Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mendapat penghargaan sebagai menteri pilihan tahun ini atau Minister of the Year. Alasannya, karena program transformasi BUMN yang dijalankan oleh Erick Thohir.
Diketahui, sejak 2019, Erick Thohir membawa semangat transformasi bisnis di perusahaan pelat merah. Seiring berjalannya waktu, langkah perbaikan model bisnis BUMN pun terjadi.
Baca Juga
Atas kinerjanya ini, Erick diganjar penghargaan Minister of the Year dari CNBC Indonesia. Baginya, penghargaan ini merupakan bentuk kerja keras para manajemen BUMN.
Advertisement
"Terima kasih Pak Chairul Tanjung (Chairman CT Corp) dan CNBC Indonesia yang mempercayakan penghargaan ini kepada saya. Tentu ini hasil kerja para direksi dan komisaris, tidak mungkin hasil ini tercapai tanpa kinerja mereka dan tentu para Wamen saya dan tim di Kementerian BUMN yang sudah benar-benar menjaga transformasi BUMN," ujar Erick dalam keterangannya, Selasa (13/12/2022).
Di tahun ketiga dia menjabat Menteri BUMN, transformasi yang digadangnya disebut terus mengalami peningkatan positif. Bahkan, prosesnya sudah mencpaai 80 persen. Targetnya, transformasi rampung di 2023.
"Tidak mungkin revenue dan aset kita naik tanpa people dan sistem yang baik kita lakukan. Bagaimana tiga tahun terakhir, selama covid-19, kita berkontribusi Rp 1.198 triliun atau Rp 68 triliun lebih tinggi daripada sebelum covid-19," ungkap dia.
Erick mengatakan Kementerian BUMN untuk pertamakali juga telah meluncurkan laporan keuangan BUMN secara konsolidasi. Hasilnya, laba BUMN yang pada tahun lalu sebesar Rp 124,7 triliun kini sudah mencapai Rp 155 triliun hingga kuartal III 2022.
"Tantangannya bisa tidak berkelanjutan, kadang-kadang Indonesia kalau sudah bagus, ganti manajemen, kepemimpinan berubah lagi, oleh karena itu saya minta tetap fokus pada people dan system," lanjutnya.
Â
Pangkas Jumlah Perusahaan
Erick menyampaikan BUMN juga mencatat peningkatan jumlah kepemimpinan perempuan, dengan target sebanyak 25 persen kepemimpinan strategis BUMN diisi oleh perempuan pada 2023. Tak hanya itu, ia juga terus meningkatkan efisiensi organisasi dan keuangan dan mengurang jumlah perusahaan, dari 108 perusahaan, menjadi 41 perusahaan dan terus diefisienkan pada tahun depan.
"Dulu, dari 108 perusahaan hanya 11 perusahaan yang menyumbang dividen untuk negara. Kini, dari 41 perusahaan ada 20 perusahaan yang turut menyumbang dividen," sambung pria kelahiran Jakarta tersebut.
Artinya, Erick sampaikan, transformasi BUMN mulai membuahkan hasil. Dengan keuangan serta organisasi BUMN yang lebih kuat dan sehat, BUMN bisa berperan lebih optimal sebagai tulang punggung ekosistem ekonomi nasional.
"Kini, meskipun transformasi BUMN belum mencapai 100 persen, Alhamdulillah BUMN telah berhasil membuka hingga 45 juta lapangan kerja bagi masyarakat melalui program-program yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat," ucap dia.
Erick memaparkan BRI melalui program KUR berhasil membuka kesempatan kerja bagi 32,7 juta pekerja UMKM, PNM melalui program Mekaar, berhasil menciptakan 13 juta kesempatan kerja bagi ibupreneur dari keluarga pra-sejahtera, Program Makmur berhasil membina hingga 160 ribu petani Indonesia agar lebih optimal dalam produksi dan profitnya.
Â
Advertisement
Peluang
Bagi Erick, BUMN yang kuat dan sehat bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi, menarik gerbong kesejahteraan rakyat Indonesia tanpa ada satupun yang tertinggal. Inklusif, adil, dan merata. Terlebih, lanjut Erick, Indonesia belum lama ini menyelenggarakan KTT G20.
"Momentumnya mungkin sudah lewat, namun banyak kesempatan yang bisa kita ciptakan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dan itu tidak boleh dilewatkan begitu saja," ujarnya.
Mantan Presiden Inter Milan itu menyebut penting bagi Indonesia menciptakan ekosistem ekonomi sendiri yang berdaulat dan berdaya. Dia tak ingin Indonesia sekadar menjadi pengikut dari ekosistem ekonomi bangsa lain.
Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, dan juga sebagai kekuatan ekonomi yang sedang bangkit di Asia, Indonesia harus mampu mengoptimalkan peluang dan potensi demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Â
Pentingnya SDM
Erick menyampaikan, kebesaran Indonesia sebagai bangsa bukan hanya terletak pada potensi sumber daya alam, tetapi yang lebih penting lagi adalah sumber daya manusia. Hal ini merupakan aset paling berharga yang tidak akan pernah habis jika mampu membentuk kultur, mempertajam penguasaan ilmu, dan pengetahuan, serta skill yang dibutuhkan di Abad 21 ini.
"Dengan demikian sumber daya yang melimpah ini akan mampu kita olah dan kita bisa menjadi tuan di negeri sendiri," ungkap Erick.
Erick menjadikan momentum G20 sebagai faktor pendorong agar Indonesia bisa terus membina sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan SDM dan knowledge based economy. Dia tidak ingin kesempatan Indonesia memimpin Presidensi G20 berhenti sebagai bentuk seremonial belaka.
Ke depannya, dia katakan, melalui jaringan yang terbentuk pada momentum G20, BUMN akan terus mendorong program yang dapat berdampak pada kualitas kesejahteraan rakyat Indonesia. Selain mewujudkan visi tersebut, tidak kalah penting bagi Indonesia untuk terus peka dalam membaca iklim sosial politik dan ekonomi di tanah air.
"Penting bagi para pemimpin bangsa untuk mengedepankan empati dalam membaca kebutuhan masyarakat. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik yang rentan terhadap perubahan iklim sosial dan ekonomi masyarakat," sambung Erick.
Advertisement