Investasi Manufaktur Tembus Rp 325,4 Triliun di 2021

Angka realisasi investasi sepanjang 2021 naik 19 persen dibanding angka realisasi investasi 2020 yang tercatat Rp 272,9 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Jan 2022, 17:10 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 17:10 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita. (Dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Investasi sektor manufaktur menembus Rp325,4 triliun sepanjang 2021. Angka tersebut naik 19 persen dari 2020 yang tercatat Rp 272,9 triliun. Angka tersebut juga melewati target capaian investasi manufaktur yang telah diproyeksikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar Rp 280 triliun hingga Rp 290 triliun.

"Ini sinyal penting bagi ekonomi Indonesia, karena menunjukkan bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment. Saya percaya ini menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pasca pandemi,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Senin (31/1/2022).

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), capaian investasi sebesar Rp325,4 triliun tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 94,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar USD 15,8 miliar.

Dari angka tersebut, subsektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencatatkan porsi investasi terbesar, yaitu Rp 117,5 triliun, atau berkontribusi 13 persen dari total investasi sepanjang 2021.

“Selama ini investasi sektor manufaktur juga membawa dampak luas bagi perekonomian nasional, salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021, menjadikan jumlah totalnya menjadi 18,64 juta orang,” ucap Menperin.

Kemudian, realisasi investasi tersebut sebagian besar tersebar ke lima wilayah di tanah air, yakni paling besar di Jawa Barat sebesar Rp 136,1 triliun atau sebesar 15,1 persen, DKI Jakarta Rp 103,3 triliun atau sebesar 11,5 persen, Jawa Timur Rp 79,5 triliun atau sebesar 8,8 persen, Banten Rp 58 triliun atau sebesar 6,4 persen, Riau Rp 53 triliun atau sebesar 5,9 persen.

“Kami berharap investasi sektor industri ini, selain berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di masing-masing daerah, mampu juga menggerakan sektor industri kecil di daerah-daerah yang menjadi tujuan investasi tersebut,” tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jaga Iklim Investasi

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita. (Dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita. (Dok Kemenperin)

Untuk mendorong investasi di sektor industri, beberapa program yang didorong oleh Kemenperin antara lain meliputi program subtitusi impor 35 persen Tahun 2022, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam.

“Untuk menjaga iklim usaha yang kondusif, Pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi penanaman investasi, termasuk di sektor industri. Kami mendorong para pelaku industri untuk memanfaatkan insentif-insentif tersebut semaksimal mungkin,” ujar Menperin.

Akselerasi peningkatan investasi di sektor industri juga ditempuh lewat pemerataan pembangunan industri, yaitu dengan mengembangkan jumlah Kawasan industri di seluruh Indonesia.

“Hingga Januari 2022, terdapat 135 perusahaan kawasan industri dengan total luas lahan sebesar 65.532 hektare yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Sumatera,” ujar Menperin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya