Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan, mengeluhkan harga beras yang masih tinggi. Meskipun Perum Bulog sudah melakukan impor beras untuk stabilisasi harga, tetap saja kenaikan terus terjadi di pasar.
"Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyatakan kondisi beras saat ini masih stabil tinggi, karena memang ini bermula dari kesalahan Bulog yang tidak melakukan penyerapan di awal tahun lalu," ujar Reynaldi dalam pesan tertulis, Sabtu (4/2/2023).
Baca Juga
Menurut dia, penyerapan beras oleh Bulog masih jadi masalah hingga sekarang. Sehingga itu akan tetap mempengaruhi harga beras di pasaran saat ini.Â
Advertisement
"Walaupun sudah ada impor tetapi tetap juga proses berkurangnya beras di pasaran itu memang jadi persoalan tersendiri itu yang pertama," imbuh dia.Â
Kedua, ia menambahkan, beras sudah dua bulan terakhir mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET), yang di Jawa dipatok Rp 9.450 per kg (medium) dan Rp 12.800 per kg (premium). Pada akhirnya, pemerintah memutuskan untuk impor.Â
"Dan memang tidak bisa dipungkiri tidak bisa dihindari, bahwa beras tetap di atas HET sampai panen raya akan terjadi," sebut Reynaldi.Â
Reynaldi beranggapan, hadirnya beras impor justru turut jadi kendala yang membuat pedagang kesulitan. Oleh karenanya, ia meminta Bulog bersungguh-sungguh mengatasi persoalan beras.
"Fokus saja soal beras tidak usah ngurus yang lain. Walaupun begitu kami tetap mengapresiasi langkah bulog untuk melakukan operasi pengendalian harga sehingga harga tidak melambung tinggi dan stok tetap ada di pasar," tuturnya. Â
"Kami berharap Bulog dapat melaksanakan tugasnya untuk melakukan penyerapan terhadap beras petani di panen raya bulan depan," pungkas Reynaldi.
Buwas Ciduk Beras Oplosan yang Dijual Mahal di Gudang Cipinang
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan sidak ke gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Hasilnya, ia mendapati adanya sejumlah gudang yang diduga menyelewengkan beras milik pemerintah.
Dari kunjungan ke tiga gudang Cipinang, pria yang akrab disapa Buwas ini menemukan dua yang terindikasi melakukan pelanggaran. Salah satunya, beras Bulog yang dioplos dengan merek lain.
"Tadi sudah lihat kan, berasnya sudah di-mix, campur. Semakin saya jalan, semakin banyak saya temukan. Makanya mau saya cek ke laboratorium," kata Buwas.
Temuan lainnya, mantan Kabareskrim ini menciduk adanya upaya pengemasan ulang (repackaging) beras Bulog yang dipindahkan ke karung lain. Sehingga, dari harga jual beras Bulog yang semustinya paling mahal Rp 8.900 per kg bisa dijual hingga Rp 12.000 per kg.
"Kalau curiga boleh dong, karena itu kan ada tumpukan berasnya banyak," ujar Buwas.
Buwas lantas meminta PT Food Station Tjipinang Jaya dan Satgas Pangan untuk ikut mengawasi tindak curang tersebut. Pasalnya, ia tak ingin upayanya dalam menggelontorkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dengan nilai maksimal Rp 8.900 per kg jadi sia-sia gara-gara ada ulah oknum.
"Saya sudah minta ke Food Station sendiri yang mengawasi. Ini kan wilayahnya Food Station yang punya tanggung jawab. Di sisi lain ada Satgas Pangan. Kalau seperti ini yang terjadi, ini akan mubazir kita Operasi Pasar," ungkapnya.
Advertisement
200 Ribu Ton Beras Impor Bulog Masih Terombang-Ambing di Lautan
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, beras impor yang sudah masuk dan berada di gudang Bulog kini baru sekitar 300 ribu ton dari empat negara.
Adapun total beras impor yang didatangkan sebanyak 500 ribu ton. Kedatangannya terbagi dalam dua tahap, yakni 200 ribu ton beras hingga Desember 2022, dan 300 ribu ton beras pada Januari-Februari 2023.
"Jadi kita impor yang sudah masuk 300 ribu ton dari 500 ribu ton, sisanya di lautan atau pelabuhan tunggu bongkar, kendala cuaca," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Tak hanya cuaca, Buwas menyatakan, pemasukan beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan juga turut terkendala kebijakan ekspor dari negara asal.
"Kenapa myanmar belum masuk, karena izin karantina bermasalah. Mayoritas Thailand, Vietnam, beberapa negara sudah tutup keran ekspornya," ungkapnya.
Hambatan Tahun Lalu
Buwas juga menceritakan hambatan kedatangan impor beras pada akhir tahun lalu, yang terganjal birokrasi dari negara eksportir selama masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Karena birokrasi Desember ini pertengahan waktu di negara-negara itu banyak libur karyawan, enggak ada kapal-kapal, nahkoda libur. Nataru ketiga itu cuaca Thailand terjadi kapal terbalik, kapal karam," paparnya.
Namun, Buwas mematok target seluruh beras impor 500 ribu ton itu bisa masuk paling lama 15 Februari 2023. Adapun target itu maju satu hari lebih cepat dari sebelumnya.
"Paling lambat 15 Februari masuk semua. Setelah itu konsentrasi pada panen, serapan dalam negeri," pungkas Budi Waseso.
Advertisement