Operasi Pasar Tak Efektif Tekan Harga Minyak Goreng, Pedagang Siap Dilibatkan

Harga minyak goreng yang masih terhitung tinggi. Padahal pemerintah sudah gencar melakukan operasi pasar.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 18 Jan 2022, 19:15 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2022, 19:15 WIB
Operasi Pasar Minyak Goreng di Pamulang
Warga membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah di Kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (11/1/20222). Minyak murah itu dijual dengan harga Rp14 ribu per liter dan warga hanya diperbolehkan membeli sebanyak 2 liter. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyatakan siap jika dilibatkan pemerintah untuk menyetabilkan harga. Ini merespons harga minyak goreng yang masih terhitung tinggi.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan, sejumlah komoditas masih terpantau tinggi. Salah satunya yang tak kunjung berubah yakni harga minyak goreng.

"Minyak goreng masih cukup tinggi di kisaran Rp 19-21 ribu, belum ada solusi persoalan minyak goreng ini. Ini pemerintah sebatas lakukan operasi pasar yang dampaknya tak terasa apapun," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (18/1/2022).

Reynaldi punya solusi, kata dia, untuk menyetabilkan harga, pemerintah bisa mengguyur langsung pasokan minyak goreng ke pedagang pasar. Ia pun mengaku Ikappi siap jika dilibatkan.

"Kalau gak bisa aparatur (negara) ya Ikappi siap, karena ini kerja besar di seluruh pasar di indonesia. Ada sekirar 14 ribu sekian (pasar), jadi sayang sekali kalau gak dioptimalkan. Kami pikir gak berdampak apapun operasi pasar yang dijalankan pemerintah," katanya.

Ia menambahkan, dengan pelibatan asosiasi tersebut, pengaduan dari pedagang bisa sampai langsung ke pemangku kepentingan. Dalam hal ini, kata dia, adalah Kementerian Perdagangan.

"Kita harus dilibatkan untuk mekanisme penentuan harga, karena yang tau mekanisme pengaturan harga itu kan pedagangnya sendiri," kata dia.

Ia mengaku Ikappi sebagai asosiasi sebetulnya kerap dilibatkan dalam rapat koordinasi mengenai isu harga komoditas di pasar. Namun, Ia mengklaim beberapa waktu belakangan tak lagi dilibatkan.

"Justru beberapa periode kemendag kami sering diajak rakor, tapi sampai hari ini jarang dilibatkan salam rakor strategis terkait isu terkini di lapangan. Maka kami pikir ada misleading yang terjadi," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Masih Tinggi

FOTO: Kenaikan Harga Minyak Goreng Penyumbang Utama Inflasi
Pedagang mengemas minyak goreng di sebuah pasar di Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2011). Bank Indonesia mengatakan penyumbang utama inflasi November 2021 sampai minggu pertama bulan ini yaitu komoditas minyak goreng yang naik 0,04 persen mom. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, menyebutkan sejumlah harga bahan pangan telah mengalami penurunan. Misalnya, cabai rawit merah yang terpantau sudah turun dari Rp 90 ribu perkilogram menjadi Rp 50 ribuan per kilogram.

"Ya sudah turun, tapi kami masih memandang ini mahal karena normalnya ada di kisaran Rp 30 ribuan," katanya.

Sementara itu di sisi lain, harga gula pasir juga teepantau mengalami peningkatan. Diketahui per kikogram gula pasir bermerek berkisar Rp 14-15 ribu.

Kembali soal minyak goreng, Reynaldi menekankan operasi pasar belum berhasil menekan harga karena dilakukan diluar pasar.

"Kalau dari pedagang laporan ke kami maka kami sampaikan ke pemerintah. Operasi pasar kami harap tak ada, tapi stok ini diguyur ke pelaku pasar. Karena yang tau mekanisme harga ini ya pedagang pasar," tukasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya