Liputan6.com, Jakarta Tak terasa sudah berlangsung sebulan lebih sejak Pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM jenis pertalite, pertamax dan solar yang dijual PT Pertamina di awal September 2022. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini untuk mengantisipasi lonjakan harga minyak.
Diketahui, secara kompak semua SPBU milik PT Pertamina menaikkan harga BBMÂ Pertalite, Pertamax dan Solar dengan besaran bervariasi.
Baca Juga
Adapun harga BBM yang mengalami kenaikan, yaitu Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar menjadi Rp 6.800 per liter dan harga Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter.
Advertisement
Sebelumnya, masih ada operator SPBU Vivo harga BBM nya tetap, tak lama kemudian SPBU Vivo menyusul menaikkan harga jual BBM miliknya.
Berikut daftar harga BBM terbaru yang dijual 32perusahaan penyalur BBM yaitu Pertamina dan Shell, dikutip dari laman resmi Pertamina dan shell, Sabtu (15/10/2022).Â
Pertalite: Rp 10.000 per liter (seluruh Indonesia)
Biosolar: Rp 6.800 per liter (seluruh Indonesia)
Pertamax:
- Rp 13.900 per liter (Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 14.200 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
- Rp 14.500 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu)
Pertamina Dex:
- Rp 17.400 per liter (Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 17.750 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat)
- Rp 18.100 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu)
Dexlite:
- Rp 17.800 per liter (Nanggroe Aceh Darussalam, FTZ Sabang, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 18.100 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
- Rp 18.400 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu)
Pertamax Turbo:
- Rp 14.950 per liter (Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 15.250 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
- Rp 15.550 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu).
Â
Â
Shell
Sementara harga BBM Shell mengalami penurunan harga dibanding akhir September, berikut rinciannya:
- Harga BBM Shell Vpower Rp  14.840 per liter sebelumnya Rp16.130 - Rp 16.470 per liter
- Harga BBM Shell Super Rp 14.150 per liter, sebelumnya Rp 15.420Â per liter
- Harga BBM Shell V-Power Diesel Rp 18.450 per liter (naik dibanding akhir September Rp 18.310Â per liter)
- Harga BBM Shell V-power Nitro+ Rp 15.230 per liter (turun dibanding akhir September Rp 16.510 per liter).
Advertisement
Harga BBM Pertamax Turun, Pertalite Bakal Ikutan?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut ada kemungkinan turunnya harga Pertalite. Syaratnya, jika harga minyak dunia mengalami penurunan yang signifikan.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga Pertamax dari Rp 14.500 per liter menjadi Rp 13.900 per liter. Ini disebut karena adanya penurunan harga minyak dunia yang terjadi beberapa waktu belakangan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkap kemungkinan Pertalite juga bisa ikut turun. Namun, berbeda dengan Pertamax, menurutnya Pertalite tidak bisa serta merta turun harga mengikuti mekanisme pasar.
Alasannya, Pertalite masuk dalam kategori Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Dengan kata lain, ada peran subsidi pemerintah dalam penentuan harganya.
"Pertalite kan JBKP, artinya nurunkan subsidi. Kalau JBU (Jenis BBM Umum/Pertamax) kan itu perusahaan itu sendiri, (sama seperti) swasta karena berhubungan langsung dengan harga minyak dunia," kata dia saat ditemui di Hotel Borobudur, Selasa (4/20/2022).
Dia mengungkap, harga Pertalite saat ini berada di bawah harga keekonomian. Sama halnya dengan harga yang berlaku untuk Solar. Diketahui, Pertalite dibanderol Rp 10.000 per liter, dan Solar dipatok Rp 6.800 per liter.
"Kalau pertalite itu kan harganya memang subsidi, dan di bawah harga keekonomian, masih jauh dari harga keekonomiannya," ujarnya.
Jika harga minyak dunia terus mengalami penurunan, ada kemungkinan harga BBM subsidi pun ikut turun. Kendati, dia tidak mengungkap patokan harga minyak dunia yang bisa mempengaruhi penurunan harga Pertalite ataupun Solar subsidi.
"Kalau harga minyak (dunia) turun banget bisa saja (BBM Subsidi turun)," ungkapnya.
Harga Pertamax Turun Per 1 Oktober 2022
PT Pertamina Patra Niaga sebagai anak usaha Pertamina di sektor hilir menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax. Penurunan harga BBM Pertamax sebesar menjadi Rp 13.900 per liter dari sebelumnya Rp 14.500 per liter dan berlaku efektif mulai 1 Oktober 2022.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menejlaskan, harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.
"Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya. Berdasarkan perhitungan, pada periode September lalu untuk produk Gasoline (bensin) yakni Pertamax Series mengalami penyesuaian turun harga," kata Irto dalam keterangannya, Sabtu (1/10/2022).
Advertisement