Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan apresiasi dari berbagai stakeholder terkait Pemberdayaan Usaha Mikro dan Ultra Mikro. Apresiasi juga datang dari Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati atas kinerja BRI dalam mengangkat potensi sektor Ultra Mikro Indonesia.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani di acara BRI Microfinance Outlook 2022 pada Kamis (10/2) yang masuk dalam rangkaian event BRI, dalam mendukung presidensi G20 Indonesia 2022.
Baca Juga
Sri Mulyani mengapresiasi BRI atar kinerja yang terus mengalami pertumbuhan kokoh. Terlebih, kontribusi BRI dalam mengucurkan modal bagi pelaku UMKM.
Advertisement
Tidak sampai di sana, Sri Mulyani juga menyebut strategi go smaller, go shorter, dan go faster semakin efektif dalam menjangkau lebih banyak nasabah. Pemberdayaan sektor ultra mikro ini juga sejalan dengan upaya Indonesia mewujudkan salah satu agenda prioritas G20, yakni inklusi keuangan.
Terlebih, BRI dipercaya untuk memimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Konsolidasi ini dipercaya bisa semakin meningkatkan sektor mikro dan ultra mikro lebih cepat untuk naik kelas.
"BRI, Pegadaian dan PNM, nanti kita lihat apakah integrasinya bisa dibuat makin baik sehingga tadi bisa me-reach 45 juta yang unbankable itu. Ini yang menjadi sesuatu yang harus dilihat bersama sehingga target dari sisi jumlah yang unbankable menjadi bankable lebih tinggi. Karena dengan holding tersebut biaya menjadi lebih terjangkau,” kata Sri Mulyani.
Sejak resmi terbentuk pada 13 September 2021, Holding Ultra Mikro ini menargetkan bisa menjangkau 30 juta pelaku ultra mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal. Di tahap selanjutnya, Holding ini diberi target untuk melayani seluruh pelaku ultra mikro yang mencapai 45 juta.
Holding Ultra Mikro sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mendorong inklusi keuangan. Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menargetkan inklusi keuangan bisa menyentuh 90% pada 2024.
Di sisi lain, Sinergi BRI, PNM dan Pegadaian ini dinilai Sri Mulyani dapat berimplikasi positif terhadap efisiensi kinerja perseroan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap BRI Group dapat menambah jumlah nasabah dan profit before tax, hingga penurunan biaya.
Dengan fundamental yang kokoh, Sri Mulyani percaya BRI Group dapat tumbuh secara berkelanjutan dan berkontribusi bagi pemberdayaan UMKM di Indonesia. Hal ini juga didorong oleh membaiknya kondisi makro ekonomi sehingga menimbulkan potensi pertumbuhan permintaan kredit.
"LDR (Loan to Deposit Ratio) masih di bawah 90% ya, ini artinya punya ruangan yang sangat banyak, tinggal demand side-nya. Kalau ekonominya sudah mulai membaik pasti banyak UMKM yang sekarang butuh pendanaan, jadi Pak Narso (Direktur Utama BRI Sunarso) pasti bisa mencapai dua kali lipat,” kata Menkeu optimistis.
Tantangan dari Sri Mulyani itu ditanggapi dengan optimistis oleh Sunarso. Kesiapan menjadi kunci di balik optimisme BRI dalam mencapai target tersebut.
Lihat saja aspek permodalan BRI yang semakin kokoh berkat pelaksanaan rights issue senilai Rp95,9 triliun di mana BRI mendapat dana segar dari investor public sebesar Rp41 triliun. Dana itu, kata Sunarso, bakal menjadi amunisi tambahan untuk menggenjot ekspansi kredit sektor Ultra Mikro dan UMKM.
"Lumayan challenging, tahun 2024 harus menyentuh 45 juta pelaku ultra mikro dan tahun ini ditargetkan menambah nasabah baru 5 juta. Sekarang eksistingnya adalah BRI sudah melayani 8,1 juta ultra mikro, Pegadaian 5,9 juta, dan PNM 11,2 juta. Mudah-mudahan dapat terus ditambah bersama-sama dan infrastrukturnya kami siapkan," ujar Sunarso.
Selain itu, kesiapan modal tersebut juga ditunjang oleh infrastruktur dan integrasi data yang memadai untuk menjaring lebih banyak nasabah.
Adapun infrastruktur yang disiapkan untuk sinergi ketiga entitas tersebut adalah konsolidasi kantor layanan supaya lebih efisien melalui Sentra Layanan Ultra Mikro atau SENYUM. Ada pula tools digital yang disebut UMi Corner berupa aplikasi di perangkat gawai.
Tahun ini, pihaknya menargetkan memiliki 1000 unit Senyum. Ini diharapkan dapat memberikan akses yang lebih luas. BRI Group pun mengoptimalkan fungsi dari Agen BRILink yang saat ini telah mencapai lebih dari 500 ribu agen dan tersebar di seluruh Indonesia.
"Ini (infrastruktur dan integrasi data) akan menjadi base dan mudah-mudahan niat kami supaya nanti Pemerintah punya program, punya inisiatif dengan berbagai stimulus maka sudah memiliki data yang terintegrasi dan itu adanya di Holding Ultra Mikro ini," ujarnya.
(*)