Pesan Sri Mulyani di Forum Finance Track KTT G20: Pandemi Tak Bisa Ditaklukkan Sendirian

Menurut Sri Mulyani, Local Currency Settlement (LCS) bisa mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS untuk pemulihan ekonomi negara G20 di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2022, 14:10 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 14:10 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Menurut Sri Mulyani, Local Currency Settlement (LCS) bisa mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS untuk pemulihan ekonomi negara G20 di tengah pandemi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengajak seluruh anggota anggota G20 untuk bergandengan tangan menangani pandemi Covid-19. kerja sama perlu dilakukan karena selama hampir 2 tahun belum ada satu negara pun yang terbebas dari pandemi. 

"Kita perlu bekerja sama, karena pandemi ini tidak bisa ditaklukkan oleh negara manapun. Koordinasi dan kolaborasi merupakan syarat mutlak bagi kami untuk dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan selanjutnya," tegas Sri Mulyani dalam acara Finance Track KTT G20 di Jakarta, Rabu (16/2/2022).

Pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan utama di seluruh dunia. Selam ini dampak dari pandemi sangat besar tak hanya di sektor kesehatan tetapi juga ekonomi, sosial dan lainnya. 

"Covid-19 masih menjadi peristiwa terpenting bagi dunia yang berdampak besar bagi sosial, ekonomi, dan khususnya di sisi keuangan," tekannya.

Dia mencontohkan, salah satu sinergi yang bisa diterapkan antar anggota KTT G20 ialah dengan mendorong penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS). Tujuannya, untuk mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS untuk pemulihan ekonomi bersama di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

"LCS dapat menciptakan jaring pengaman keuangan atau transaksi keuangan antar negara dan mengurangi risiko kerentanan, akibat guncangan ekonomi global yang menyebabkan ketidakstabilan keuangan," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kurangi Ketergantungan ke Dolar AS

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Tumpukan mata uang Rupiah, Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sri Mulyani menyampaikan, melalui penggunaan LCS mengurangi ketergantungan yang besar terhadap mata uang Dolar AS. Sehingga, dapat menciptakan stabilitas hubungan perdagangan dan investasi yang lebih baik antara negara-negara anggota G20, termasuk Indonesia

"Penggunaan, mata uang lokal juga menyebabkan biaya transaksi yang lebih rendah. Ini karena dalam hal ini, pedagang tidak perlu mengkonversi mata uangnya ke nilai tukar Dolar AS," imbuhnya.

Oleh karena itu, pemerintah telah memasukkan pembahasan mengenai perluasan kerja sama mata uang lokal atau LCS ke dalam agenda global KTT G20.

"Karena penggunaan yang lebih luas dari penyelesaian mata uang lokal di antara negara sangat relevan dengan prioritas Presidensi G20 di jalur keuangan, yaitu exit strategy untuk mendukung pemulihan," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya