Liputan6.com, Jakarta - Raksasa minyak asal Arab Saudi, Aramco melaporkan penurunan laba bersih menjadi USD 106,2 miliar atau Rp 1,7 kuadriliun pada 2024. Akibat penurunan itu, laba Aramco lebih rendah dari USD 121,3 miliar atau Rp 1,9 kuadriliun yang dicapai pada 2023.
Mengutip CNBC International, Sabtu (8/3/2025), pemicu penurunan laba in iadalah pendapatan Aramco yang turun menjadi USD 436,6 miliar atau Rp 7,11 kuadriliun pada 2024, dibandingkan dengan USD 440,8 miliar (Rp 7,18 triliun) pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, total pinjaman setahun penuh di perusahaan tersebut meningkat, naik menjadi USD 319,3 miliar atau Rp 5,2 kuadriliun pada 2024 dari USD 290,1 miliar pada tahun sebelumnya.
Advertisement
Aramco mengatakan bahwa pihaknya akan menyetor total dividen untuk tahun 2025 sebesar USD 85,4 miliar atau Rp 1,3 kuadriliun. Angka itu juga merupakan penurunan signifikan dari total 2024 sebesar USD 124,2 miliar atau Rp 2 kuadriliun.
Hal ini terjadi karena perusahaan memangkas total pembayarannya untuk kuartal keempat. Aramco menjelaskan, dividen dasarnya untuk tiga bulan terakhir tahun ini akan ditingkatkan menjadi USD 21,1 miliar atau Rp 343,8 triliun tetapi pembayaran terkait kinerjanya hanya akan menjadi USD 200 juta.
Ini merupakan angka yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan dividen dasar kuartal ketiga 2024 sebesar USD 20,3 miliar atau Rp330,7 triliun dan dividen terkait kinerja sebesar USD 10,8 miliar.
Adapun, utang bersih Aramco menurun dari USD 102,8 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 78 miliar atau Rp1,2 kuadriliun pada tahun 2024.
Seperti diketahui, harga minyak yang lebih rendah memukul laba bersih Aramco tahun 2024 lalu karena produksi minyak mentah di seluruh dunia meningkat dan permintaan melambat.
Harga minyak Aramco yang direalisasikan, ayau harga akhir yang diterima perusahaan untuk menjual minyak mentahnya setelah memperhitungkan biaya transportasi dan faktor-faktor lainnya turun menjadi USD 80,2 per barel pada tahun 2024 dari USD 83,6 pada tahun sebelumnya.
Dividen Aramco Miliki Peran Penting pada Kas Arab Saudi
Dividen Aramco, yang tertinggi di dunia, telah memainkan peran penting dalam memperkuat kas negara Arab Saudi.
Pemangkasan yang diumumkan akan memukul defisit anggaran negara itu, yang telah melebar di tengah harga minyak yang melemah dan pengeluaran negara yang lebih tinggi pada megaproyek yang direncanakan untuk Visi 2030.
Terkait harapan investor ke depannya, terutama mengingat penurunan laba dan dividen, CEO Aramco Amin Nasser menyoroti investasi perusahaan dalam produksi hilir dan gas sebagai sumber kekuatan dan peningkatan pendapatan.
Nasser mengakui, 2024 bukan tahun yang baik secara global, terutama untuk produksi hilir.
Advertisement
Aramco Bidik Arus Kas Tambahan Sentuh USD 20 Miliar di 2030
"Jika Anda melihat ke depan, dengan arus kas operasi, karena investasi kami yang dimulai beberapa tahun lalu, investasi yang lebih luas dalam gas dan hilir, kami mengharapkan arus kas tambahan yang akan datang dari investasi ini sekitar $17-$20 miliar pada tahun 2030, dari hilir saja," ungkap Nasser.
CEO Aramco juga mengatakan bahwa ia memperkirakan adanya peningkatan produksi minyak mentah dari aliansi produsen OPEC+ dalam 18 bulan ke depan.
Jike terjadi, kenaikan produksi akan menguntungkan Aramco, dan menandai kapasitas perusahaan untuk menambah jumlah minyak yang signifikan ke pasar jika terjadi gangguan pasokan.
"Di hulu, kita melihat apa yang terjadi pada tahun 2022 (setelah perang Rusia Ukraina) jadi apan pun ada permintaan tambahan atau gangguan atau peristiwa geopolitik, dan ada kebutuhan untuk meningkatkan produksi, kami memiliki kapasitas untuk menempatkan 3 juta barel di pasar, tersedia dengan mudah, dan itu signifikan," kata Nasser.
