ARMY BTS Minta Hyundai Mundur dari Proyek PLTU di Kaltara

Dimotori oleh para penggemar K-pop di Indonesia, khususnya ARMY, yang mengetahui supergrup K-pop idolanya telah menjadi brand ambassador mobil listrik Ioniq EV milik Hyundai.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mar 2023, 14:40 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 14:40 WIB
Pemerintah siap mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada acara puncak KTT G20 di Bali. (Dok. Kemenko Marves)
ARMI BTS meminta Hyundai mundur dari perjanjian terbaru dalam membangun PLTU batu bara sebesar 1,1 GW di Kalimantan Utara. (Dok. Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok fans KPop yang tergabung dalam platform daring penggemar KPOP4PLANET dan ARMY (penggemar BTS di Indonesia) menuliskan surat terbuka ke perusahaan otomotif Korea Selatan, Hyundai. Mereka meminta Hyundai mundur dari perjanjian terbaru dengan Adaro dalam membangun PLTU batu bara sebesar 1,1 GW di Kalimantan Utara.

Hyundai sendiri berencana menggunakan alumunium dari smelter Adaro untuk produksi mobilnya, dimana mereka menyatakan smelter tersebut hijau lantaran akan ditenagai oleh PLTA dari sungai Kayan.

Namun, dari perencanaan dan jadwal proyeknya, PLTA tersebut baru akan tersedia pada 2029. Sementara pada tahap pertama, smelter itu akan bergantung pada pemasok listrik berbahan batu bara.

Itu lantas memancing reaksi sejumlah fans KPop dan ARMY BTS, lantaran pada Juli 2021 Hyundai Motor Company mengumumkan komitmennya untuk mencapai netralitas karbon dalam operasi globalnya dan menjadi bagian dari RE100.

Surat terbuka dan petisi yang didorong para penggemar KPop ini merupakan bagian dari kampanye KPOP4PLANET Hyundai, Drop Coal. Terinspirasi dari hit BTS, Mic Drop yang meminta perusahaan untuk mundur dari perjanjian dan mengungkapkan sumber energi produksinya.

Dimotori oleh para penggemar K-pop di Indonesia, khususnya ARMY, yang mengetahui supergrup K-pop idolanya telah menjadi brand ambassador mobil listrik Ioniq EV milik Hyundai.

"Hyundai adalah salah satu merek yang kita pikirkan ketika mendengar kalimat kendaraan ramah lingkungan. Terutama setelah idola kami menjadi representasi dan secara aktif membicarakan merek tersebut," ujar Nurul Sarifah, aktivis KPOP4PLANET yang mengkoordinirkampanye di Indonesia, Selasa (28/3/2023).

"Itulah mengapa kami mendorong Hyundai untuk menjalankan prinsip mereka dan mundur dari proyek yang tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi jugamerugikan masyarakat lokal," tegas Nurul.

 

Bencana Iklim

Sebagai bagian dari kampanye ini, ARMY Indonesia mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait berita yang beredar dengan menandatangani surat terbuka yang akan dikirimkan oleh KPOP4PLANET kepada Executive Chair Hyundai.

Mereka bergandeng tangan dengan KPOP4PLANET melalui kampanye ini untuk mendorong perusahaan mundur dari proyek yang dapat merusak lingkungan.

"Kami telah melihat dan mengalami sendiri dampak dari bencana iklim. Mulai dari banjir, polusi udara, kekeringan, dan banyak lagi. Kami tidak ingin PLTU baru nantinya menambah runtutan panjang bencana ini," kata Sharon, organizer dari BTS ARMY Help Center Indonesia.

Reaksi kekecewaan pun banyak dilontarkan para fans KPop dari idol group lain, yang menunjung tinggi kampanye idola mereka untuk menciptakan kehidupan di bumi yang lebih sehat.

"Saya selalu mengira Hyundai adalah merek yang peduli dengan lingkungan. Tapi saya terkejut dan kecewa ketika melihat berita tersebut," kata Inez, seorang SONE alias penggemar dari Girls’ Generation.

 

Pertimbangkan Kembali

Senada, juru kampanye Market Forces Nabilla Gunawan berharap, Hyundai akan mempertimbangkan kembali. Sehinga kembali ke komitmennya untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan

"Hipokrit bagi Hyundai untuk mengklaim dirinya sebagai pemimpin dalam memasok mobil listrik. Tapi di saat yang bersamaan membeli aluminium yang diproduksi oleh energi kotor. Rencana Hyundai untuk membeli aluminium Adaro yang diproduksi PLTU baru adalah sebuah bencana bagi iklim dan dapat melemahkan komitmen perusahaan untuk mencapai karbon netral di 2045," serunya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya