Menperin: Indonesia Satu-satunya Negara di Dunia jadi Partner Country Hannover Messe Sebanyak 3 Kali

Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah tiga kali menjadi Official Partner Country Hannover Messe, dan dua kali menjadi partner country dalam dalam tiga tahun berturut-turut.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Apr 2023, 11:15 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2023, 11:15 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jerman
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jerman. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah tiga kali menjadi Official Partner Country Hannover Messe, dan dua kali menjadi partner country dalam dalam tiga tahun berturut-turut.

Liputan6.com, Berlin Menjelang rangkaian perhelatan pameran teknologi industri Hannover Messe 2023, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah tiba di Jerman pada Jumat (14/4/2023) waktu setempat.

Di sela persiapan penyelenggaraan Hannover Messe 2023 pada 17-21 April 2023, Menperin mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan para pelajar dan diaspora asal Indonesia di Berlin, Jerman.

“Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah tiga kali menjadi Official Partner Country Hannover Messe, dan dua kali menjadi partner country dalam dalam tiga tahun berturut-turut. Alhamdulillah, DMAG kembali memilih Indonesia sekali lagi untuk HM 2023. Hal ini tidak boleh disia-siakan, dan keberadaan sebagai negara mitra harus kita gunakan sebaik-baiknya,” ujar Menperin di Kedutaan Besar RI, Berlin, Jumat waktu setempat (14/4).

Menperin menyampaikan, meskipun Hannover Messe 2023 belum dibuka secara resmi, namun per Jumat kemarin, telah ada penandandatanganan kontrak Business to Business (B to B) senilai USD 2 Miliar.

“Setelah HM 2023 dibuka pada 16 April 2023 nanti, terus menerus akan ada kerja sama investasi dari perusahaan-perusahaan yang masuk ke Indonesia,” katanya.

Kepada masyarakat Indonesia di Jerman, Menperin menyampaikan perkembangan terkini dari sektor industri di Indonesia.

“Kinerja industri cukup menggembirakan, ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur yang sudah selama 16 bulan berturut-turut di atas 50 poin. Terakhir, naik dari 51,2 di Februari 2023 menjadi 51,9 pada Maret 2023. Hal ini menunjukkan bahwa confidence pelaku industri manufaktur cukup tinggi,” jelas Agus.

Seperti disampaikan oleh Menko Perekonomian di forum yang sama, ekspor manufaktur mencapai USD206 Miliar dan berkontribusi 70 persen dari total ekspor Indonesia. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga sudah kembali normal, bahkan lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19.

“Berangkat dari kinerja sektor manufaktur yang baik ini, Indonesia juga cukup serius dalam melakukan akselerasi electric vehicle (EV). Pemerintah menerbitkan berbagai macam kebijakan yang diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan ekosistem EV. Di antaranya, pemberian bantuan pembelian motor listrik bagi para pelaku IKM dan UMKM agar manfaat yang diberikan menjadi produktif,” papar Menperin.

 

 


Kondisi Subsektor Manufaktur

PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Terkait kondisi beberapa subsektor manufaktur yang masih tertekan seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), Menperin menjelaskan adanya pengaruh pasar yang sedang lemah, termasuk pasar Eropa.

Hal ini menempatkan perusahaan industri dalam posisi yang berat. Namun begitu, hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dilakukan oleh Kemenperin menunjukkan bahwa industri TPT sudah mulai rebound dalam tiga hingga empat bulan terakhir, mendekati level 50. 

Selanjutnya, Menperin menyampaikan bahwa Kemenperin fokus mengawal peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) untuk menjaga industri dalam negeri. Prinsip ini juga diterapkan dalam menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk perundingan Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

“Kami mendukung pelaksanaan perjanjian yang juga didesain untuk menjaga daya saing sektor industri di Indonesia,” pungkas Menperin.


Indonesia Angkat Isu Energi Hijau di Hannover Messe 2023

Hannover Messe 2023
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kemenperin Eko S.A Cahyanto di Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) di Jakarta. Pemerintah Indonesia terus mematangkan persiapan keikutsertaan Indonesia sebagai Official Partner Country pameran terbesar di dunia untuk teknologi industri Hannover Messe 2023

Pada ajang bergengsi pameran teknologi industri terbesar dunia Hannover Messe 2023, Indonesia akan menampilkan berbagai kemampuan sektor manufaktur dalam penerapan teknologi Industri 4.0. Selain itu, Indonesia juga akan mengusung isu yang sedang berkembang di dunia, termasuk yang terkait dengan implementasi energi hijau (green energy).

“Salah satu tema yang sangat terkait dengan isu green energy yang saat ini menjadi hot topic dalam wacana pembangunan industri yang berkelanjutan, yaitu sustainability and energy transition,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto dari Hannover, Jerman, Jumat (14/4/2023).

Menurut Dirjen KPAII, dalam perhelatan Hannover Messe 2023, di Paviliun Indonesia akan digelar konferensi pada 18-20 April 2023. “Indonesia akan menampilkan kebijakan yang telah dijalankan pemerintah dalam upaya mendukung proses transformasi dari convetional manufacturing system menuju green industry manufacturing systems,” ungkapnya.

Saat konferensi nanti, akan menghadirkan enam tema utama, yang meliputi ‘Strengthening Manufacturing Ecosystem by Accelerating Industry 4.0’; ‘Investing in The New National Capital City’; Investing in The Manufacturing Sector’; ‘Electric Vehicle Ecosystem’; dan ‘Sustainability and Carbon Neutrality’; serta ‘Investing Human Capital for Industrial Competitiveness’. Rangkaian konferensi ini menghadirkan para narasumber dari kalangan industri serta pejabat Pemerintah Indonesia.

Di samping itu, Indonesia akan memamerkan juga mengenai konsep pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang mengusung konsep kota hijau sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. 21 Tahun 2022.

“Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2023 juga diharapkan dapat meningkatkan peluang investasi dalam pengembangan IKN Nusantara dengan penerapan tiga konsep green energy,” imbuhnya.

  


3 Konsep Green Energy

Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang kembali dipercaya sebagai Official Partner Country untuk ketiga kalinya pada perhelatan pameran teknologi industri terbesar di dunia, Hannover Messe 2023.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto. Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang kembali dipercaya sebagai Official Partner Country untuk ketiga kalinya pada perhelatan pameran teknologi industri terbesar di dunia, Hannover Messe 2023.

Adapun tiga konsep green energy yang bakal diterapkan dalam pengembangan IKN Nusantara, yaitu Kota Hutan dengan didominasi oleh bentang alam dengan struktur hutan yang berfungsi sebagai ekosistem untuk menciptakan kehidupan bersama alam. Selanjutnya, Kota Spons, yakni dengan meningkatkan daya serap air untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas dan kuantitas air bersih.

“Konsep ketiga adalah Kota Pintar, yaitu kota dinamis, inklusif, didukung oleh masyarakat, dan siap menghadapi masa depan. Kota Pintar ini didukung oleh teknologi sebagai akselerator untuk peningkatan produktivitas dan kualitas hidup,” papar Eko.

Kesempatan menjadi Official Partner Country pada Hannover Messe 2023 adalah peluang emas bagi Indonesia yang harus dimanfaatkan untuk memperkenalkan kekuatan teknologi industri serta mendorong keterhubungan industri Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. 

“Tentunya hal ini berperan penting dalam memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Jerman, tidak hanya terbatas pada perdagangan, investasi dan industri saja, tetapi juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan (sustainability development),” tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya