Berlaku Maret 2023, Bamsoet Minta Penerima Subsidi Motor Listrik Rp 7 Juta Didata

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet memberikan sejumlah usulan terhadap kebijakan insentif atau subsidi motor listrik sebesar Rp 7 juta, yang akan mulai berlaku pada Maret 2023.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 21 Feb 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 18:00 WIB
Yamaha Listrik
Yamaha menunjukkan bahwa mereka juga sudah memiliki line up motor elektrik dengan memamerkan 2 produknya di IIMS 2023 yang salah satunya adalah Yamaha Neos. Motor ini hadir dengan desain yang cenderung neo-classic.

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet memberikan sejumlah usulan terhadap kebijakan insentif atau subsidi motor listrik sebesar Rp 7 juta, yang akan mulai berlaku pada Maret 2023.

Salah satu usulannya, ia meminta pemerintah melakukan pendataan terhadap target konsumen yang layak dan sesuai untuk menerima insentif kendaraan listrik.

"Sehingga diprioritaskan bagi masyarakat yang hendak membeli kendaraan bermotor untuk menunjang mobilitasnya sehari-hari, bukan semata untuk jual-beli kendaraan demi meraup keuntungan pribadi," ujar Bamsoet dalam pernyataan tertulis, Selasa (21/2/2023).

Selain itu, ia juga ingin pemerintah dapat menyusun kebijakan jangka panjang untuk mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air. Caranya, melalui pemberian subsidi/insentif terhadap seluruh pembelian seluruh jenis kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun roda empat atau lebih.

Di sisi lain, ia juga meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mempersiapkan kebutuhan motor listrik dengan matang, untuk mempermudah konsumen.

"Seperti, memastikan kebutuhan baterai yang mencukupi ekosistem kendaraan listrik, dan akses serta daya beli masyarakat untuk mendapatkan baterai tersebut, atau melakukan charge kendaraan. Sehingga kebijakan pemerintah dapat didukung masyarakat dalam implementasinya," tuturnya.

Siapkan Bengkel

Bamsoet pun mendesak pemerintah untuk mempersiapkan tempat atau bengkel reparasi yang memiliki standar dan tersertifikasi untuk mendukung implementasi motor konversi listrik di Tanah Air.

"Sehingga kebijakan pemberian insentif terhadap motor listrik dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat tidak kesulitan untuk melakukan konversi motor listrik yang nanti dimiliki," imbuhnya.

Lebih lanjut, Bamsoet memohon kepada pemerintah, terutama Kementerian ESDM sudah mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dalam menetapkan kebijakan insentif kendaraan listrik tersebut. Untuk realisasin6a pun harus dilakukan pengawasan agar subsidi kendaraan listrik pada Maret 2023 nanti benar-benar mencapai target net zero carbon (NZE) di Indonesia.

"Meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM bersama instansi terkait lainnya agar menyosialisasikan kepada masyarakat prosedur pemberian insentif sepeda motor listrik tersebut, baik untuk konversi maupun kendaraan baru," ungkapnya.

 

Bos IBC Pede Motor Listrik Gesits Bisa Rajai Pasar di Indonesia

Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)
Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)

Sebelumnya, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menaksir motor listrik buatan dalam negeri, Gesits mampu merajai pasar Indonesia. Itu merupakan produkai dari PT Wika Industri Manufaktur.

Diketahui, IBC sebelumnya telah mengakuisisi saham Wika Industri Manufaktur sebanyak 53,93 persen saham. Langkah ini mengacu pada keyakinannya kalau pengembangan motor listrik di Indonesia cukup menjanjikan secara bisnis.

"Kami sudah memiliki mayoritas saham di Wikon Group, dan salah satu hal yang benar-benar didorong sekarang bahwa bisnis ini menjadi nasional champion untuk pengembangan roda dua elektrik di Indonesia," kata dia dalam Rapat Panja Komisi VI DPR RI, Rabu (15/2/2023).

Sebagaimana produk lainnya, dia menegaskan kalau proses produksi Gesits akan mengedepankan bahan-bahan lokal alias tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Menurut catatannya, serapan TKDN Gesits mencapai 47 persen.

"Salah satu yang sangat strategis untuk bisnis ini benar-benar dibangun teknologi dari putra bangsa, dan TKDN-nya paling tinggi, hampir 47 persen. Jadi ini hal yang sangat positif, bukan hanya baterainya saja, tapi dari segi kendataan motornya juga kami push (dorong produksinya)," urainya.

Informasi, di akhir tahun lalu, Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengambil alih sebagian kepemilikan saham PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) di PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), sebagai produsen motor listrik Gesits.

Kerjasama ini, diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian jual-beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) WIMA, yang ditandatangani Direktur Utama WIKON Dwi Johardian dan Direktur Utama IBC, Toto Nugroho yang disaksikan Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansur

Bangun Ekosistem Motor Listrik

Motor Gesits
Motor Gesits terlihat di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/11). Motor Gesits ini akan diproduksi massal di pabrik perakitan yang berada di kawasan industri Wijaya Karya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam sambutannya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan kerjasama ini untuk membangun mata rantai ekosistem dari electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia.

Selain itu, sinergi ini juga merupakan sebuah inisiatif strategis yang disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir terkait ketahanan energi nasional dengan membangun ekosistem baterai dan membangun ekosistem EV di Indonesia.

"Indonesia memiliki target 2024 diharapkan akan ada 2 juta motor listrik di jalanan Indonesia, terlebih dengan biaya operasional motor listrik yang relatif jauh lebih murah dibandingkan motor konvensional," jelas Pahala Mansury, dalam keterangan resminya, Kamis (15/12/2022).

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya