Liputan6.com, Jakarta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya bersama HIPMI Jaksel melangsungkan kick off dari rangkaian acara seminar bertema Let’s Grow Big With IPO.
Ketua Bidang II BPD HIPMI Jaya Andrew De Bratakusumah mengatakan, acara ini bisa menjadi wadah kepada para anggota HIPMI untuk lebih mengenal apa itu Initial Public Offering (IPO) yang masih terlihat sebagai sesuatu yang belum banyak dikenal.
Baca Juga
“IPO ini masih menjadi hal besar di Indonesia , sebetulnya IPO ini biasa-biasa saja, karena IPO ini harus menjadi sebuah standarisasi,” kata Andrew saat pidato pembukanya di Goodrich Suites, ARTOTEL, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Advertisement
Selain itu, Muhammad Assad selaku Ketua Umum HIPMI Jaksel menambahkan, IPO sejatinya bertujuan tidak hanya untuk mendulang modal usaha bagi perusahaan yang melantai di bursa.
Namun, banyak manfaat lain yang lebih luar biasa yaitu kredibilitas dari perusahaan itu sendiri yang akan menjadi lebih memiliki reputasi di mata publik.
“Mungkin tujuan dari beberapa emiten melakukan IPO adalah ingin mendapatkan uang. Tapi, ada juga yang melepas saham di bursa tujuannya ingin ada supervisi, baik itu dari IDX, baik itu dari OJK dan segala macam agar perusahaanya lebih profesional. Jadi golnya tidak hanya uang,” jelas Assad.
Mereka berdua berharap, apa yang disampaikan dalam seminar HIPMI Jaya hari ini dapat membuka wawasan baru terkait IPO. Dia pun ingin ke depan, perusahaan-perusahaan para anggota HIPMI mempunyai nilai lebih.
Literasi Keuangan
Tidak hanya untuk perusahaan itu sendiri, tetapi juga untuk segenap stakeholder di dalam ekosistem yang terkait.
“Jadi setelah acara ini, teman-teman akan lebih open minded tentang IPO dan banyak literasi keuangan yang kita dapatkan. Karena IPO bukan hanya tentang bursa jualan selesai, karena masih banyak hal yang harus kita jaga di mata publik dan semua stake holder kita,” kata Assad.
Sebagai informasi, pada gelaran kick off Let’s Grow Big With IPO, HIPMI Jakarta Selatan didapuk menjadi ketua acaranya.
Pada acara kick off kali ini, terdapat empat narasumber, yaitu Alan Fatih selaku Partnership Coordinator IDX Incubator. Selanjutnya A. Effendi Irawan dari PT. Elit Sukses Sekuritas, kemudianSathya Pras dari PT Tradenologi Indonesia dan terakhir adalah Riky Boy H. Permata selaku Co-Founder & Direktur PT Trimegah Karya Pratama, Tbk.
Advertisement
Mengenal Apa Itu Book Building saat IPO
Memasuki akhir 2022, proses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) makin ramai. Ada sekitar 11 calon emiten yang jalani proses IPO.
Dari 11 perusahaan tersebut, enam perusahaan sudah selesaikan masa penawaran. Bahkan enam perusahaan tersebut akan mencatatkan saham perdana bersamaan pada 8 November 2022. Enam calon emiten itu antara lain PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), PT Jayamas Media Industri Tbk (OMED), PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk.
Sementara itu, empat perusahaan masih masa penawaran yaitu PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP), PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA), PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR), dan PT Puri Sentul Permai Tbk (KTDN). Selain itu, PT Tecno9 Indonesia Tbk (NINE) masih book building atau masa penawaran awal.
Bicara mengenai book building,kali ini Trivia Saham membahas mengenai book building dalam IPO.
Mengutip laman Ajaib.co.id, book building istilah dalam e-ipo. Book building merujuk pada penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go public. Book bulding tersebut menjadi kesempatan bagi calon investor karena harga saham perdana yang ditawarkan oleh calon emiten masih berupa rentang harga.
Pada masa book building, calon investor dapat memesan saham perdana dengan menentukan harga saham sesuai keinginan.
Namun, hal itu masih dalam rentang harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Calon emiten dan underwriter menjadikan minat investor pada masa book building sebagai dasar penentuan harga penawaran perdana.
Korelasi dengan Antusiasme Masyarakat
Harga saham perdana umumnya memiliki korelasi positif dengan antusiasme masyarakat saat book building. Hal ini berarti bila minat masyarakat cukup tinggi pada masa book building, harga saham perdana yang ditawarkan juga akan tinggi.
Demikian sebaliknya, harga saham perdana bisa rendah jika minat masyarakat saat book building juga rendah. Sedangkan masa book building berlangsung 7-21 hari kerja.
Jika seorang calon investor hendak memesan saham yang ditawarkan saat book building, harus memenuhi jumlah minimal pemesanan. Dengan demikian, calon investor tersebut harus menyiapkan dana yang cukup untuk memenuhi batas jumlah minimal.
Di sisi lain, calon investor juga sebaiknya mempertimbangkan potensi permintaan yang tinggi dan jumlah lembar saham terbatas selama masa book building.
Calon investor baru bisa mengetahui jumlah slot saham yang dipesannya setelah masa book building selesai. Kemudian calon investor bisa menyiapkan dana sesuai dengan jumlah slot yang berhasil didapatnya. Penjatahan slot saham ini dilakukan oleh penerbit atau perusahaan yang melakukan IPO. Bila tertinggal atau tidak mendapatkan jatah pada masa book building, maka calon investor bisa menunggu sampai masa pooling dibuka.
Calon investor perlu memperhatikan harga pesanan dalam masa book building. Jika memesan di bawah harga pembentukan, maka pesanan calon investor akan dibatalkan (dropped) oleh sistem e-IPO secara otomatis.
Advertisement