7/12/2021).

Peningkatan posisi cadev pada November 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. 

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," tambah Erwin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Standar Nasional Open API Bank Indonesia Meluncur Juni 2022

Cek Jadwal Kegiatan Operasional dan Layanan Publik BI Selama Mitigasi COVID-19
Ilustrasi Bank Indonesia.

Bank Indonesia (BI) target melakukan peluncuran tahap awal Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) pada Juni 2022.

 Implementasi SNAP merupakan salah satu tahapan penting dalam rangka mengakselerasi open API atau Application Programming Interface di area sistem pembayaran.

Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Retno Ponco Windarti mengatakan, implementasi SNAP bakal dilakukan secara bertahap dengan prioritas awal untuk 16 pelaku industri yang terlibat dalam penyusunan program bersama BI.  

"Bagi jasa pembayaran yang tidak terlibat dalam penyusunan SNAP namun telah kembangkan open API, pembayaran wajib implementasi SNAP di Desember 2022. Pengguna layanan dari sektor UMKM dan nirlaba diberikan kesempatan untuk integrasi paling lambat Juni 2025," jelasnya dalam sesi webinar, Jumat (3/12/2021). 

Retno menjamin implementasi SNAP akan menjamin standar teknis dan keamanan, seperti isu kebocoran data, serangan siber, hingga perlindungan data pribadi. 

"Lewat SNAP BI melakukan standardisasi, maka aspek keamanan, aspek standarisasi data, spesifikasi teknis, dan tata kelolanya distandar," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya