Kuota Work Holiday Visa Australia Tambah 30%, Wamendag: Eksplorasi Bisnis Makin Tumbuh

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, penambahan kuota Work Holiday Visa (WHV) yang diberikan Pemerintah Australia ke Indonesia akan berdampak luas.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 22 Agu 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2023, 12:20 WIB
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bertemu dengan Asisten Menteri Urusan Luar Negeri Australia Tim Watts di sela Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55, di Semarang, Jawa Tengah. (Dok Kemendag)
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bertemu dengan Asisten Menteri Urusan Luar Negeri Australia Tim Watts di sela Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55, di Semarang, Jawa Tengah. (Dok Kemendag)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, penambahan kuota Work Holiday Visa (WHV) yang diberikan Pemerintah Australia ke Indonesia akan berdampak luas. Penambahan kuota WHV ini tidak hanya membuat interaksi sosial masyarakat kedua negara lebih sering, tetapi juga menambah daya tarik pelajar Indonesia ke Australia sehingga otomatis meningkatkan perdagangan.

“Terima kasih ke Pemerintah Australia, terkait penambahan Working Holiday Visa yang sudah diberikan. Ada penambahan lebih dari 30%, dan ini juga mudah-mudahan bisa jadi salah satu daya tarik, pelajar, mahasiswa, pelajar turis untuk datang ke Australia,” kata Jerry, ditulis pada Selasa (22/8/2023).

Jerry Sambuaga menggelar pertemuan bilateral dengan Asisten Menteri Urusan Luar Negeri Australia Tim Watts disela-sela Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55, di Semarang, Jawa Tengah, Pertemuan tersebut berlangsung pada Senin 21 Agustus 2023.

Jerry mengatakan hubungan masyarakat kedua negara sudah berjalan baik. Penambahan kuota visa yang memungkinkan pendatang bekerja sambil berlibur di Australia itu, ujar Jerry, akan meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara karena akan membuka banyak peluang eksplorasi dalam segi bisnis, jasa dagang, produk, dan lainnya.

“Semakin banyak interaksi dan kedua negara akan tumbuhkan kesempatan bagi siapa pun, orang Australia, orang Indonesia untuk eksplorasi dalam banyak hal, bisnis, jasa dagang, produk dan seterusnya,” jelas Jerry.

Indonesia-Australia CEPA

Dalam pertemuan itu, selain membahas WHV, Jerry dan Watts juga mengungkapkan komitmen kedua negara untuk mengoptimalkan penerapan Indonesia-Australia CEPA.

Di sisi lain, kedua negara itu mempunyai rencana memperluas kerja sama pertukaran profesi melalui kerja sama organisasi profesi.

“Kami juga bahas kerja sama organisasi profesi insinyur, kami apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Australia yang telah fasilitasi kerja sama ini, dan tentu saja kami berharap profesi-profesi lainnya bisa dikembangkan, tidak hanya insinyur, mungkin juga profesi lainnya yang bisa memberikan banyak manfaat,” ujarnya pula.

Untuk informasi, nilai perdagangan Indonesia dan Australia pada 2022 mencapai USD 13,3 miliar dengan tren pertumbuhan rata-rata 14 persen setiap tahun. Pada 2022, Indonesia mengalami defisit perdagangan USD 6,3 miliar dengan Australia.

Jokowi ke Australia, PM Albanese Sorot Proses Visa Indonesia ke Negaranya Kian Cepat

PM Australia Anthony Albanese saat memberikan keterangan pers bersama Presiden RI Joko Widodo.
PM Australia Anthony Albanese saat memberikan keterangan pers bersama Presiden RI Joko Widodo. Dok: YouTube Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Australia. Sejumlah agenda yang dibawa seperti investasi, ekosistem kendaraan listrik, hingga visa.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese juga berkata stabilitas Indonesia adalah hal penting bagi kawasan.

"Australia melihat bahwa kesuksesan Indonesia adalah hal penting kepada kesuksesan kawasan kita. Kesejahteraan, keamanan, dan stabilitas Indonesia membuat kawasan Indo-Pasifik lebih sejahtera, lebih aman, dan lebih stabil," ujar PM Australia Anthony Albanese dalam konferensi pers yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/7/2023).

Proses Visa Makin Cepat

Hal menarik yang disorot oleh PM Albanese adalah proses visa yang lebih cepat. Bila pada 2022 proses median visa kunjungan bisa sampai 60 hari, kini menjadi sepekan.

"Kita juga membuat progres nyata dalam waktu proses visa. Waktu proses median untuk kunjungan visa Indonesia telah menurun dari 60 hari Juni 2022, menjadi hanya enam hari di Mei 2023. Dan waktu proses median visa bisnis kini hanya tiga hari," ujar PM Albanese.

Kemitraan Iklim

Lebih lanjut, PM Albanese mengungkit komitmen kemitraan sebesar 200 juta dolar Australia di bidang iklim dan infrastruktur.

Pada kunjungan Jokowi ini, porsi pertama pendanaan akhirnya cair sebesar 50 juta dolar. Uang itu akan dialirkan ke start-up dan usaha kecil dan menengah.

"Berfokus pada keuntungan bersama dari transisi energi Indonesia dan sektor energi bersih," ujar PM Albanese.

Ia juga membahas mengenai kendaraan listrik. PM Australia berkata ia dan Presiden Jokowi menyambut baik kerja sama yang meningkat di area ini.

Sebagai informasi, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid juga datang ke Australia dan menandatangani MoU bersama pemerintahan Australia Barat untuk meningkatkan investasi kedua negara, terutama di bidang mineral.

Infografis Indonesia Australia
Hubungan Indonesia Australia (Liputan6.com/Trieyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya