Sri Mulyani: Selama Pandemi, Duit APBN Paling Banyak Mengalir ke BLU Kesehatan

Dengan berperan di garis depan, BLU Rumah Sakit atau BLU Kesehatan paling banyak menerima kucuran dana APBN. Utamanya dalam menangani dan melayani pasien covid-19.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 02 Mar 2023, 11:15 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 11:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rakor Badan Layanan Umum (BLU), di Kementerian Keuangan, Kamis (2/3/2023).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rakor Badan Layanan Umum (BLU), di Kementerian Keuangan, Kamis (2/3/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengisahkan upaya keras pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Ternyata, ada peran Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit dalam penanganan pandemi Covid-19.

Dengan berperan di garis depan, BLU Rumah Sakit paling banyak menerima kucuran dana APBN. Utamanya dalam menangani dan melayani pasien covid-19.

"Jelas BLU Rumah Sakit dia semaunya ada di front line, lini terdepan. Kami keluarkan banyak sekali dari APBN Kita, belanja untuk kesehatan selama pandemi ini dan itu semuanya yang mengelola anggarannya kita alokasikan ke Kemenkes, namun mengalirnya adalah ke BLU RS yang paling banyak," ungkapnya dalam Rakor BLU, di Kementerian Keuangan, Kamis (2/3/2023).

Kendati tidak seluruh dana APBN penanganan pandemi masuk hanya ke BLU sektor kesehatan saja. Menkeu Sri Mulyani mengamini kalau ada pembayaran negara atas penanganan pasien ke rumah sakit lainnya di luar status BLU.

"Memang ada RS yang lain karena yang merawat pasien covid juga tetap dibayar, tapi battle ground-nya dan yang ada di lini depan yang diandalkan adalah BLU kesehatan," sambungnya.

Bendahara negara itu menegaskan dengan peran BLU, Indonesia mampu menangani pandemi dengan singkat. Sehingga, mampu segera bangkit dari dampak pandemi dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.

Peran BLU

Memang, penanganan pandemi jadi satu syarat agar kegiatan ekonomi mampu pulih dan kembali mengarah pada pertumbuhan yang positif. Bahkan, Indonesia didapuk menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar diantaar negara G20 dan ASEAN.

"Itu tak mungkin terjadi kalau tak ada kontribusi BLU yang melakukan adjustment atau penyesuaian yang luar biasa keras dalam masa pandemi ini," tegasnya.

"Jadi saya berterima kasih kepada BLU Kesehatan yang selama 3 tahun ini kerja luar biasa keras dan saya harap ini memanfaatkan anggaran dari pemerintah melalui APBN secara akuntabel," tambah Menkeu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tumbuh Konsisten

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh mengesankan di 2022 yaitu mencapai 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini sangat kuat kuat di tengah perlambatan ekonomi global.

Tingkat pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan 2021 yang tercatat sebesar 3,7 persen. Sedangkan PDB triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) atau tumbuh 0,4 persen (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Alhamdulillah meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Selasa (/2/2023).

Efektivitas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi. Akselerasi program vaksinasi dan pendekatan yang tepat dalam penerapan pembatasan sosial masyarakat yang adaptif secara efektif mengendalikan penularan Covid-19 sekaligus menjaga aktivitas ekonomi untuk dapat pulih lebih cepat.

Berbagai program pemulihan ekonomi melalui Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang didukung oleh kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah memberikan dorongan besar bagi akselerasi pemulihan ekonomi nasional di tahun 2022.

Di tengah eskalasi gejolak global di 2022, peran APBN sebagai shock absorber menjadi demikian krusial. Disrupsi di sisi suplai akibat meningkatnya optimisme perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju yang belum diikuti dengan perbaikan sisi produksi telah menyebabkan naiknya tekanan inflasi.

 


Ancaman Lain

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perang di Ukraina kemudian mengakibatkan gangguan pasokan sehingga harga komoditas, khususnya pangan dan energi, melonjak tajam. Akibatnya, banyak negara menghadapi tekanan inflasi yang sangat tinggi.

Inflasi di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan Eropa, mencatatkan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Transmisi global dampak inflasi tinggi ke domestik dapat ditekan dengan mengoptimalkan fungsi APBN sebagai shock absorber.

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng, penambahan anggaran subsidi dan kompensasi energi, penambahan BLT terkait penyesuaian harga BBM, bantuan subsidi upah, serta penguatan dana transfer ke daerah untuk pengendalian inflasi digulirkan oleh Pemerintah.

Inflasi domestik terkendali pada level yang moderat, hanya 5,5 persen di tahun 2022, sehingga daya beli masyarakat dan keberlanjutan pemulihan ekonomi terjaga.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya