Dahlan Iskan: Tak Ada yang Bisa Prediksi Tepat Pertumbuhan Ekonomi 2022

sepanjang tidak ada gelombang ketiga covid-19 hingga akhir tahun, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh positif di tahun depan.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Des 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 08:30 WIB
Tokoh 'Marketeer of The Year 2014' di Indonesia
Dahlan Iskan saat menghadiri penghargaan Marketeer of The Year 2014 yang digelar oleh Markplus Inc, Jakarta, Kamis (11/12/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2022 lebih baik dibanding 2021. Bahkan ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 bisa mencapai 5 persen.

“Saya kira tahun depan jauh lebih baik dari pada tahun ini. Jauh lebih baik tetapi untuk mencapai angka 7 persen mungkin masih sulit ya. Kalau bisa tumbuh 5 persen sudah bagus juga. Tapi yang optimistis luar biasa bisa 7 persen dan pesimistis sekalipun saya kira 4 persen,” kata Dahlan Iskan dalam diskusi, seperti ditulis Selasa (21/12/2021).

Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 tidak ada seorang pun yang bisa memprediksi dengan tepat berapa pertumbuhan ekonomi di 2022. Bahkan para ekonom termasuk dirinya sendiri. Intinya, sepanjang tidak ada kepastian, maka prediksi semua bersandar pada pandemi covid-19.

“Begitu baru bisa diprediksi jangan-jangan kita prediksi bagus, ternyata ada gelombang ke-3 dan itu sudah semua prediksi akan rusak begitu,” ucapnya.

Namun, sepanjang tidak ada gelombang ketiga covid-19 seperti sekarang hingga akhir tahun, maka ekonomi Indonesia akan optimis tumbuh positif di kisaran setidaknya 5 persen. Tapi, sebaliknya maka ekonomi akan terpuruk lagi.

“Berusaha keras bahwa akhir tahun ini tidak ada gelombang ketiga sampai awal tahun depan,” imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PPKM

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Di sisi lain, Dahlan mengapresiasi langkah Pemerintah yang membatalkan penerapan PPKM saat nataru, periode 24 Desember 2021 hingga awal tahun 2022. Pembatalan tersebut, menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi di tahun depan.

“Seandainya betul-betul PPKM diterapkan 24 Desember sampai awal Januari itu memang pukulan yang sangat berat,” ucapnya.

Berdasarkan prediksinya, Pemerintah masih akan menerapkan sistem tarik ulur dalam pengendalian pandemi covid-19 di Indonesia. Akan dilihat perkembangan kondisi di setiap daerah, untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi, Pemerintah hanya melakukan pengetatan.

“Saya mempunyai perkiraan mungkin Pemerintah akan tarik-ulur tarik-ulur tarik-ulur begitu. Jadi di mana membahayakan disitu akan tarik, di mana tidak membahayakan diulur,” pungkas Dahlan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya