Liputan6.com, Jakarta - Anwar Ibrahim resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, setelah dilantik di Istana Negara Malaysia pada Kamis (24/11) waktu setempat. Dalam konferensi pers setelah pengangkatannya, Anwar Ibrahim menyatakan bahwa prioritasnya setelah resmi menjadi perdana menteri adalah memulihkan ekonomi Malaysia.
"Saya bersyukur bahwa hari ini dan sebelum ini, situasi dan kepercayaan investor telah berubah. Ringgit menguat dan pasar saham dihidupkan kembali," kata Anwar Ibrahim, dikutip dari Malay Mail, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga
"Sekarang mari kita fokus pada ekonomi dan melakukan apa pun untuk menghidupkan kembali sehingga kesejahteraan rakyat, khususnya yang miskin dan terpinggirkan akan terlindungi," ujarnya.
Advertisement
Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, Anwar juga mengungkapkan menolak menerima gaji sebagai PM.Â
"Saya telah mengumumkan bahwa langkah pertama untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat, sehingga mereka tidak melihat menteri dan pemimpin, terlepas dari partai, terlepas dari keyakinan, semuanya sebagai mereka yang hanya memikirkan gaji, kepentingan, kontrak, saham," bebernya.
"Oleh karena itu, saya memilih untuk menolak gaji seorang perdana menteri," ungkap Anwar.
Seperti diketahui, dilantiknya Anwar Ibrahim sebagai PM mengakhiri hari-hari ketidakpastian menyusul hasil pemilihan Malaysia 19 November 2022 yang memunculkan parlemen gantung di negara itu.
Setelah dilantik menjadi PM Malaysia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyampaikan ucapan selamat kepada Anwar Ibrahim.
Ucapan itu disampaikan Jokowi dalam sambungan teleponnya kepada PM Malaysia ke-10. Momen tersebut terekam dalam sebuah unggahan video di akun Instagram Anwar Ibrahim.Â
"Pemerintah atas nama seluruh rakyat Indonesia saya ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya yang mulia sebagai perdana menteri yang ke-10 Malaysia," kata Jokowi yang suaranya terdengar dari handphone Anwar Ibrahim, dikutip Jumat (24/11/2022).
Dilantik jadi PM Malaysia, Intip Kekayaan Anwar Ibrahim
Pada awal November 2022, Anwar Ibrahim telah melakukan pelaporan asetnya, sebagai bagian dari penunjukkan transparansi kandidat pemilihan umum.
Melansir Malay Mail, ketua Pakatan Harapan itu mengantongi aset senilai sekitar 11,2 juta ringgit atau sekitar R 39 miliar. Dari kekayaan bersihnya, Anwar Ibrahim memiliki 828.667 ringgit atau Rp 2,8 miliar dalam bentuk tunai dan investasi.
Harta Anwar Ibrahim lainnya termasuk 4 properti senilai 10,4 juta ringgit (Rp 26,2 miliar) yang mencakup sebuah rumah di wilayah Segambut, dan sebuah Seberang Perai Tengah, Bentong di Pahang, dan Pasar Panjang di Port Dickson.
Sebagai anggota parlemen Parlemen, gaji pokoknya adalah 21.755.69 ringgit atau sekitar Rp 75,7 juta.
Adapun istri dari Anwar Ibrahim yakni Wan Azizah Wan Ismail yang juga melaporkan kekayaannya sebesar 1,4 juta ringgit atau Rp 4,8 miliar, yang mencakup tabungan senilai 1 juta ringgit dan 4 unit kendaraan pribadi.Â
Advertisement
Profil Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim menjadi salah satu politikus asal Malaysia yang cukup terkenal terutama dalam dunia politik.
Pria kelahiran 10 Agustus 1947 dari Penang, Malaysia. Nama Lengkapnya adalah Datuk Seri Anwar bin Ibrahim.
Anwar Ibrahim telah melaksanakan pendidikannya seperti pada 1960 di mana ia pernah belajar di Maktab Melayu Kuala Kangsar. Ia juga belajar di Universitas Malaya pada 1967.
Dalam dunia perguruan tinggi, Anwar bahkan menjabat sebagai Presiden Kesatuan Bahasa Melayu pada 1968. Anwar juga sempat memimpin protes menentang Perang Vietnam serta demonstrasi mengenai masalah sosial dalam negeri mulai dari kemiskinan, korupsi, dan juga nasib kaum marginal.
Anwar Ibrahim adalah politikus Malaysia dan telah berkarier sudah bertahun-tahun dalam dunia tersebut. Ia pernah menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri Malaysia pada 1993-1998.
Di awal kariernya, Anwar juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia pada 1991-1998. Â
Deretan Jabatan
Berikut di bawah ini adalah beberapa jabatan yang pernah Anwar Ibrahim pimpin dalam karier politiknya:
1. Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (1983)
2. Menteri Pertanian (1984)
3. Menteri Pendidikan (1986-1991)
4. Menteri Keuangan (1991-1998)
5. Wakil Perdana Menteri (1993-1998)
6. Pemimpin Partai Oposisi
7. Pemimpin Justice Party (kadilan) of Malaysia    Â
Advertisement