Rupiah Ditutup Melemah Tipis, Imbas Pengetatan Kebijakan The Fed

Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini ditutup melemah tipis

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2022, 16:50 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 16:50 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menunjukkan uang rupiah di penukaran uang, Jakarta, Senin (9/11/2020). ). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini ditutup melemah tipis dipengaruhi sentimen pengetatan kebijakan moneter The Fed.

Rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi 14.365 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.362 per dolar AS.

"Pelaku pasar masih fokus pada kebijakan moneter The Fed yang hawkish," tulis Tim Riset Monex Investindo seperti dikutip dari Antara, Senin (11/4/2022).

Prospek pengetatan bank sentral yang lebih agresif untuk mengekang inflasi yang melonjak telah memicu minat investor terhadap aset aman dolar AS.

The Fed sudah bersiap menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan terbuka untuk kenaikan sebesar 50 basis poin pada akhir bulan ini.

 


Jendral Perang Baru AS

Ilustrasi uang rupiah
Ilustrasi uang rupiah. (Gambar oleh Mohamad Trilaksono dari Pixabay)

Sementara itu kekhawatiran pasar bertambah karena Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menunjuk Jenderal Angkatan Darat Alexander Dvornikov sebagai komandan baru serangan Rusia ke Ukraina. Hal ini dinilai akan memicu ketegangan yang terjadi akan terus berlangsung.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.387 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.363 per dolar AS hingga 14.387 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi 14.370 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.365 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya