Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN Indonesia) mengapresiasi utang luar negeri Indonesia terus menyusut, disamping negara-negara lain yang justru menambah utangnya.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Fiskal dan Publik Suryadi Sasmita, dalam MYEO Day 2: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga
“Kita sangat luar biasa, dimana utang luar negeri kita menyusut. Kalau kita melihat dimana-mana negara terus menambah utangnya, kita bisa menyusut. Dan asing itu lebih mengecil, ini berita cukup baik kita bisa mengendalikan,” kata Suryadi.
Advertisement
Mengutip paparan Suryadi, utang Indonesia tembus Rp 7.000 triliun, namun porsi asing semakin menyusut. Berdasarkan jenisnya, utang Pemerintah didominasi oleh instrumen SBN yang mencapai 87,88 persen dari seluruh komposisi utang per akhir Februari 2022, atau sebesar Rp 6.164,2 triliun.
Sementara, berdasarkan mata uang, utang Indonesia didominasi oleh rupiah yakni 70,07 persen. Porsi kepemilikan SBN oleh investor asing terus menurun sejak tahun 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir tahun 2021 yang mencapai 19,05 persen, dan per 15 Maret 2022 mencapai 18,15 persen.
Lebih lanjut, Suryadi mengatakan Indonesia di tahun 1998 dan Indonesia tahun 2022 adalah Indonesia yang berbeda. Indonesia sekarang lebih kuat dengan fundamental ekonominya yang kokoh.
“Indonesia 1998 dan 2022 berbeda sekali. Indonesia sekarang berada ditempat fundamental ekonominya yang kokoh,” ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perkembangan Ekonomi
Hal itu terlihat dari perkembangan ekonomi, dari sisi ritel sekarang sudah kembali hampir normal, begitupun dengan sektor pariwisata. Oleh sebab itu Pemerintah Indonesia perlu konsentrasi, fokus terhadap ekonomi kerakyatan, dan membantu UMKM.
“Ini yang terpenting karena UMKM kita 1998 terkokoh, dan pandemi ini yang terkena dampaknya. Oleh sebab itu, kami dari KADIN Indonesia menghimbau kepada semua pengusaha besar untuk turut campur tangan membantu Pemerintah meningkatkan UMKM digerakkan,” ujarnya.
Saat ini KADIN dan APINDO beserta seluruh 125 asosiasi lainnya, sekarang sedang fokus membantu UMKM agar ekspor, meningkatkan produk UMKM, membantu para koperasi, membantu produk dalam negeri di ritel-ritel agar menekan jumlah impor.
“Kita jangan banyak impor, gunakan produk dalam negeri. Ini KADIN Indonesia punya program yang cukup besar yang akan kita realisasikan dalam waktu singkat. TEntu perlu ada kerjasama dengan pemerintah terutama Menteri Keuangan. Rencana KADIN Indonesia pengusaha besar profitnya 1-2 persen kita keluarkan untuk membantu ekonomi kerakyatan,” pungkasnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pengusaha Bangga, Ekonomi Indonesia Kini Terbaik di Dunia
Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin Indonesia) menyebut ekonomi Indonesia terbaik di dunia. Pasalnya, dilihat dari segi pendapatan negara dari segi pajak yang mencapai target tahun 2021 lalu.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Fiskal dan Publik Suryadi Sasmita, dalam MYEO Day 2: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi, Rabu (3/8/2022).
“Kalau kita melihat tentang ekonomi ini bisa kita buktikan dengan satu kenyataan bahwa ekonomi Indonesia ini itu terbaik Kalau menurut saya di kita di dunia. Kita melihat dari segi pendapatan negara, pajak kita tahun lalu itu bisa mencapai di atas 100 persen, ini menandakan bahwa ekonomi kita tuh cukup baik,” kata Suryadi.
Dalam paparannya, realisasi pendapatan negara 2021 mencapai Rp 2.003 triliun atau 114,9 persen dari target APBN 2021. Dari penerimaan pajak RP 1.277,5 triliun yakni 103,9 persen dari APBN, Kepabeanan dan cukai Rp 269 triliun (125,1 persen terhadap APBN), dan penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp 425 triliun (151,6 persen terhadap APBN).
Selain itu, Kadin juga melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibanding negara-negara lain. Meskipun ekonomi Indonesia secara makro masih belum bisa kembali seperti sedia kala, namun pendapatan negara Indonesia lebih baik lantaran didorong dengan ekspor komoditas seperti batubara, CPO, Nikel, dan Timah.
“Ini telah menunjang perekonomian secara nasional. Pendapatan ekspor dan impor kita ini pun kita mendapatkan surplus yang cukup besar di tahun ini, saya berpikir juga tahun depan pun masih bisa tetap maju. Sekalipun harganya sedikit turun tetapi permintaan akan masih tetap banyak,” ujarnya.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 tercatat tumbuh 5,01 persen secara year on year. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia jelas cukup besar.
“Kalau kita bandingkan secara year on year masih bisa di atas 5 persen, ini akan sampai akhir tahun pun tetap masih akan mencapai diatas 5 persen. Kalau kita lihat dari negara-negara lain seperti China hanya 4,8 persen, Singapura 3,4 persen, Korea Selatan 3,7 persen, bahkan Amerika hanya 4,29 persen , Jerman 4 persen . Jadi kita nih adalah yang terbaik di antara beberapa negara,” katanya.
Menurutnya, perekonomian Indonesia bisa tumbuh karena memiliki pegangan komoditas ekspor yang mumpuni. Terdapat lima komoditas ekspor yang melonjaknya cukup baik, yaitu batubara, bauksit, timah, minyak sawit, dan nikel.
“Kita punya pegangan kita untuk tahun ini dan tahun depan, bahwa lima komoditas ini yang melonjaknya cukup baik sehingga masih bisa mempertahankan kita punya devisa, cadangan devisa kita masih bisa dipertahanin,” pungkasnya.
Advertisement