Produksi Air Kemasan Berlebihan, Pencemaran Mikroplastik Tak Bisa Dipulihkan

Menurut juru kampanye lingkungan Hemantha Withanage, kerusakan yang ditimbulkan oleh plastik tidak dapat diperbaiki.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 24 Mar 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2023, 16:00 WIB
Di Amerika, 50 miliar botol air plastik dibeli setiap tahun. Studi tersebut menambahkan bahwa hanya sebanyak 9 persen dari botol plastik yang terjual secara global saat ini yang didaur ulang.
Di Amerika, 50 miliar botol air plastik dibeli setiap tahun. Studi tersebut menambahkan bahwa hanya sebanyak 9 persen dari botol plastik yang terjual secara global saat ini yang didaur ulang. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Menurut juru kampanye lingkungan Hemantha Withanage, kerusakan yang ditimbulkan oleh limbah plastik tidak dapat diperbaiki. Ia pun bersikukuh bahwa pembelian air kemasan plastik harus dikurangi.

“Setelah terfragmentasi menjadi mikroplastik, itu mencemari semua ekosistem termasuk lautan dan udara yang kita hirup, tanpa ada cara untuk memulihkannya." jelasnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/3/2023).

Hal di atas mendasari industri air kemasan yang kian hari semakin jaya, memunculkan emosi para lawannya, aktivis lingkungan.

Bahkan hanya ada 2,3 persen air kemasan yang menggunakan botol kaca atau tidak terbuat dari plastik. Sisanya, menggunakan plastik terlalu banyak.

Di Amerika, 50 miliar botol air plastik dibeli setiap tahun, menurut sebuah laporan. Studi tersebut menambahkan bahwa hanya sebanyak 9 persen dari botol plastik yang terjual secara global saat ini yang didaur ulang.

Namun, ada bantahan dari industri bahwa bahan pembentuk botol plastik saat ini adalah polietilen tereftalat (PET) yang 100 persen dapat didaur ulang. Sementara di Inggris 75 persen botol PET didaur ulang.

Industri ini diperkirakan akan menikmati pendapatan sebesar USD 324,4 miliar (£266 miliar) tahun ini. Angka itu diperkirakan akan melonjak menjadi USD 419,9 miliar pada tahun 2029.

 

Minuman Bersoda

Minuman Bersoda
Ilustrasi Minuman Bersoda Credit: pexels.com/Jim

Namun, lebih dari pada botol plastik air mineral, terjadi peningkatan permintaan untuk minuman bersoda. Ini dikemukakan oleh Simon Oldham, direktur pelaksana merek air kemasan Skotlandia Highland Spring.

"Selama pandemi, air soda khususnya mengalami pertumbuhan yang kuat karena konsumen mencari minuman beralkohol rendah/tanpa alkohol yang membuatnya tetap terhidrasi dan menawarkan keserbagunaan," katanya.

Mr. Oldham menambahkan bahwa keseluruhan peningkatan penjualan air kemasan telah didorong oleh peningkatan kesadaran kesehatan dan kesejahteraan, yang mana konsumen mencari pilihan yang sehat dan alternatif daripada minuman ringan manis dan beralkohol.

Seperti wakil presiden komunikasi International Bottled Water Association Jill Culora berkata, “Bagi banyak negara berkembang secara ekonomi, air kemasan berfungsi sebagai solusi parsial ketika air minum yang aman tidak tersedia.”

 

Penggunaan Air Keran

Sebagai alternatif lain, seperti di Barcelona memikirkan penggunaan air keran untuk meminimalisasi ledakan air kemasan. Sayangnya pasokan air publik itu pun kurang, menurut Cristina Villanueva, seorang profesor riset asosiasi di Institut Kesehatan Global yang berbasis di Barcelona.

Di sisi lain, seperti Israel, lebih dari tiga per empat air minum berasal dari tanaman desalinasi di Pantai Mediterania. Prosesnya dengan menghilangkan klorin menggunakan sistem kendi air yang disebut ‘swril’.

Villanueva juga menegaskan bahwa tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua.

“Anda harus mempertimbangkan apakah itu air kemasan, keran, atau air yang disaring dengan mempertimbangkan masalah spesifik di mana Anda tinggal.” jelasnya.

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya