Lewat e-Smart Kemenperin, 14.025 IKM Sudah Go Digital

Program E-smart IKM yang dikembangkan oleh Dirjen IKMA Kementerian menjadi pintu masuk bagi IKM untuk onboarding ke platform digital.

oleh Tira Santia diperbarui 20 Jun 2022, 14:47 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 14:45 WIB
Dirjen Industri Kecil Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, menjelaskan program E-smart IKM dalam  FMB9 dengan topik “BBI, Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM”, Senin (20/6/2022).
Dirjen Industri Kecil Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, menjelaskan program E-smart IKM dalam FMB9 dengan topik “BBI, Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM”, Senin (20/6/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah melatih 22.515 Industri Kecil Menengah (IKM) melalui program e-smart IKM, agar para pelaku IKM menguasai teknologi e-business. Tercatat dari pelatihan tersebut 14.025 IKM sudah on boarding ke platform digital.

Dirjen Industri Kecil Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menjelaskan, program E-smart IKM sebetulnya telah berlangsung sejak 2017. Melalui program tersebut, Kemenperin membantu para IKM agar mampu mengelola pemasaran hingga sistem pembukuan secara digital.

“Nah ini yang sudah di IKM yang sudah masuk ke literasi digital itu sejumlah 22.515 IKM dan yang sudah boarding sekitar 14.025 IKM dengan kita menggandeng beberapa marketplace yang ada,” kata Reni dalam FMB9 dengan topik “BBI, Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM”, Senin (20/6/2022).

Program E-smart IKM yang dikembangkan oleh Dirjen IKMA ini dijadikan pintu masuk bagi IKM untuk onboarding. Hal itu dilakukan, supaya Kemenperin mudah mengumpulkan, dan mengelola data IKM-IKM yang ada di Indonesia.

“Jadi untuk kami melakukan pembinaan untuk kami menjamin kualitas, produksinya termasuk fasilitas yang ada di kementerian perindustrian syaratnya adalah IKM tersebut harus ada di data e-smart IKM kami,” jelasnya.

Sebab e-smart IKM ini sesuai dengan program making Indonesia 4.0, salah satunya adalah pemberdayaan supaya IKM melek teknologi, dan agar IKM mampu menyajikan produknya secara digital.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tinggal Produksi Sesuai Kebutuhan Pasar

Dirjen Industri Kecil Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, menjelaskan program E-smart IKM dalam  FMB9 dengan topik “BBI, Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM”, Senin (20/6/2022).
Dirjen Industri Kecil Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, menjelaskan program E-smart IKM dalam FMB9 dengan topik “BBI, Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM”, Senin (20/6/2022).

Lebih lanjut, Kemenperin mencatat jumlah unit dari Sabang sampai Merauke ada 4,4 juta unit usaha, dibagi menjadi 10.500 sentra-sentra IKM. Maka, Kemenperin efektif melakukan pemberdayaan dan pembinaan itu melalui sentra.

“Sentra ini adalah kumpulan dari minimal 5 IKM sejenis ataupun dia mempunyai proses produksi sejenis. Jadi, untuk pembinaannya kami pasti menyelesaikan permasalahan yang ada kalau di IKM pasti awalnya teknologi, teknologi masih sangat sederhana,” ujarnya.

Ketika permasalahan teknologi telah teratasi, tinggal bagaimana IKM mampu menghasilkan barang sesuai dengan pasar. Melalui gerakan nasional bangga buatan Indonesia sebenarnya pasarnya sudah ada. Pemerintah juga sudah menghimbau K/L untuk belanja produk lokal.

“Jadi, kebijakan afirmatif ini harus kami sikapi dengan membina IKM nya supaya memenuhi (pasar). Nah, memang tantangan besar adalah bagaimana pasar yang sudah tercipta ini kita harus tingkatkan,” pungkasnya.

 

Kemenperin Ajak 28 IKM Lampung Unjuk Gigi ke Kota Kasablanka

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita (kanan) memperhatikan berbagai produk industri kecil dan menengah (IKM) Provinsi Lampung yang difasilitasi tampil pada ajang pameran di Mal Kota Kasablanka
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita (kanan) memperhatikan berbagai produk industri kecil dan menengah (IKM) Provinsi Lampung yang difasilitasi tampil pada ajang pameran di Mal Kota Kasablanka, Jakarta. (Dok Kemenperin)

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memboyong Industri Kecil dan Menengah (IKM) Provinsi Lampung untuk mempromosikan produk unggulannya melalui pameran offline di pusat perbelanjaan ternama di Ibu Kota. Langkah ini merupakan implementasikan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Dalam kegiatan ini, tema yang diambil adalah Lagawi Fest – Satu Bumi Juta Karya, Lampung Bangga Wirausaha Industri.

“Program ini merupakan komitmen Kemenperin untuk terus menyediakan wadah bagi pelaku industri Lampung dalam berinovasi menjadi industri yang lebih maju, namun tetap mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Jumat (3/6/2022).

Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menjadi movement manager Gernas BBI Lagawi Fest yang rangkaiannya telah digelar sejak 17 Maret lalu.

Sebelumnya, Kemenperin telah melakukan kurasi untuk mendapatkan 30 pelaku IKM terpilih yang berhak menjalani pendampingan bisnis intensif untuk menaikkan jumlah unit artisan Indonesia (UMKM/IKM), sekaligus menciptakan nilai tambah bagi produsen dan konsumen agar semakin banyak produk Tanah Air yang berkualitas.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, selain pendampingan bisnis intensif, Kemenperin juga memfasilitasi pelaku IKM terpilih tersebut untuk memamerkan produknya di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, selama lima hari, pada 1-5 Juni 2022.

“Sebanyak 28 pelaku IKM Lampung dari kategori fesyen, makanan dan minuman, serta kerajinan yang produknya akan dipamerkan di Jakarta. Kemenperin menyiapkan booth dan akomodasi untuk IKM terkurasi ini, selain itu OVO juga memberikan dukungan dalam bentuk cashback selama pameran bagi konsumen yang membeli produk 28 IKM tersebut,” paparnya.

Coaching 1 On 1

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita (kanan) memperhatikan berbagai produk industri kecil dan menengah (IKM) Provinsi Lampung yang difasilitasi tampil pada ajang pameran di Mal Kota Kasablanka
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita (kanan) memperhatikan berbagai produk industri kecil dan menengah (IKM) Provinsi Lampung yang difasilitasi tampil pada ajang pameran di Mal Kota Kasablanka

Reni menyampaikan, Lampung sangat terkenal dengan kopi yang diolah dengan sangat baik oleh IKM Rizky Kopi 49 dan Jums Coffee. Lalu terdapat produk minuman olahan rimpang dan hasil pertanian seperti produk Gendhis Ayu Jahe, Madu Hutan Al Ghozi, dan Madu Suhita.

Di kategori makanan, terdapat aneka olahan makanan ringan Dapur Way Kanan, Bibik Kuweh, Pisang Goreng Beku Shamiya, Rumah Kalkun, Cemilan Anugrah 3, Rafins Snack, Panda Alami, Askha Jaya, Darsa Keripik Buah Lampung, Keripik Asya, dan Sandi Jaya Mandiri.

Berikutnya, kategori fesyen, menampilkan kain batik Lampung didesain dengan sangat elegan menjadi pakaian oleh Yasmin Wiwid, Adanan Batik Lampung dan Elfira Collection. Sedangkan, dalam kategori kerajinan dapat ditemukan kerajinan asli Lampung yang dibuat oleh Littlemonq, Lampung Ethnica, Alyn Tapis, Craftina, Bunqee Craft and Fashion, Mutiara Collection, dan Tapis Jejama.

“IKM tersebut telah menjalani coaching 1 on 1 dengan tim ahli dan pendampingan oleh Ditjen IKMA. Diharapkan mereka semakin bisa mengembangkan kualitas produksi dan pemasarannya, sehingga semakin banyak digemari oleh konsumen,” tutur Reni.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya