Ukraina Minta Dukungan Indonesia: Merdeka atau Mati!

Pemerintah Ukraina terus menggalang dukungan dari berbagai negara di dunia, salah satunya Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 14:30 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memonitor wilayah Donetsk yang dilanda perang, 6 Desember 2021. (Ukrainian Presidential Press Office via AP, File)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memonitor wilayah Donetsk yang dilanda perang, 6 Desember 2021. (Ukrainian Presidential Press Office via AP, File)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Ukraina terus menggalang dukungan dari berbagai negara di dunia, salah satunya Indonesia. Pemerintah Ukraina melalui surat yang dikeluarkan Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta meminta dukungan dari pemerintah dan rakyat Indonesia dalam melawan Rusia.

"Bangsa Indonesia! Anda adalah bangsa yang kuat dan gagah, Anda adalah pejuang kebenaran dan kebebasan, Anda adalah tulang punggung perdamaian dan keadilan di negara Anda yang bebas dan demokratis," kata pernyataan tertulis yang dikeluarkan Kedubes Ukraina seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/3/2022).

"Rakyat Indonesia, keadaan saat ini sungguh berat dan menyakitkan bagi kami. Oleh karena itu, kami menunggu dukungan Anda. Kami berharap dapat mendengar suara Anda yang lantang dan berani dalam membela kami," kata pernyataan itu.

Dalam pernyataan itu, pemerintah Ukraina menyerukan agar Indonesia bersama negara-negara lain di dunia mempertahankan sistem keamanan global dan prinsip hidup berdampingan secara damai serta prinsip pembangunan yang telah dipelihara dengan seksama oleh dunia pascatragedi Perang Dunia II.

"Kita tidak punya hak untuk tetap membisu. Jika terus begitu, maka kita tidak akan memiliki hari esok. Rakyat Indonesia, dukunglah kami. Merdeka atau mati!," demikian isi pernyataan tertulis yang disampaikan Kedubes Ukraina di Jakarta.

 


Perang Rusia-Ukraina Ganggu Ekspor dan Impor Indonesia

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Perang Rusia-Ukraina akan mengganggu kinerja ekspor dan impor Indonesia terutama dengan kedua negara yang tengah bertikai tersebut.

"Beberapa komoditas inflasi yang menjadi komoditas ekspor atau impor kita ke Rusia dan Ukraina ini akan terpengaruh," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Setianto dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Setianto mengatakan, terganggunya kinerja ekspor dan impor ini karena ada sejumlah komoditas suplai maupun permintaan dari Indonesia dan dua negara yang tengah berkonflik tersebut. Sehingga dalam skema perdagangan internasional akan terganggu.

Sehingga akan ada beberapa komoditas kelompok inflasi inti yang terganggu. "Dari perdagangan luar negeri yang berdampak langsung ke beberapa komoditas inflasi," kata dia.

Namun Setianto belum bisa membeberkan jenis komoditas ekspor-impor yang akan mengalami gangguan. "Sebeerapa besar dampaknya saya tidak bisa memberikan jawaban, nanti pas rilis kinerja ekspor-impor atau rilis inflasi bulan depan akan disampaikan," katanya.


Invasi

Rusia Bombardir Kota Terbesar Kedua di Ukraina
Pandangan umum menunjukkan balai kota Kharkiv yang rusak dan hancur akibat penembakan pasukan Rusia pada 1 Maret 2022. Alun-alun pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia -- menghantam gedung pemerintahan lokal -- kata gubernur Oleg Sinegubov. (Sergey BOBOK / AFP)

Sejak Kamis 24 Februari 2022 lalu Rusia terus menyerang Ukraina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 500 ribu pengungsi telah meninggalkan Ukraina. Mereka telah melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga.

Dilansir dari Reuters, Senin (28/2), Kementerian Kesehatan Ukraina menyebut 352 warga sipil ikut tewas akibat penyerangan membabi buta tersebut. Lebih menyedihkan manakala 14 di antara korban tewas adalah anak-anak. Bahkan Ibu Kota Kiev telah menjadi kacau.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya