Juni 2023, Asia Bakal Dibanjiri Minyak Mentah dari Aramco dengan Harga Diskon

Aramco akan mengirim minyak denga volume penuh ke pelanggannya di Asia Utara pada bulan Juni mendatang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mei 2023, 13:40 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 13:40 WIB
Ilustrasi fasilitas minyak Aramco Arab Saudi (Creative Commons / Pixabay)
Ilustrasi fasilitas minyak Aramco Arab Saudi (Creative Commons / Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa minyak Arab Saudi, Aramco telah memberi tahu pelanggan di Asia Utara bahwa kawasan itu akan menerima volume penuh minyak mentah yang mereka minta untuk Juni 2023.

Namun, beberapa penyuling di China telah meminta volume pasokan yang lebih rendah untuk bulan Juni 2023, menurut sebuah sumber.

Melansir Channel News Asia, Rabu (10/5/2023) tidak diketahui secara jelas berapa banyak minyak mentah yang diminta oleh penyuling China pada Aramco untuk pasokan bulan Juni. Tetapi dua sumber memperkirakan China bisa mengajukan hingga 5 juta barel kurang dari Mei 2023.

Sebagai informasi, Aramco memangkas harga jual untuk semua kadar minyak mentah ke Asia untuk kargo pemuatan di Juni, di tengah margin penyulingan yang lebih rendah. Namun penurunan harga kurang dari yang diharapkan pasar.

Margin laba yang turun telah mendorong penyuling untuk mencari minyak yang lebih murah dari pemasok lain seperti Rusia, atau bahkan mempertimbangkan untuk menurunkan tarif operasional.

China menjadi salah satu negara yang meningkatkan pengadaan minyak dari Rusia, yang menawarkan diskon, dengan lebih banyak kilang besar swasta bergabung dengan penyisiran kargo.

Volume pasokan penuh secara keseluruhan datang bahkan ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mengumumkan pengurangan produksi sebesar 1,16 juta barel per hari (bpd) mulai dari Mei untuk sisa tahun ini.

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, akan mengurangi produksi sebesar 500.000 barel per hari di bawah pemotongan tersebut.

Cetak Rekor, Saudi Aramco Raup Laba Rp 2,4 Kuadriliun di 2022

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Diwartakan sebelumnya, Aramco mengumumkan rekor laba sebesar USD 161,1 miliar atau sekitar Rp 2,4 kuadriliun selama tahun 2022. Pencapaian tersebut didorong oleh melonjaknya harga energi dan volume yang lebih besar.

Melansir BBC, Senin (13/3/2023) ini menandai kenaikan keuntungan hingga 46,5 persen bagi Aramco, dibandingkan dengan tahun lalu.

Aramco juga mengumumkan dividen sebesar USD 19,5 miliar atau Rp 301,5 kuadriliun untuk kuartal terakhir 2022, yang akan dibayarkan pada kuartal pertama tahun ini.

Sebagian besar hasil itu akan masuk ke pemerintah Arab Saudi, yang memiliki hampir 95 persen saham di perusahaan tersebut.

"Aramco mengendarai gelombang harga energi yang tinggi pada tahun 2022," kata Robert Mogielnicki dari Arab Gulf States Institute di Washington.

"Akan sulit bagi Aramco untuk tidak tampil kuat pada 2022," sebutnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (12/3), Aramco mengatakan bahwa keuntungan yang diraih perusahaan "didukung oleh harga minyak mentah yang lebih kuat, volume penjualan yang lebih tinggi dan peningkatan margin untuk produk olahan".

"Mengingat bahwa kami mengantisipasi minyak dan gas akan tetap penting di masa mendatang, risiko kurangnya investasi di industri kami adalah nyata - termasuk berkontribusi terhadap harga energi yang lebih tinggi," ujar Presiden dan CEO Aramco Amin Nasser.

Atasi Tantangan

Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Untuk mengatasi tantangan tersebut, dia menjelaskan, perusahaan tidak hanya berfokus pada perluasan produksi minyak, gas, dan bahan kimia, tetapi juga berinvestasi dalam teknologi baru yang lebih rendah karbon.

Aramco merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan energiyang melaporkan rekor laba, setelah biaya energi melonjak menyusul perang Rusia Ukraina pada Februari 2022.

ExxonMobil Amerika juga menghasilkan USD 55,7 miliar, dan Shell Inggris melaporkan keuntungan USD 39,9 miliar.

Minyak mentah Brent, yang merupakan patokan harga minyak dunia, sekarang diperdagangkan sekitar USD 82 per barel - meskipun harga melebihi USD 120 per barel Maret lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya