Dibayangi Resesi, Penjualan Alat Berat Diproyeksi Meroket di 2023

Tren penjualan alat berat diproyeksi akan meningkat pada 2023 meski ekonomi dunia dan Indonesia tengah dibayangi resesi.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2023, 19:15 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2023, 19:15 WIB
Intraco Penta Raih Restrukturisasi dari Bank Mandiri
Sebuah alat berat PT Intraco Penta Tbk (INTA) saat mengeruk pasir bebatuan. INTA yang bergerak dalam bidang perdagangan dan penyewaan alat berat dan suku cadang, menandatangani restrukturisasi kepada Bank Mandiri dan mendapat fasilitas baru berupa letter of credit (L/C) untuk PT Intraco Penta Wahana (IPW). (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Tren penjualan alat berat diproyeksi akan meningkat pada 2023. Hal ini meski ekonomi dunia dan Indonesia tengah dibayangi resesi pada tahun ini.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama INTA, Petrus Halim terkait proyeksi penjualan alat berat di tahun ini. Terkait hal ini, INTA pun akan memacu kinerja bisnis pada aspek ini.

Saat ini Perseroan memiliki 4 lini usaha yang telah bersiap melangkah penuh optimisme mendukung pertumbuhan perekonomian Nasional yang terus dalam fase pemulihan.

“Bayang-bayang resisi memang mengancam market global, tetapi kami optimis INTA dapat tumbuh lebih baik di tahun ini. Dengan memperkuat hubungan dengan principal dan fokus dengan pelanggan prioritas, INTA akan berupaya dengan mengoptimalkan seluruh sumber dayanya untuk menghasilkan kinerja yang positif di 2023 ini,” katanya melalui siaran pers, Kamis (26/1/2023).

Sebagai perusahaan penyedia alat berat, alat konstruksi & pendukung, fabrikasi & infrastruktur, dan pembangkit listrik, INTA bertekad akan memperkuat pertumbuhan lini usaha dengan sejumlah strategi yang akan dilakukan sepanjang tahun ini.

Melalui kegiatan National Conference INTA Group yang digelar selama empat hari (15-18 Januari 2023) di Bali, Perseroan telah melakukan komitmen Bersama mulai dari top level hingga supporting team dari seluruh cabang INTA, untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan yaitu Rp1,2 triliun di tahun 2023.

Salah satu agenda yang dibahas yakni strategi untuk tumbuh serta menjadi pemain yang unggul dan kompeten di sektor alat berat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya yang akan dilakukan INTA yakni memaksimalkan usaha perdagangan alat berat LiuGong, Sinotruk, Bobcat, Tata dan Doosan, mendorong penjualan suku cadang dan produk after market Techking Tire dan Undercarriage Kotrack, memperkuat hubungan dengan Principal, meningkatkan Customer Intimacy dan Brand Awareness

 

Kinerja

Paparan publik insidentil PT Intraco Penta Tbk (INTA), Jumat, 19 Agustus 2022 (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik insidentil PT Intraco Penta Tbk (INTA), Jumat, 19 Agustus 2022 (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Petrus mengatakan tahun target kinerja lini usaha INTA akan mendukung pertumbuhan Group yang ditargetkan tumbuh 86 persen dari tahun sebelumnya.

Upaya tersebut selaras juga dengan rencana perubahan lini bisnis PT Intan Baru Prana Tbk (d/h PT Intan Baruprana Finance Tbk. (IBFN) yang akan mengubah lini bisnis menjadi distributor alat pengakut komersial. IBFN diharapkan mampu menjadi kontribusi pertumbuhan INTA di tahun 2023.

“Dengan adanya National Conference ini, kami semakin mantap menjalani 2023 ini dengan keyakinan penuh dapat mencapai growth yang positif. Di momen ini, kami kumpulkan semua leaders dari seluruh cabang di Indonesia untuk bersama-sama menyusun dan berkomitment atas strategi pencapaian target agar INTA Group sehingga tumbuh 86 persen dari tahun sebelumnya”, tutup Petrus.

Permintaan Alat Berat Melonjak, Intraco Penta Akui Kendala Persediaan

Intraco Penta Raih Restrukturisasi dari Bank Mandiri
Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk (INTA) Petrus Halim (tengah), disaksikan GM Corporate Legal Astri Duhita Sari (kiri), Direktur IPW Willianto Febriansa (kedua kiri) dan notaris Fathiah Helmi (kanan), menandatangani naskah kesepakatan restrukturisasi penyelesaian pinjaman / fasilitas kredit Perseroan dan anak perusahaan Perseroan terhadap Bank Mandiri, di Jakarta (3/11/2022). (Liputan6.com)

PT Intraco Penta Tbk (INTA) mengakui ada kendala persediaan atau stock alat berat di tengah permintaan yang sedang tinggi-tingginya. Kondisi itu merupakan buntut dari meroketnya harga komoditas baru-baru ini, sehingga banyak produsen komoditas meningkatkan produksinya.

"Permintaan luar biasa saat ini, sampai ada kendala stok alat berat. Produksi alat berat ketinggalan dengan demand yang saat ini ada. Kita sulit memenuhi permintaan-permintaan customer karena pabrik punya supply yang terbatas meskipun menambah production line-nya," ungkap Direktur Intraco Penta Eddy Rodianto dalam paparan publik insidentil perseroan, Jumat (19/8/2022).

Tingginya permintaan alat berat turut mengerek penjualan perseroan pada semester I 2022. Pada periode tersebut,  perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 18,30 persen yoy menjadi Rp 334,35 miliar. Mayoritas pendapatan usaha INTA di paruh pertama tahun ini disumbangkan oleh penjualan alat-alat berat sebesar Rp 168,14 miliar.

Diikuti oleh penjualan suku cadang sebesar Rp 102,59 miliar. Selain itu, Perseroan juga mencetak pendapatan jasa sebesar Rp 52,61 miliar pada paruh pertama tahun ini. Eddy memandang prospek usaha perseroan pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Khususnya di bidang-bidang industri terkait dengan alat berat seperti peningkatan kebutuhan sektor industri komoditas terhadap alat berat baik batu bara, nikel maupun agribisnis, manufaktur dan infrastruktur serta industri lainnya.

"Ke depan, tantangan yang menjadi fokus utama Perseroan adalah modal kerja yang harus lebih dioptimalkan. Dengan modal kerja yang lebih baik, tentunya Perseroan akan lebih leluasa untuk melakukan ekspansi,” kata dia.

Cari Investor untuk IBFN

Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA), selaku induk usaha dari perusahaan jasa pembiayaan PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) berencana mencari investor baru, sehubungan dengan pencabutan izin usaha entitas anak tersebut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, Petrus Halim mengatakan, investor baru ini juga sehubungan dengan rencana perubahan bisnis baru pasca pencabutan izin usaha.

"Kami pertimbangkan permodalan yang dibutuhkan maupun sinergi yang dibutuhkan atau mungkin ada pengalaman-pengalaman yang spesialisasi yang kami butuhkan, di situlah kami harapkan investor strategis untuk berpartisipasi. Baik dari sisi pengalaman yang kita butuhkan maupun untuk memenuhi kebutuhan modal,” kata dia dalam paparan publik insidentil perseroan, Jumat, 19 Agustus 2022.

Petrus mengatakan, bidang usaha baru entitas anak itu tidak akan jauh dari kompetensi unggulan yang dimiliki grup perseroan, yakni di bidang alat berat. Langkah ini dinilai sebagai strategi yang cukup prudential dengan mempertimbangkan aspek kehati-hatian.

"Apakah itu yang berkaitan dengan alat berat dan jasanya, apakah itu berkaitan dengan penambahan maupun komoditas. Semua sedang kami evaluasi, namun masih sangat tahap awal sehingga belum bisa kami uraikan di sini,” imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya