Liputan6.com, Florida Kurang dari 24 jam, Indonesia akan mencatat sejarah baru di dunia teknologi satelit bagi dunia. Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 akan meluncur ke ruang angkasa dari markas SpaceX di Florida, Amerika Serikat.
Sejarah baru, karena SATRIA 1 menjadi satelit multifungsi terbesar di Asia dan nomor lima di dunia. Adapun total kapasitas transmisi SATRIA 1 mencapai 150 Gbps.
Baca Juga
SATRIA 1 dijadwalkan akan meluncur melalui roket Falcon 9 pada 18 Juni 2023 pukul 18.02 waktu Florida, atau pukul 05.02 WIB.
Advertisement
"Persiapan peluncuran satelit ini sejauh ini berjalan baik. Pada pukul 20.00 waktu setempat, satelit akan mulai dibawa keluar hanggar untuk di bawa ke lokasi peluncuran. Dan pada 23.20 akan mulai diposisikan horisontal, lalu kemudian instalasi elektrikal. Setelah itu mulai hitung mundur," kata Deputy Project Director SATRIA 1 Heru Dwikartono di Florida, Ameriak Serikat, Sabtu (17/6/2023) (-red USA)
Tidak ada masalah berarti dalam persiapan peluncuran SATRIA 1. Tinggal menunggu perkembangan cuaca di lokasi peluncuran.
"Untuk kondisi cuaca, sampai saat ini masih seperti prediksi SpaceX, pagi mungkin akans sedikit hujan, namun sore sudah mulai clear," tambah pria yang juga menjabat sebagai Direktur Jaringan PT Pasifik Satelit Nusantara.
Sementara itu, infrastruktur pendukung seperti pusat kontrol utama (Primary Satellite Center) dan pusat jaringan (Network Operation Center) yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, serta stasiun kontrol cadangan yang berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sudah dalam kondisi 100 persen.
Punya 11 Stasiun Bumi
Dalam proyek Satelit SATRIA 1, PSN menyiapkan 11 stasiun bumi (gateway). Selain di Cikarang dan Banjarmasin, stasiun bumi lainnya berada di Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
PSN menjalin kerja sama dengan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) untuk membangun antena yang digunakan pada 11 stasiun bumi tersebut.
Di kesempatan yang sama, Plt Direktur Utama Bakti Kominfo Arief Tri Hardiyanto menambahkan, SATRIA 1 ini akan menjadi andalan baru pemerintah dalam memperluas layanan internet ke wilayah Indonesia.
Â
Fokus Layani Wilayah 3T
Layanan internet akan difokuskan untuk menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, terutama kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Satelit ini diharapkan mampu memfasilitasi sambungan internet pada layanan publik, seperti fasilitas pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan," terngnya.
Dengana meluncurkan SATRIA 1, maka Indonesia kini memiliki setidaknya enam satelit baik milik swasta dan pemerintah.
Â
Advertisement
Teknologi Canggih
Satelit SATRIA 1 membutuhkan waktu empat hingga lima bulan proses orbit raising untuk sampai dan menempati slot 146 derajat Bujur Timur (BT), yang tepat berada di atas Papua, Indonesia.
Dalam orbit raising, satelit memakai teknologi Electric Propulsion yang memanfaatkan pendorong elektrik untuk mendukung pergerakan sehingga dapat menghemat penggunaan bahan bakar serta memperpanjang usia pakai satelit.
Setelah berada di 146 derajat BT, PSN bersama TAS akan melakukan In-Orbit Testing untuk memastikan perangkat Satelit SATRIA 1 berfungsi dengan normal pasca peluncuran.
Tahapan ini diperkirakan memakan waktu tiga minggu. Tahapan selanjutnya, PSN menjalankan In-Orbit Acceptance Review (IOAR). Peninjauan IOAR akan dilaksanakan pada pekan pertama Desember 2023.
Satelit SATRIA 1 akan menjadi satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.
Satelit ini juga diperkuat dengan 116 Spot Beam sehingga layanan internet dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, terutama kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).