PUPR Diminta Menko Luhut Segera Bangun Irigasi dan Infrastruktur Food Estate di Kementan

Menko mengatakan, ketersediaan infrastruktur yang baik maka secara tidak langsung akan berdampak baik pada peningkatan produksi.

oleh stella maris diperbarui 18 Mar 2022, 19:24 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 19:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait Uji Coba Protokol Kesehatan pada Sektor Industri Esensial dan Domestik bersama sejumlah menteri, kepala daerah, dan elemen terkait secara virtual di Jakarta, Rabu (18/08/2021).

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka membantu proses produksi yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian pada lahan food estate di Kalimantan Tengah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta Kementerian PUPR untuk ambil tindakan. 

Luhut menegaskan bahwa ada sekitar 16.643 ha dari total 60,778 ha lahan yang belum teririgasi dengan baik.

"Kalau kita bisa bikin yang 60 ribu itu pak dan kemudian hasilnya bisa 6 ton, wah ini baik sekali untuk rakyat, Pak. Ini kan juga legecy buat kita bahwa selama ini kita kerja, lho. Yang penting jalan, Pak. Karena itu hari ini kita pastikan yang 16 ribu itu jadi. Makanya PUPR bantu Kementan, segera bangun irigasinya agar petani bisa menanam," ujar Luhat dalam Rapat Koordinasi Food Estate Kalimantan Tengah di Kantor Kementan, Jumat (18/3).

Menko mengatakan, ketersediaan infrastruktur yang baik maka secara tidak langsung akan berdampak baik pada peningkatan produksi. Misalnya dari yang tadinya hanya 3 ton bisa bertambah menjadi 4 ton, lalu bertambah lagi jadi 5 ton bahkan meningkat jadi 7 ton.

"Kalau sudah ada infrastruktur dan irigasi, Pak, kita tinggal berupaya meningkatkan produktivitasnya saja. Misalnya dari 3 ton bertambah jadi 4 ton dan kemudian 5 ton dan seterusnya. Jadi tolong Pak dari PUPR ikuti saja apa yang dikerjakan Kementan karena mereka yang tanam," katanya.

Senada, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kendala pelaksanaan eksentifikasi lahan sejauh ini terletak pada curah hujan yang sangat tinggi serta belum terpenuhinya irigasi dan drainase yang berpengaruh pada jalanya pembuangan air di lahan.

"Makanya pak, ada 16 ribu lahan di tahun 2021 yang harus kita perbaiki. Kalau yang 30 ribu di tahun 2020 kan sudah oke. Semua tergantung pada irigasi pak. Jadi sekali lagi yang eksentifikasi di Blok A Dadahup harus kita kerjakan segera pak," katanya.

Mentan menambahkan, produksi padi memang menjadi program prioritas selama 2 tahun ini. Terbukti, meski Indonesia menerjang badai pandemi yang sangat dahsyat, sektor pertanian tetap tumbuh dengan baik.

"Dalam 2 tahun ini kami konsentrasikan kerja kami pada ketahanan pangan, Pak, khususnya padi. 2 tahun ini yang lain turun dan hanya pertanian yang tumbuh bapak. Ekapor kita naik terus bapak bahkan sampai Rp625,04 triliun atau naik 38,68%. NTP kita selama dua tahun ini juga tumbuh bahkan tembus 108,83. Ini hanya terjadi jaman orde baru, Pak. Itulah kerja kita semua pakai data," tutupnya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya