Liputan6.com, Jakarta PT Gunung Raja Paksi Tbk. mengekspor  3.800 metrik ton baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru. Nilai dari ekspor tersebut mencapai USD 4 juta.Â
"Secara simbolik melepas ekspor struktural Steel yang digunakan untuk pembangunan rumah sakit di kota Dunedin, Selandia Baru. Total ekspor kali ini sebanyak 3.800 Metrik ton dengan nilai transaksi sekitar USD 4 juta," kata Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, saat pelepasan ekspor Baja di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga
Dia menjelaskan, Gunung Raja Paksi merupakan salah satu perusahaan baja terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton per tahun. Perjalanan Gunung Raja Paksi setelah melewati 50 tahun bersama-sama berkembang dengan Indonesia, merupakan bukti komitmen yang kuat terhadap pengembangan industri baja nasional.
Advertisement
Saat ini GRP didukung oleh total 5.000 karyawan. Sejak tahun 2019 yang lalu GRP telah menjadi perusahaan publik, dan bertransformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang profesional.
"Untuk diketahui pada saat ini seluruh jajaran komisaris dan Direksi PT Gunung Raja Paksi adalah murni profesional, sehingga tidak ada lagi anggota keluarga yang menjadi member of commissioner ataupun direksi, ini membuktikan wujud dan niat dari keluarga pendiri untuk menjadikan perusahaan yang kompeten yang profesional di bidang industri baja," katanya.
Adapun pada tahun 2021, produksi baja GRP 95 persen di pasarkan domestik, sisanya 5 persen di pasarkan ke luar negeri atau ekspor. Pihaknya pun menargetkan menambah porsi ekspor menjadi 20 persen.
"Tahun ini kami menargetkan porsi ekspor menjadi meningkat menjadi 20 persen dengan estimasi angka ekspor menjadi sekitar USD 70 juta," ujarnya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekspor Gunung Raja Paksi
Ternyata ekspor GRP sudah merambah ke banyak negara, diantaranya ke Australia, New Zealand, Malaysia, Kanada dan Amerika Serikat. Hal itu merupakan capaian yang luar biasa, artinya produk Indonesia khususnya baja telah diakui kualitasnya di pasar internasional.
"Hal ini tentu membuat kami sangat bersyukur sekaligus bangga bahwa produk baja Indonesia khususnya telah diakui kualitasnya di pasar internasional. Tentu saja dimungkinkan atas dukungan dan fasilitasi dari Kementerian Perdagangan. Untuk itu Sekali lagi kami berterima kasih atas dukungan fasilitasi dan bimbingan dari Kementerian Perdagangan selama ini," ujarnya.
Terkait kualitas, dia menyampaikan bahwa produk-produk baja yang GRP hasilkan telah memenuhi berbagai sertifikasi internasional diantaranya adalah sertifikasi deklarasi produk lingkungan berdasarkan internasional standar online cycle assessment atau setara dengan standar ISOÂ 14040Â tahun dan ISOÂ 14.044Â di tahun 2006.
"Tadi sempet bincang dengan pak menteri perdagangan, bahwa betul di Australia dan New Zealand itu standar kualitas yang sangat ketat, dan alhamdulillah kami bisa menembus pasar itu dengan memenuhi standar kualitas yang mereka syaratkan, dan ini juga salah satu tambahan lagi adalah kami juga memperoleh sertifikasi infrastructure sustainability council Australia," pungkasnya.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mendag Zulkifli Hasan Lepas Ekspor 3.800 Metrik ton Baja ke Selandia Baru
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pelepasan ekspor 3.800 metrik ton baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru, hasil produksi PT Gunung Raja Paksi, Tbk. di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
"Saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi pada pimpinan PT Gunung Raja Paksi Tbk beserta jajarannya yang terus bekerja keras meningkatkan ekspor produk baja Indonesia dan menjadi salah satu produsen baja terbesar nasional dan eksportir yang membanggakan," kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag menyebut, industri besi dan baja dikenal dengan sebutan mother of industries atau ibunya industri, karena produksinya digunakan untuk mendorong perkembangan industri lainnya.
Tercatat impor produk besi dan baja dunia pada tahun 2021 sebesar USD 623,68 miliar, dan pertumbuhannya untuk periode 2017 – 2021 sebesar 3,51 persen. Amerika Serikat, RRT, Jerman, Italia dan Turki merupakan 5 besar negara dengan kebutuhan impor baja terbesar.
"Indonesia saat ini merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada tahun 2021 dengan pangsa 3,37 persen. Tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah yang terbesar diantara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3 persen. Selamat kepada kita semua atas capaian ini," ujarnya.
Selanjutnya, pada tahun 2021 nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia mencapai nilai USD 21,4 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 90,2 persen dari nilai tahun 2020 sebesar USD 11,2 miliar.
Pada Periode Jan-Mei 2022, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia sudah mencapai USD 12,5 miliar, yang berarti nilai ini lebih tinggi 80,2 persen dari nilai di periode yang sama tahun sebelumnya yaitu USD 6,9 miliar.
"Pertumbuhan yang sangat signifikan ini merupakan bukti keberhasilan kebijakan hilirasasi industri baja dan baja yang ditetapkan oleh pemerintah," ucapnya.