Jokowi Ingin Gen Z Belajar Seumur Hidup, Agar Jadi Penggerak Kemajuan Negara

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning menjadi penting, lantaran dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Jul 2023, 16:49 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2023, 16:49 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning menjadi penting
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning menjadi penting (dok: Tira)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning menjadi penting, lantaran dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara konferensi internasional bersama UIL (The UNESCO Institute for Lifelong Learning) hadir secara online, Rabu (5/7/2023).

"Kita sepakat bahwa belajar tidaklah mengenal waktu tidak mengenal batas usia, dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Untuk itu lifelong learning adalah realita bukan lagi sekadar narasi atau aspirasi," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyebut tahun 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dimana komposisi usia penduduk produktif menjadi berjumlah sangat besar.

Bonus demografi itu hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi peluang tapi juga bisa menjadi bencana, jika Pemerintah tidak bisa mengelola dengan baik.

"Untuk menjawab tantangan tersebut, kami menginisiasi program pelatihan Prakerja yang memanfaatkan keunggulan teknologi. Solusi percepatan peningkatan keahlian merupakan pembelajaran sepanjang hayat karena dapat diikuti oleh siapapun tanpa ada batasan," ujarnya.

Butuh Kemitraan

Disamping itu, dalam mengelola bonus demografi tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dibutuhkan kerjasama, kemitraan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan juga masyarakat.

Agar terjadi percepatan bahkan lompatan dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Semua pihak juga harus bisa meyakinkan anak-anak muda khususnya Gen-Z dan Gen-Alfa untuk menjadi a lifelong learner.

"(Gen Z dan Gen Alfa bisa) menjadi pembelajar seumur hidup agar kualitas hidupnya semakin baik dan menjadi motor penggerak kemajuan masyarakat, bangsa dan negara," pungkasnya.

Luncurkan RPJPN 2025-2045, Jokowi: Jangan Menang dari Jumlah, Tapi Kualitas SDM

Jokowi Kunjungi Papua Nugini
Di Papua Nugini, Presiden Jokowi diagendakan akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Papua Nugini Bob Dadae. (ANDREW KUTAN/AFP)

Presiden RI Joko Widodo meluncurkan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang disusun Kementerian PPN/Bappenas untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Presiden menegaskan, ada tiga hal pokok yang menjadi acuan pembangunan Indonesia, yakni stabilitas bangsa yang terjaga, keberlanjutan dan kesinambungan, serta sumber daya manusia yang berkualitas.

“Jangan hanya menang dari segi jumlah, tetapi juga harus dari segi kualitas SDM-nya. Baik secara fisik, skill, karakter produktif, dan karakter disiplin yang harus kita benahi total, termasuk penguasaan iptek,” ungkap Jokowi dikutip Jumat (16/6/2023).

Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, penyusunan RPJPN 2025-2045 yang berperan sebagai dokumen perencanaan pembangunan 20 tahunan tersebut telah melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang berkontribusi untuk menajamkan target dan sasaran pembangunan agar mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.

“Sekarang saya tanya ke Menteri PPN/(Kepala) Bappenas, sudah lebih taktis dan lebih detail. Lagi, karena kita berhadapan dengan kompetisi dengan negara-negara lain, nggak bisa lagi kita kayak dulu-dulu, memakai istilah-istilah yang absurd,” tegas Presiden.

“Di tahun 2045, bangsa Indonesia kita harapkan akan menjadi negara dengan pendapatan per kapita setara negara maju, negara yang diperkirakan, kita akan mencapai USD 30.300 per kapita atau kita akan mencapai USD 21.000 pada tahun 2037,” ungkap Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

 

Visi Indonesia Emas

Jokowi bertolak ke Papua Nugini dari Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney, Australia, usai melakukan kunjungan kerja dua hari di Negeri Kanguru itu. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jokowi bertolak ke Papua Nugini dari Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney, Australia, usai melakukan kunjungan kerja dua hari di Negeri Kanguru itu. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Visi Indonesia Emas 2045 juga menargetkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kepemimpinan dan pengaruh yang kuat di dunia internasional, dengan kemiskinan mendekati 0 persen dan ketimpangan berkurang. Untuk mewujudkan target tersebut, RPJPN 2025-2045 telah merumuskan 8 Agenda Pembangunan, 17 Arah Pembangunan yang diukur melalui 45 Indikator Utama Pembangunan.

Menteri Suharso menegaskan, dalam menghadapi megatren global yang didorong disrupsi teknologi, Indonesia harus mampu menciptakan perubahan.

“Generasi muda Indonesia, strategi besar yang kita perlukan itu adalah strategi yang utamanya adalah industrialisasi sebagai salah satu jawaban untuk membangkitkan, mendorong pertumbuhannya ekonomi Indonesia dan kita harus fokus pada industri-industri tertentu, pertumbuhan industri manufaktur kita harapkan bisa lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sehingga kontribusinya terhadap industri manufaktur terhadap PDB bisa mencapai 30 persen,” pungkas Menteri Suharso. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya