4 Program BRI yang Sukses Berdayakan Ekonomi Masyarakat Nusa Tenggara Timur

Berbagai program pemberdayaan BRI dirancang untuk memperkuat perekonomian nasional dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di penjuru Indonesia

oleh Gilar Ramdhani pada 03 Nov 2022, 18:36 WIB
Diperbarui 03 Nov 2022, 18:31 WIB
4 Program BRI yang Sukses Berdayakan Ekonomi Masyarakat Nusa Tenggara Timur
Ilustrasi Mantri BRI.

Liputan6.com, Kupang Dalam menjalankan strategi perluasan bisnis, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tetap mengacu pada basis ekonomi kerakyatan. Hal ini sesuai dengan nilai yang diusung perseroan yakni berkontribusi dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia.

Oleh karena itu, BRI senantiasa merancang berbagai program pemberdayaan yang dapat memperkuat perekonomian nasional dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di penjuru Indonesia, termasuk di daerah Nusa Tenggara Timur.

1. AgenBRILink

Program pemberdayaan BRI yang dampaknya sangat terasa di masyarakat adalah keagenan atau yang biasa disebut Agen BRILink. Alias, salah satu AgenBRILink yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) bercerita alasan Ia bergabung menjadi AgenBRILink karena ingin membantu masyarakat yang membutuhkan layanan jasa keuangan.

“Sebelum ada AgenBRILink, masyarakat yang memerlukan layanan perbankan harus datang ke Labuan Bajo yang memakan waktu sekitar dua jam dan berbiaya mahal,” ujarnya yang menjadi AgenBRILink sejak tiga tahun terakhir.

4 Program BRI yang Sukses Berdayakan Ekonomi Masyarakat Nusa Tenggara Timur
Ilustrasi AgenBRILink.

Ia mengungkapkan, masyarakat sangat terbantu dengan perannya sebagai AgenBRILink. Selain menjadi AgenBRILink, Alias juga memanfaatkan pinjaman KUR BRI sebagai modal untuk berjualan di toko dan berdagang souvenir khas Pulau Komodo.

“Dengan menjadi AgenBRILink, saya dapat membantu masyarakat di Pulau Komodo untuk mendapatkan layanan perbankan dengan lebih mudah,” ujar Alias penuh semangat.

2. Program Pojok Mantri Desa

Selanjutnya, ada Program Pojok Mantri Desa (PMD) yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Labuan Bajo dengan Mantri BRI Hepy Nur Yuliani sebagai penanggungjawab. Kehadiran PMD mampu memetakan potensi yang ada di wilayah tersebut dengan karakteristik masyarakatnya.

Setiap warga yang ingin mengurus administrasi Kartu Tanda Penduduk (KTP), izin usaha maupun surat lainnya akan bertemu dengan Mantri BRI. Jadi, nasabah tidak harus ke kantor kelurahan untuk mengajukan pinjaman maupun simpanan karena dapat menghubungi Mantri BRI pada kontak yang tersedia di kelurahan.

3. Klaster Usaha Binaan

4 Program BRI yang Sukses Berdayakan Ekonomi Masyarakat Nusa Tenggara Timur
Ilustrasi Mantri BRI.

Program pemberdayaan BRI juga menyentuh kelompok usaha oleh-oleh industri abon ikan dengan Indomase sebagai ketua kluster usaha binaan Indolatifa.

Seperti diketahui, Abon ikan menjadi produk makanan ringan khas Labuan Bajo. Indomase sendiri merupakan nasabah KUR BRI yang mendapatkan plafon Rp.75 juta dari BRI Unit Labuan Bajo.

Indomase merupakan seorang ibu yang menjadi perintis usaha makanan ringan di Labuan Bajo. Ia mengajak para perempuan di sekitarnya untuk membentuk klaster usaha yang memproses pembuatan camilan, tak hanya olahan abon ikan, tapi juga kue kacang, stik kelor dan lainnya.

“BRI telah membantu saya mengembangkan usaha dan saya bisa bermanfaat untuk masyarakat di Batu Cermin,” ujar Indomase.

Selain itu, untuk program kluster usaha binaan ada Pengrajin Patung Komodo yang diketuai Saeh. Dia pun merupakan nasabah KUR BRI dengan akses plafon permodalan Rp50 juta dari BRI Unit Labuan Bajo.

Saeh merupakan generasi ketiga dari keluarga pemahat handycraft asli Pulau Komodo. Saeh mengajak warga di sekitar Pulau Komodo hingga berjumlah 17 anggota untuk membentuk kelompok pembuatan patung dari bahan kayu waru.

4. Pasarkan Produk UMKM Lewat BRI Cafe

Salah satu upaya yang dilakukan oleh BRI Labuan Bajo dalam mendukung pengrajin patung Komodo adalah dengan memasarkan hasil produksi Saeh dan kelompok usahanya di BRI Café, serta melibatkan Saeh di pameran BRI. Saeh pun berharap BRI terus membantu lebih banyak pengrajin dalam penyediaan modal, juga memfasilitasi pemasaran produk.

“BRI membantu saya mengembangkan usaha melalui KUR BRI sehingga saya bisa melalui masa pandemi saat sektor pariwisata terpuruk,” ujar Saeh.

BRI Café tersebut merupakan sinergi yang terjalin antara BRI dan Pegadaian sebagai bagian dari Holding UMi. Di BRI Café terdapat money changer BRI dan The Gade Coffee & Gold dari Pegadaian. BRI Café juga menyediakan spot untuk pemasaran produk UMKM yaitu dengan memajang beberapa cinderamata dan oleh-oleh khas Pulau Komodo dan Labuan Bajo.

Ke depan, BRI  akan terus berupaya memperkuat program-program tersebut sebagai penopang pertumbuhan BRI yang berkelanjutan. Dengan demikian, sustainability pertumbuhan bisnis BRI terjaga dan semakin kuat.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya