Sempat Dihentikan, Program Teman Bus Kemenhub Beroperasi Lagi Minggu Ini

Program Buy The Service (BTS) Teman Bus di lima kota kembali dioperasikan hari ini, Minggu (16/1/2022)

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Jan 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2022, 11:00 WIB
Kemenhub memperluas program Buy The Service (BTS) Teman Bus ke Jawa Barat. Mulai 27 Desember 2021, kehadiran bus yang dinamai Trans Metro Pasundang ini akan melayani masyarakat Bandung dan sekitarnya. (Dok Kemenhub)
Kemenhub memperluas program Buy The Service (BTS) Teman Bus ke Jawa Barat. Mulai 27 Desember 2021, kehadiran bus yang dinamai Trans Metro Pasundang ini akan melayani masyarakat Bandung dan sekitarnya. (Dok Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta Program Buy The Service (BTS) Teman Bus di lima kota kembali dioperasikan hari ini, Minggu (16/1/2022). Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyetop sementara operasional itu karena alasan penyesuaian e-katalog.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menuturkan penyebab program subsidi pemerintah pusat untuk transportasi massal itu disetop sementara. Budi meyakinkan kini para operator telah siap melayani masyarakat kembali.

“Kami perlu menjelaskan mengenai penghentian sementara operasional BTS di 5 kota besar yang lelangnya tahun 2021 akhir. Proyek BTS sudah dilakukan semenjak tahun 2020 dan ada penambahan kembali di 2021 sebanyak 5 kota besar. Jadi sudah sekitar 10 kota besar yang disediakan oleh Kemenhub berupa pembenahan angkutan massal perkotaan," terangnya dalam keterangan resmi, ditulis Minggu (16/1/2022).

Ia mengatakan, dari lima kota besar yang awal (tahun 2020) tidak ada masalah karena skemanya telah multi years contract. Sementara, untuk tahun 2021 ada perubahan penyesuaian terkait penerapan skema lelang.

"Dari yang tadinya lelang umum menjadi lelang e-katalog. Dan untuk lelang e-katalog perlu ada justifikasi penyesuaian beberapa persyaratan yang ada sehingga sempat kami hentikan sementara,” kata Dirjen Budi menjelaskan kronologis vakumnya pelayanan BTS Teman Bus di 5 kota selama beberapa waktu terakhir.

Ia menjabarkan karena ada permintaan dari beberapa daerah yang sudah melakukan kontrak dengan beberapa vendor dan para pengemudi sehingga Ditjen Hubdat segera melakukan sejumlah penyesuaian.

"Kami minta dipercepat dan syukur alhamdulillah kemarin sore sudah ada kemajuan terkait proses lelang di 5 kota besar dari anggaran Ditjen Hubdat yang sempat berhenti (Makassar, Banjarbakula, Banyumas, Surabaya, dan Bandung) sudah dapat melakukan kegiatan mulai Minggu besok,” kata Dirjen Budi.

“Kami sudah menyiapkan anggarannya, bahkan kalau nanti ada kekurangan sampai 1 tahun anggaran akan dicarikan anggaran untuk memenuhi operasional BTS selama 1 tahun. Kami memang awalnya butuh waktu untuk perubahan dari lelang umum menjadi lelang multi years contract,” imbuhnya.

Hingga saat ini, kata dia, load factor BTS di beberapa kota dinilai cukup bagus, terlebih di Banyumas maupun Makassar yang load factor-nya sering mencapai lebih dari 100 persen. Sehingga sering terjadi antrian penumpang yang antusias ingin mencoba BTS Teman Bus di kotanya masing-masing. Terlebih hingga kini layanan BTS Teman Bus masih dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat.

“Nantinya diharapkan sebagian besar masyarakat akan shifting dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum sehingga akan mereduksi kemacetan, kebisingan, efisiensi waktu, maupun kerugian ekonomi,” tambah Dirjen Budi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Respon Pemerintah

Teman Bus dari Kemenhub Siap Layani Perjalanan Warga Palembang Secara Gratis
Fasilitas di dalam Teman Bus yang akan melayani warga Kota Palembang secara gratis hingga bulan Desember 2020 mendatang (Dok. Humas Kemenhub / Nefri Inge)

Senada dengan ungkapan Dirjen Budi, Direktur Angkutan Jalan Ditjen Hubdat, Suharto menyatakan bahwa kehadiran BTS Teman Bus ini merupakan salah satu bentuk respon Pemerintah Pusat dalam mendorong transformasi angkutan perkotaan yang berkelanjutan.

“Sejalan dengan itu kami melakukan pendekatan kepada Pemda terkait komitmen Pemda sekaligus sebagai stimulan terhadap Pemda yang nantinya akan mengambil alih tugas angkutan umum. Sesuai UU 22 Tahun 2009 ini memang peran Pemerintah Pusat maupun Pemda, terlebih terkait angkutan umum adalah tanggung jawab pemda,” urai Suharto.

Kehadiran BTS, menurut Suharto, selalu dinanti kehadirannya di tiap kota. Alasannya, BTS Teman Bus ini dilengkapi dengan sistem yang lebih siap.

“Kenapa? Karena bus BTS ini dilengkapi dengan CCTV dan sistem IT di setiap unitnya sehingga memberikan rasa aman, adanya keterjangkauan tarif dan meskipun berbayar nantinya masih mempertimbangkan kemampuan masyarakat. Terutama juga menyangkut keamanan dan keselamatan bagi para penumpang. Kemudian di tiap unit bus kami ini mempertimbangkan bagi para penyandang disabilitas sehingga mudah untuk diakses,” jelas Suharto.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menjelaskan bahwa ada harapan dengan kehadiran program BTS Teman Bus dapat membangkitkan gairah daerah-darrah untuk meningkatkan sektor transportasinya.

“Kalau bicara push and pull strategy maka pull-nya ada pada Pemerintah Pusat dengan memberikan subsidi operasional 100 persen bagi daerah. Push nya ada di masing-masing daerah, kalau kontraknya multi years maka daerah sudah ada kepastian. Seperti di Solo misalnya dilakukan contraflow bagi bus nya,” tuturnya.

Ada beberapa tugas bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Menurut Djoko, beberapa diantaranya yakni dengan menaikkan tarif parkir kendaraan dan mewajibkan ASN di daerah menggunakan kendaraan umum.

“Ini hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan Pemda sehingga apa yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dapat benar-benar dinikmati masyarakat,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya