Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa industri otomotif terus mencatatkan kinerja yang memuaskan.
Industri ini pun menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.Â
Hal itu disampaikan Airlangga melalui sebuah unggahan foto saat ia melakukan peninjauan bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk melihat perkembangan pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang, Selasa (27/12/2022).
Advertisement
"Meneruskan tren pemulihan dan mampu tumbuh hingga mencapai 10,26 persen pada kuartal ketiga 2022, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja langsung dalam jumlah yang cukup besar," tulis Airlangga pada unggahan di akun Instagramnya @airlanggahartarto_official, dikutip Rabu (28/12/2022).Â
Dia melanjutnya, bahwa transformasi zaman tengah berlangsung, dan semakin massif. Maka dari itu, penting untuk masyarakat mampu segera beradaptasi.
"Transformasi ini antara lain ditandai dengan digitalisasi, penggunaan energi baru dan terbarukan, serta ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan," beber Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas penggunaan fasilitas latest VR technology untuk dapat mendukung pengembangan industri manufaktur di PT HMMI.Â
"Saya juga berterimakasih atas keterlibatan PT HMMI yang telah mendukung pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia melalui penyediaan mobil listrik," katanya.Â
Dalam kunjungan ke pabrik PT HMMI seluas 77,7 hektar itu, Airlangga juga berkesempatan melakukan test drive salah satu mobil listrik keluaran Hyundai yaitu Ioniq Prime Xtend Black.
ÂÂÂView this post on Instagram
Subsidi Rp 5 Triliun Siap Diguyur, Harga Mobil Listrik Lebih Murah!
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan saat ini Pemerintah sedang menyiapkan dana sebesar Rp 5 triliun untuk subsidi mobil listrik, motor listrik dan bus listrik.
"Ini sedang bicara dengan Bu Menteri Keuangan nilainya Rp 5 triliun, nanti dibagi motor berapa, mobil berapa. Bus kita akan pertimbangkan juga," kata Airlangga dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, dikutip Rabu (288/12/2022).
Dia menegaskan, dana Rp 5 triliun itu akan diberikan untuk pembelian mobil listrik, motor listrik, hingga bus listrik yang diproduksi dalam negeri.
Lebih lanjut,  Airlangga menjelaskan, sebenarnya pemberian insentif kendaraan listrik dilakukan oleh semua negara guna melakukan transisi ke energi bersih.
"Sebetulnya (insentif kendaraan listrik) adalah insentif yang dilakukan oleh semua negara. Karena kunci dari kita adalah energi transisi, Transisi energi, salah satu pengguna terbesar adalah sektor otomotif, dan sektor otomotif ini, semua negara eropa memberikan insentif," ujarnya.
Menurutnya, dalam pemberian insentif tersebut didesain dengan cara caping price yaitu ada penetapan batas harga mobil listrik dan motor listrik. Artinya, tidak memberikan subsidi untuk orang kaya.
"Insentif itu didesain ada caping price atau penetapan batas harga kendaraan. Jadi, Indonesia juga akan mempersiapkan tidak semua mobil listrik, untuk yang kaya diberikan subsidi, tetapi dengan harga tertentu. Ini kebijakannya sedang dievaluasi," jelasnya.
Advertisement
Harga Mobil Listrik
Kemudian, diketahui bersama harga mobil listrik itu lebih mahal 30 persen dibandingkan mobil pada umumnya.
"Kita tahu mobil listrik jauh lebih mahal dibanding mobil biasa, dengan harga 30 persen lebih tinggi. Dengan adanya insentif diharapkan harga kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau," ungkapnya.
Adapun negara kompetitor Indonesia paing dekat adalah Thailand. Sebab, negara tersebut juga memberikan subsidi untuk kendaraan listrik.
Disisi lain, agar mampu menyaingi Thailand, maka Indonesia memerlukan pengembangan pasar kendaraan listrik supaya jumlah mobil listrik itu minimal bisa mencapai 20 persen atau setara 400 ribu unit kendaraan listrik di tahun 2025.