Lokasi Tol Getaci Rawan Longsor, Menteri Basuki Wanti-Wanti Soal Ini

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta pengelola Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap atau Tol Getaci tidak abai pada struktur tanah di sekitar yang rawan longsor.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 31 Jan 2022, 13:50 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 13:50 WIB
Ilustrasi tol Gedebage-Tasik-Cilacap.
Ilustrasi tol Gedebage-Tasik-Cilacap. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menitipkan dua pesan kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pemenang lelang proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap atau Tol Getaci. Pertama, terkait pola pembangunan yang menekankan infrastruktur hijau dan ekonomi hijau.

"Kita ke depan ini dalam misi green economy/green infrastructure, saya ingin mengingatkan kembali pada kita semua. Apalagi pembangunan di daerah pegunungan dari Gedebage ke Tasikmalaya ini. Supaya tetap menjaga kaidah-kaidah lingkungan hidup, tidak merusak," pintanya dalam acara PPJT Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Senin (31/1/2022).

Sebagai contoh, Menteri Basuki menyoroti pembangunan Bendungan Bintang Bano di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sangat memperhatikan keasrian alam di sekitarnya.

"Jadi betul-betul hutannya masih terjaga dengan baik, kelihatan sekali hijau, kecuali hanya dari tubuh bendungan. Jadi saya kira ini contoh yang baik, ternyata kita bisa membangun infrastruktur tanpa mengubah lebih banyak tentang alam di sekitarnya," ungkapnya.

Pesan kedua, Menteri Basuki juga mementingkan aspek kualitas dan keberlanjutan dalam proyek pembangunan jalan tol. Sebab, pengguna tol yang sudah membayar tarif pastinya ingin mendapatkan pelayanan terbaik.

"Banyak komplain terhadap kualitas jalan tol kita. Tol Trans Jawa sudah tersambung, tapi mungkin perlu penanganan-penanganan lagi untuk bisa lebih nyaman. Karena sudah banyak dilalui, orang pengen lebih nyaman dengan kualitas yang baik," tuturnya.

Dia pun memperhatikan kondisi geologi pada lokasi proyek Jalan Tol Getaci yang berbukit-bukit. Meski punya bahan material batuan yang baik, Menteri Basuki meminta pengelola tol tidak abai pada struktur tanah di sekitar yang rawan longsor.

"Namun bedanya, Gedebage-Tasik pasti batuannya batuan gunung, dan mungkin lebih berat lebih baik, tapi struktur geologinya adalah struktur geologi yang rawan longsor. Ini perlu penanganan tersendiri lagi. Jadi tolong, kualitas," ujar Menteri Basuki.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Investasi Rp 56 Triliun

Ibu kota negara baru
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani meninjau kesiapan pembangunan inftastruktur penunjang ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Sebagai informasi, Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap merupakan proyek yang dikerjakan Konsorsium BUMN-Swasta PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Kemitraan PT Daya Mulia Turangga-Gama Group-PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap memiliki total panjang 206,65 km, yang menjadikan jalan tol ini sebagai ruas jalan tol terpanjang di Indonesia. Proyek ini memiliki nilai investasi Rp 56 triliun dan masa konsesi selama 40 tahun.

Total, proyek jalan tol ini terdiri dari empat seksi, antara lain:

- Seksi 1 Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 km

- Seksi 2 Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 km

- Seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 km

- Seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 km

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya