Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pendapatan negara per kuartal I-2022 mencapai Rp 501 triliun. Capaian ini naik 32 persen dari pendapatan negara di tahun 2021 lalu.
“Hingga akhir Maret 2022 pendapatan negara mencapai Rp 501 triliun atau naik 32 persen dibandingkan tahun lalu," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Rabu (20/4).
Baca Juga
Dari sisi pajak, kas negara terisi Rp 3222,5 triliun, lebih tinggi dari pencapaian bulan Februari sebesar Rp 199,4 triliun. Secara tahunan meningkat 41,4 persen dari tahun lalu sebesar Rp 228 triliun.
Advertisement
Pos pendapatan dari kepabean dan cukai terkumpul Rp 79,3 triliun. Naik signifikan, 27,3 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 62,3 triliun.
Realisasi penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 99,1 triliun. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu sebesar Rp 88,6 triliun, atau tumbuh 11,8 persen. Sedangkan sisi belanja akan terus dioptimalkan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi, seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19.
“Belanja negara masih perlu dipacu lagi. Belanja negara total mengalami kontraksi 6,2 persen, bahkan untuk belanja pemerintah pusat kontraksinya 10,3 persen, belanja K/L bahkan kontraksinya lebih dalam lagi. Ini artinya para Kementerian dan Lembaga perlu untuk memacu dari sisi rencana belanja mereka,” sambung Sri Mulyani.
Untuk realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), hingga akhir Maret 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 2 persen yaitu Rp 176,5 triliun. Penyaluran TKDD sampai dengan 31 Maret 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, yaitu Rp 173 triliun.
“Jadi bagaimana kondisi APBN kita pada akhir Maret ini, karena banyak yang kemudian orang sering kemudian membuat statement mengenai kondisi APBN dan utang. Coba kita lihat, realisasi sampai dengan akhir Maret 2022 keseimbangan primer kita bahkan surplus Rp94,7 triliun. Ini suatu prestasi yang luar biasa karena tahun lalu defisit Rp65,3 triliun, artinya pembalikan 245 persen membalik secara cepat dan kuat,” papar Sri Mulyani.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keseimbangan APBN
Demikian juga dari sisi total keseimbangan APBN. Sri Mulyani menyebut APBN sampai akhir Maret 2022 masih surplus sebesar Rp 10,3 triliun. Sementara dibandingkan tahun lalu pada bulan Maret 2021 APBN sudah mencatatkan defisitnya sebesar Rp 143,7 triliun.
Dengan kondisi posisi APBN yang surplus, maka pembiayaan utang tercatat mampu turun secara tajam. Hingga dengan akhir Maret 2022, APBN hanya mengeluarkan Rp 139,4 triliun untuk pembiayaan. Pembiayaan utang ini turun tajam sebesar 58,1 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu yakni pembiayaan utang tercatat sebesar Rp 332,8 triliun.
“Surplus dan pembiayaan utang yang merosot tajam menggambarkan bahwa APBN kita mulai pulih kesehatannya, dan ini bagus karena APBN pasti dibutuhkan untuk berbagai macam seperti shock absorber, melindungi masyarakat, membangun infrastruktur, mendukung pendidikan, memperbaiki kesehatan, memperbaiki alutsista. Semuanya itu pasti butuh APBN. Maka APBN harus terus menerus dijaga kesehatannya,” terang Menkeu
Bahkan dengan surplus ini APBN masih punya sisa anggaran lebih Rp 149,7 triliun. APBN akan terus diseimbangkan dalam tiga tujuan yang semuanya sama penting, yaitu menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat, menjaga kesehatan dan pemulihan ekonomi, dan mengembalikan kesehatan APBN.
“Itulah cerita dari APBN kita sampai bulan Maret ini yang tentu kita tidak terlena. Tetap kita jaga karena meskipun hasilnya sangat bagus namun keberadaan risiko masih sangat tinggi,” kata dia.
Advertisement
Belanja Negara Capai Rp 490 T hingga Kuartal I 2022, Sebagian untuk Gaji dan Tunjangan PNS
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, realisasi belanja negara telah mencapai Rp 490,6 triliun hingga kuartal I 2022. Angka ini mencapai 18,1 persen dari pagu yang dianggarkan dalam APBN 2022.
Belanja negara tersebut terdiri dari belanja kementerian/lembaga (KL) sebesar 150 triliun, belanja non K/L 164,2 triliun, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Rp 176,5 triliun dan pembiayaan investasi Rp 15 triliun.
"Bulan Maret ini APBN kita membaik karena dari sisi belanja kita sudah mencapai Rp 490,6 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Rabu (20/4/2022).
Belanja kementerian dan lembaga yang mencapai 150 triliun telah menyerap 15,9 persen dari pagu yang dianggarkan. Belanja KL ini lebih besar terserap untuk gaji dan tunjangan pegawai, pendanaan kegiatan operasional KL, program kegiatan KL untuk pengadaan peralatan atau mesin, jalan, jaringan irigasi dan penyaluran bantuan sosial ke masyarakat.
"Program bantuan sosial dari pemerintah yang mengalami kenaikan dan terlihat semakin nyata pada April ini," kata Sri Mulyani.
Belanja non KL yang mencapai 164,2 triliun tersebut merupakan 16,4 persen dari pagu APBN. Dari pos anggaran ini banyak digunakan untuk penyaluran subsidi energi dan pembayaran pensiun atau jaminan kesehatan PNS.
Pos anggaran TKKD sebesar Rp 176,5 triliun telah menyerap 22,9 triliun terhadap APBN. Penyaluran ini terutama didukung kepatuhan daerah dalam menyampaikan syarat salur yang lebih baik dan penyaluran dana BOS reguler tahun anggaran 2022 tahap I.
Sementara itu pembiayaan investasi sampai bulan April telah mencapai Rp 15 triliun. Investasi ini disalurkan melalui BLU LMAN sebesar Rp 10 triliun, program FLPP sebesar Rp 4 triliun dan BLU LDKPI sebesar Rp 1 triliun.
"APBN akan terus menopang pemulihan ekonomi nasional dan mendukung program penangan Covid-19, terutama dengan membelanjakan dan membiayai kegiatan yang jadi prioritas pembangunan kita," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
THR PNS Sedot APBN Rp 34,3 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut besaran alokasi anggaran untuk tunjangan hari raya (THR) bagi aparatur negara atau PNS. Jika ditotal, besarannya mencapai Rp 34,3 Triliun.
Sri Mulyani menyebut, angka-angka itu dibagi kepada tiga kategori sumber dana. Ujungnya tetap berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2022.
"Kebijakan pemberian THR pada dasarnya telah ditampung dalam APBN TA 2022 dimana anggaran untuk penyaluran THR sudah dialokasikan," katanya dalam konferensi pers THR dan Gaji ke 13 bagi Aparatur Negara, Sabtu (16/4/2022).
Rinciannya, melalui anggaran Kementerian/Lembaga dengan total sekitar Rp 10,3 triliun untuk ASN pusat, tni, polri. Kemudian, Dana Alokasi Umum (DAU) sekitar Rp 15,0 triliun untuk ASN daerah (PNSD dan PPPK) dan dapat ditambahkan dari APBD TA 2022 sesuai kemampuan fiskal masing-masing pemerintah daerah dan sesuai ketentian yang berlaku. Serta, alokasi Bendahara Umum Negara sekitar Rp 9,0 triliun untuk pensiunan.
Jumlah ini akan diberikan kepada lebih dari 7 juta aparatur negara dan pensiunan. Sri Mulyani juga menyebut jumlahnya.
Rinciannya, terdiri dari aparatur negara di pemerintah pusat sebanyak 1,8 juta pegawai, aparatur negara di pemerintah daerah sebanyak 3,7 juta pegawai, serta pensiunan 3,3 juta.
Advertisement