Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai ikut memproduksi bus listrik. Menurutnya, ini peluang yang perlu diambil Hyundai setelah mencatatkan produksi mobil listrik pribadi.
Hal ini diungkap Ridwan Kamil di sela-sela peresmian Groundbreaking Pabrik Hyundai Energy Indonesia di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini sendiri bakal menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik untuk Hyundai.
"Saya harap Hyundai bisa memproduksi bus listrik, karena sebagai Gubernur, saya menaruh perhatian tak hanya pada mobil pribadi, tapi transportasi publik berbasis EV (electric vehicle)," ujar dia dalam sambutannya, di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (31/5/2023).
Pria yang karib disapa Kang Emil itu berharap, proses produksi bus listrik bisa dilakukan dalam waktu dekat. Setidaknya, sekitar 2-3 tahun usai Hyundai memproduksi mobil pribadi Ioniq 5.
Setelah itu, Emil menyebut, sebagai bagian dari pemerintah, bakal membuat kebijakan yang mendukung penggunaan bus listrik secara massal.
"Jadi saya harap pada 2 sampai 3 tahun setelah produksi Ioniq, Hyundai bisa produksi bus listrik," kata dia.
"Jadi saya bisa dukung dengan membuat kebijakan untuk adanya transisi penggunaan transportasi publik dari bus berbasis energi fosil ke bus listrik," pungkas Emil.
Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik
Hyundai Motor Group resmi memulai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini bakal dikelola oleh Hyundai Energy Indonesia (HEI). Foto: Arief Rahman
Hyundai Motor Group resmi memulai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini bakal dikelola oleh Hyundai Energy Indonesia (HEI).
Pabrik yang memproduksi baterai mobil listrik untuk mobil keluaran Hyundai ini ditarget rampung pada Maret 2024 mendatang. Sehingga, pada Juli 2024 mampu memulai produksi perdananya.
Presiden Direktur HEI, Changoug Hong menerangkan, pada tahap awal pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 21.000 unit BSA. Namun, dalam tahun-tahun selanjutnya, kapasitas produksi bisa meningkat hingga 56.000 unit BSA.
Nantinya pabrik HEI ini akan memproduksi BSA. Sementara, untuk battery cell akan dipasok oleh HLI Greenpower yang juga pabrik milik Hyundai Motors Group yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
"BSA dengan kapasitas energi 65kwh akan diproduksi, termasuk perangkat kontrol baterai, perangkat keamanan dan perangkat perlindungan," ujarnya dalam momen peresmian, di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (31/5/2023).
Advertisement
Daya Produksi
HEI sendiri memiliki daya produksi 1,4 GWh dengaj dua modul produksi dan satu linu produksi BSA pada tahun depan. Nantinya, akan ditambah 1 lini modul dan 2 lini BSA dan mampu memproduksi hingga 3,65 GWh.
"HEI akan memiliki total kapasitas produksi 5GWh dalam waktu dekat," katanya.
Informasi, hadirnya HEI akan melengkapi kontribusi Hyundai Motor Group dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Mulai dari suplai battery cell dari HLI Greenpower, pembuatan battery pack di HEI, dan disetor ke pabrik pembuatan mobil listrik milik Hyundai.
"HEI akan terus berinvestasi terhadap syrategi elektrifikasi Hyundai Motor Group dan EV ekosistem di Indonesia. HEI alan menjadi pusat produksi baterai Hyundai Motor Group di ASEAN," sambungnya.
Jadi Prioritas
Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera mengungkapkan pembangunan pabrik baterai mobil listrik ini jadi satu langkah penting. Mengingat adanya prioritas pemerintah dalam melakukan hilirisasi Nikel sebagai salah satu bahan untuk membuat baterai mobil listrik.
"Ini salah satu yang penting, bukan cuma bagi Hyundai sebagai salah satu yang pertama, tapi buat Indonesia. Industri ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk hilirisasi dan menghadirkan nilai tambah dari sumber daya alam. Kita genjot hilirisasi yang jadi prioritas dan salah satunya lewat EV ekosistem," paparnya.
Mengingat lagi, sejak 2 tahun terakhir Hyundai mulai masuk lagi menanamkan investasinya dalam lingkup ekosistem kendaraan listrik. Saat ini, pabrik baterai mulai dibangun.
"Kita akan terus melanjutkan kebijakan yang sejalan dengan ini. Khususnya untuk mengembangakn EV ekosistem di Indonesia," ungkapnya.
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓