Kenali Cara Kerja Non-Fungible Tokens NFT, Beda dari Cryptocurrency

Apa itu Non-Fungible Tokens (NFT)? Simak selengkapnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Des 2021, 11:31 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 11:31 WIB
Sebuah truk yang diparkir di luar rumah lelang Christie menampilkan seni digital CryptoPunk non-fungible token (NFT) di papan reklame elektronik pada 11 Mei 2021 di New York City. Dia Dipasupil/Getty Images/AFP
Sebuah truk yang diparkir di luar rumah lelang Christie menampilkan seni digital CryptoPunk non-fungible token (NFT) di papan reklame elektronik pada 11 Mei 2021 di New York City. Dia Dipasupil/Getty Images/AFP

Liputan6.com, Jakarta - Non-Fungible Tokens, atau token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT) tampaknya telah menjadi tren tahun ini.

Dari seni, musik, taco hingga tisu toilet, aset digital ini dijual. Adapula bunga tulip Belanda era abad ke-1, dan beberapa di antaranya ditawarkan hingga seharga jutaan dolar.

Beberapa ahli menyebut NFT sebagai tren yang akan menarik banyak peminat. Yang lain percaya NFT akan tetap ada, dan mereka akan mengubah dunia investasi selamanya.

Namun apa itu NFT? 

Dikutip dari laman Forbes, Senin (27/12/2021) NFT adalah aset digital yang mewakili objek dunia nyata seperti seni, musik, item dalam game, dan video.

NFT biasanya dibeli dan dijual secara online, seringkali dengan cryptocurrency, dan mereka umumnya dikodekan dengan perangkat lunak dasar yang sama dengan banyak aset kripto.

Meskipun sudah ada sejak 2014, NFT sekarang menjadi terkenal karena menjadi cara yang semakin populer untuk membeli dan menjual karya seni digital. Secara mengejutkan, pembelian NFT bahkan mencapai sebesar USD 174 juta sejak November 2017.

NFT juga umumnya satu dari jenis, atau setidaknya salah satu dari proses yang sangat terbatas, dan memiliki kode pengenal yang unik.

"Pada dasarnya, NFT menciptakan kelangkaan digital," kata Arry Yu, ketua ashington Technology Industry Association Cascadia Blockchain Council dan direktur pelaksana Yellow Umbrella Ventures.

Namun, hal ini sangat kontras dengan kebanyakan kreasi digital, yang hampir selalu tak terbatas dalam persediaan. 

Tetapi banyak NFT, setidaknya di masa-masa awal ini, telah menjadi kreasi digital yang sudah ada dalam beberapa bentuk di tempat lain, seperti klip video ikonik dari game NBA atau versi seni digital yang disekuritisasi yang sudah beredar di Instagram.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perbedaan NFT dengan Cryptocurrency

Ilustrasi NFT
Ilustrasi NFT (Foto:Shutterstock).

NFT adalah singkatan dari Non-Fungible Token. Ini umumnya dibuat menggunakan jenis pemrograman yang sama dengan mata uang kripto atau cryptocurrency, seperti Bitcoin atau Ethereum, tetapi di situlah perbedaanya.

Uang fisik dan cryptocurrency dapat diperdagangkan atau ditukar satu sama lain. Mereka juga sama nilainya dengan satu dolar.

Fungibilitas Crypto menjadikannya sarana tepercaya untuk melakukan transaksi di blockchain.

Tetapi NFT berbeda. Masing-masing NFT memiliki tanda tangan digital yang membuatnya tidak mungkin dipertukarkan atau sama dengan satu sama lain (karenanya, tidak dapat dipertukarkan).

Satu klip NBA Top Shot, misalnya, tidak sama hanya karena keduanya NFT. (Satu klip NBA Top Shot bahkan belum tentu sama dengan klip NBA Top Shot lainnya.)

Lalu, bagaimana NFT Bekerja? 

NFT ada di blockchain, yang merupakan buku besar publik terdistribusi yang mencatat transaksi. Anda mungkin paling akrab dengan blockchain sebagai proses dasar yang memungkinkan cryptocurrency.

Secara khusus, NFT biasanya disimpan di blockchain Ethereum, meskipun blockchain lain juga mendukungnya.

NFT dibuat, atau "dicetak" dari objek digital yang mewakili barang berwujud dan tidak berwujud, termasuk:

- Karya Seni

- GIF

- Video dan sorotan olahraga

- Koleksi

- Avatar virtual dan skin video game

- Sepatu karya desainer

- Musik

Bahkan, postingan di Twitter juga bisa dianggap sebagai NFT. Pendiri Twitter Jack Dorsey menjual tweet pertamanya sebagai NFT seharga lebih dari USD 2,9 juta.

Pada dasarnya, NFT seperti barang kolektor fisik, hanya saja secara digital. Jadi, alih-alih mendapatkan lukisan cat minyak yang sebenarnya untuk digantung di dinding, pembeli malah mendapatkan file versi digitalnya.

Mereka juga mendapatkan hak kepemilikan eksklusif. Karena, NFT hanya dapat memiliki satu pemilik dalam satu waktu.

Data unik NFT memudahkan verifikasi kepemilikan dan transfer token antar pemilik. Pemilik atau pencipta juga dapat menyimpan informasi tertentu di dalamnya. Misalnya, seniman dapat menandatangani karya seni mereka dengan memasukkan tanda tangan mereka dalam metadata NFT.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya