Liputan6.com, Jakarta - Invasi di Ukraina terus menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan kepada miliarder Rusia. Pendiri Bank Rusia Tinkoff, yakni Oleg Tinkov, telah rugi USD 5 miliar atau setara Rp 71,9 triliun dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, karena dampak dari sanksi ekonomi sejumlah negara Barat terhadap Rusia.
Dilansir dari laman Forbes, Rabu (2/3/2022), kerugian tersebut membuat Oleg Tinkov kehilangan status miliarder. Diketahui, sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina, saham Tinkoff merosot lebih dari 90 persen.
Forbes memperkirakan, kekayaan bersih Tinkov kini telah menyusut menjadi sekitar USD 800 juta.
Advertisement
Ini terjadi karena sebagian besar kekayaannya terkait dengan Capital One di Rusia, Tinkoff Bank, yang kapitalisasi pasarnya turun dari USD 23 miliar pada November 2021 menjadi lebih dari USD 1 miliar pada Selasa (1/3).
Tinkov adalah salah satu dari setidaknya 10 orang kaya di Rusia yang kehilangan status miliardernya akibat penurunan saham Rusia, dan rubel yang juga anjlok rekor terendah terhadap dolar.
Penurunan besar pada kekayaan miliarder Rusia juga dialami oleh Arkady Volozh, CEO Yandex.
Saham Lukoil, produsen minyak independen terbesar di Rusia yang didirikan oleh Vagit Alekperov, juga anjlok hampir 93 persen.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengintip Aset Mewah Milik Oleg Tinkov
Sebelum kekayaannya merosot, Oleg Tinkov menjadi salah satu orang terkaya di Rusia setelah beralih dari menjual bir dan pangsit ke bank digital Tinkoff di London Stock Exchange.
Sementara kekayaannya telah menyusut, mantan miliarder itu masih memiliki koleksi La Dacha, sebuah vila mewah di California, AS dan resor ski di Pegunungan Alpen Prancis.Â
Oleg Tinkov juga diketahui memiliki pesawat Dassault Falcon 7X, meskipun semua pesawat Rusia sekarang dilarang masuk wilayah udara Inggris dan Eropa.
Tinkov pun menarik perhatian publik ketika menjadi salah satu dari segelintir orang super kaya Rusia yang angkat bicara tentang perang.
"Orang-orang yang tidak bersalah sedang kesusahan di Ukraina sekarang, setiap hari, ini tidak terpikirkan dan tidak dapat diterima! Negara seharusnya mengeluarkan uang untuk mengobati seseorang, untuk penelitian untuk mengalahkan kanker, dan bukan untuk perang," ujar Tinkov.
Advertisement