Inflasi Mei 2023 Turun Lebih Cepat dari Target, Bos BI: Terima Kasih Semuanya

Angka inflasi tahunan pada Mei 2023 sebesar 4,00 persen menurun jika dibandingkan tingkat inflasi pada April 2023 yang sebesar 4,33 persen (yoy).

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 16:00 WIB
BI Prediksi Inflasi Oktober Capai 0,05 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi Mei 2023 secara bulanan sebesar 0,09 persen. Dengan nilai tersebut maka inflasi tahunan atau year on year (YoY) dibanding Mei 2022 sebesar 4,00 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi Mei 2023 secara bulanan sebesar 0,09 persen. Dengan nilai tersebut maka inflasi tahunan atau year on year (YoY) dibanding Mei 2022 sebesar 4,00 persen.

Angka inflasi tahunan pada Mei 2023 ini menurun jika dibandingkan tingkat inflasi pada April 2023 sebesar 4,33 persen (yoy).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, penurunan inflasi ini lebih cepat dari perkiraan. Hal ini dipicu berbagai komponen-komponen inflasi inti yang tetap rendah di bawah 3 persen.

"Terima kasih semuanya, kelihatan bahwa inflasi turun lebih cepat dari yang kita perkirakan, terutama kalau memang melihat komponen-komponen inflasi inti tetap rendah di bawah 3 persen," kata Perry di komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Senin, (5/6/2023).

Penurunan inflasi tersebut, kata Perry menunjukkan berbagai langkah pengendalian permintaan dari sisi moneter berjalan dengan baik. Tak terkecuali inflasi bahan pangan yang rendah berkat program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang digencarkan pemerintah.

"Itu membuktikan memang langkah untuk pengendalian permintaan dari sisi moneter cukup berhasil. Demikian juga volatile food yang terus rendah, ini dari hasil GNPIP ," ujarnya.

 

Harga Bawang Merah dan Daging Ayam jadi Biang Kerok Inflasi Mei 2023

BPS Catat Inflasi April 2023 Tembus 4,33 Persen
Inflasi pada April secara bulanan sebesar 0,33 persen atau lebih tinggi dibandingkan pada Maret yang berada di level 0,18 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya penurunan tingkat inflasi Mei 2023. Secara bulanan inflasi Mei 2023 sebesar 0,09 persen dan secara tahunan sebesar 4,00 persen. Itu lebih rendah dibanding inflasi April 2023 yang tercatat sebesar 0,33 persen (bulanan) dan 4,33 persen (tahunan).

Namun begitu, BPS merekam kelompok komoditas pangan masih jadi penyumbang inflasi terbesar di bulan lalu.

"Penyumbang inflasi bulanan tertinggi Mei 2023 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan kontribusi sebesar 0,48 persen dan andilnya 0,13 persen," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, Senin (5/6/2023).

Pudji memaparkan, harga bawang merah dan daging ayam jadi penyebab paling dominan untuk inflasi Mei 2023. Selain itu, komoditas lain semisal turut melambungnya harga telur ayam turut memberikan andil.

Penyumbang Inflasi

"Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar di antaranya adalah bawang merah dan daging ayam ras dengan andil sebesar 0,03 persen. Lalu ikan segar, telur ayam ras, rokok kretek filter, dan bawang putih dengan andil sebesar 0,02 persen," urainya.

Lebih lanjut, Pudji menyampaikan, dari total 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 77 kota di antaranya mengalami inflasi. Bahkan, inflasi di 67 kota lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional.

Adapun kota dengan angka inflasi bulanan tertinggi per Mei 2023 dicatat oleh Tanjung Pandan, sebesar 1,28 persen. Sejumlah harga komoditas turut jadi penyebabnya.

Antara lain, ikan segar dengan andil 0,51 persen, daging ayam ras 0,25 persen, tarif angkutan udara 0,14 persen, bawang merah 0,13 persen, jeruk 0,06 persen, sawi hijau 0,05 persen, dan telur ayam ras 0,05 persen.

 

Inflasi Mei 2023 Capai 4 Persen, BPS: Turun dari Bulan Sebelumnya

BPS Catat Inflasi April 2023 Tembus 4,33 Persen
Kenaikan inflasi ini dipengaruhi oleh sektor transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 0,84 persen memberikan andil 0,1 persen terhadap inflasi nasional. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Mei 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) sebesar 0,09 persen. Sehingga inflasi tahunan atau year on year (YoY) dibanding Mei 2022 sebesar 4,00 persen, sementara inflasi tahun kalender atau year to date 1,10 persen.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan catatan inflasi April 2023. Kala itu, inflasi bulanan tercatat sebesar 0,33 persen, dengan inflasi tahunan mencapai 4,33 persen.

"Jika dilihat secara series, inflasi Mei 2023 secara bulan ke bulan lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya, sebesar 4,33 persen. Juga lebih rendah dibanding inflasi di bulan yang sama tahun lalu, Mei 2022 sebesar 0,40 persen," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Senin (5/6/2023).

Pudji menyampaikan, penyumbang inflasi bulanan tertinggi Mei 2023 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan kontribusi sebesar 0,48 persen dan andilnya 0,13 persen.

"Tapi, inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau tersebut diredam oleh deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki, serta transportasi," imbuhnya.

Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar di antaranya adalah bawang merah dan daging ayam ras dengan andil sebesar 0,03 persen. Disusul ikan segar, telur ayam ras, rokok kretek filter, dan bawang putih dengan andil sebesar 0,02 persen.

Adapun berdasarkan sebaran inflasi Mei 2023 menurut wilayah, dari total 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 77 kota mengalami inflasi dan 13 lainnya alami deflasi.

"Secara umum terlihat dari 90 kota IHK, terdapat 77 kota yang mengalami inflasi. Dari kota tersebut, 67 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional, dan 10 kota lainnya mengalami inflasi di bawah inflasi nasional. Sedangkan 13 kota lainnya mengalami deflasi," tutur Pudji.  

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya