Liputan6.com, Jakarta Program restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai mampu menjaga kelangsungan bisnis usaha di Indonesia, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Program restrukturisasi kredit tersebut akan segera berakhir pada Maret 2023.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai beberapa sektor usaha cenderung lebih lambat pulih akibat dampak pandemi, seperti akomodasi dan restoran, sehingga perpanjangan program restrukturisasi kredit kemungkinan masih dibutuhkan.
Advertisement
“Tentu dengan perpanjangan insentif restrukturisasi ini dapat menjaga kelangsungan bisnis usaha, khususnya UMKM,” jelas Josua di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Di sisi lain, dia mengatakan meski pulih lebih lambat dibandingkan bisnis lainnya, dari sisi sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB) kedua sektor tersebut sudah kembali ke level pra-pandemi COVID-19.
Menurut OJK, Kredit perbankan pada Agustus 2022 tumbuh relatif stabil 10,62 persen year on year (yoy) dan secara month to month (mtm) nominal kredit perbankan juga tumbuh sebesar Rp 20,13 triliun menjadi Rp 6.179,5 triliun. Pertumbuhan kredit ini salah satunya ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19 persen yoy.
Josua mengatakan pihaknya juga menyambut positif jika OJK membedakan perpanjangan relaksasi kredit berdasarkan sektoral, geografis dan kemampuan kredit, sehingga insentif yang diberikan tepat sasaran dan bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan demikian, kami menilai langkah OJK untuk menyeleksi region ataupun skala usaha yang dapat diberikan insentif perpanjangan restrukturisasi sudah tepat, sehingga sasaran insentif restrukturisasi tersebut dapat lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae memberikan sinyal kuat untuk memperpanjang program restrukturiasi kredit yang akan berakhir pada Maret 2023. Perpanjangan diberikan untuk sektor usaha yang belum pulih dari dampak pandemi.
Menurut data OJK per Agustus 2022, restrukturisasi kredit kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp 16,77 triliun menjadi Rp 543,45 triliun dengan jumlah nasabah turun menjadi 2,88 juta dari sebelumnya 2,94 juta nasabah pada juli 2022.
Dengan perkembangan tersebut, nilai kredit restrukturisasi COVID-19 dan jumlah nasabahnya masing-masing telah turun 34,56 persen dan 57,90 persen.
Indonesia dan Kanada Kerja Sama Gempur Pasar AS dengan UMKM
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Internasional, UKM dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng, bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Pertemuan ini sebagai rangkaian kunjungannya ke ASEAN.
Dalam pertemuan ini, Menko Airlangga Hartarto menyampaikan besarnya potensi kerja sama Indonesia dengan Kanada dari sisi investasi dan perdagangan yang belum sepenuhnya direalisasikan. Kanada memiliki pasar terbuka sehingga terdapat potensi Indonesia memasuki pasar Amerika Serikat melalui Kanada.
Menko Airlangga juga menyinggung kerjasama ekonomi dengan Kanada tidak semestinya sebatas pada perdagangan komoditas yang sudah berlangsung selama ini, tetapi harus berorientasi ke masa depan.
Menteri Mary menyatakan bahwa Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) menjadi prioritas utama pemerintah Kanada. Struktur CEPA akan memudahkan dunia usaha Kanada untuk berinvestasi, melakukan ekspor, dan berusaha di Indonesia.
Saat ini, perundingan ICA-CEPA sudah berjalan 2 putaran dengan baik dan diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu cepat. Dalam merumuskan ICA-CEPA, Kanada akan lebih fleksibel namun mengharapkan pula agar perjanjian bersifat future-looking sehingga dapat menjaga daya saing yang tinggi.
Menurut Menteri Mary, untuk meningkatkan kemitraan strategis dengan ASEAN, Kanada berpandangan kemitraan dengan Indonesia menjadi sangat penting karena besarnya peran strategis Indonesia di ASEAN. Pemerintah Kanada berharap agar Indonesia dapat menjadi entry point Kanada ke ASEAN.
Lebih lanjut, Menteri Mary mengabarkan dalam satu pekan kedepan, Canadian Commercial Cooperation (CCC) akan melakukan penandatangan MoU G-to-G dalam rangka memfasilitasi transaksi G-to-G. Kanada berupaya melakukan scaling up atau ekspansi UMKM dengan memasuki pasar Amerika Serikat, karena populasi dan pasar di Kanada relatif kecil.
Menteri Mary membandingkan populasi Indonesia dan potensi UMKM Indonesia untuk bermitra dengan UMKM Kanada sangat besar, sehingga dapat bersama-sama melakukan scaling up ke pasar Amerika Serikat.
Advertisement
Pengembangan Semi Konduktor
Kanada merupakan pengembang artificial intelligence (AI) dan pemrograman semi konduktor terbesar di dunia serta memiliki program pendidikan dan pelatihan dalam bidang tersebut. Menko Airlangga meminta Kanada terbuka untuk bekerja sama dalam meningkatkan kapasitas talent Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan semi konduktor.
Menurut Menko Airlangga, Indonesia telah menyiapkan Nongsa Digital Park di Batam dan KEK Singosari Malang dengan infrastruktur yang sudah memadai untuk mengembangkan digital talent. Selain itu, Menko Airlangga menyinggung tersedianya studio animasi dan studio alam di kawasan Nongsa seperti halnya studio film di Vancouver.
Menteri Mary menjelaskan Kanada memiliki populasi Muslim yang cukup besar, sehingga terdapat potensi people-to-people exchanges pada sektor pendidikan. Sebagai upaya meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia ke Kanada, Kedutaan Besar Kanada telah menyelenggarakan Study Fair di beberapa kota di Indonesia untuk mempromosikan pendidikan di Kanada serta proses imigrasi ke Kanada.