Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan menggelar Indonesia Sustainability Forum 2023 pada 7-8 September 2023 di Jakarta. Tujuan digelar acara ini adalah untuk mendorong kolaborasi seputar pertanyaan -pertanyaan kunci dalam pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia membentuk Indonesia Sustainability Forum sebagai acara unggulan tahunan tentang keberlanjutan, menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan secara global untuk memungkinkan kolaborasi dan dialog.
Advertisement
"Jadi, isu sustainability, isu Indonesia ladership, kemudian kita juga tahu bahwa isu sustainability ini Indonesia bisa punya peran yang sangat kritikal untuk green economy. Misal contoh kita punya banyak sekali critical mineral yang diperlukan untuk energy storage dan energi Indonesia di masa depan," kata Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin belum lama ini.
Advertisement
Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan hadir dalam rangkaian Gala Dinner ISF bersama para pemimpin dunia, pelaku bisnis serta pakar isu sustainability internasional dan dalam negeri.
Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr akan menjadi salah satu pembicara di perhelatan ISF.
Tokoh dunia lainnya yang dijadwalkan akan hadir adalah Ahli Energi dan Dekan Pertama Stanford Doerr School of Sustainability Arun Majumdar, CEO BloombergNEF (BNEF) Jon Moore, serta Mantan Managing Director of Development of Policy and Partnerships Bank Dunia, Mari Elka Pangestu.
Indonesia Sustainability Forum Bakal Jadi Wadah 700 Pakar Kelas Dunia
Sebelumnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan forum kelas dunia yang berbicara mengenai proyek-proyek berkelanjutan. Hal itu akan dituangkan dalam Indonesia Sustainability Forum yang dihelat pada 7-8 September 2023 mendatang.
Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin menerangkan saat ini sudah banyak perjanjian internasional untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK).
"Tentunya, upaya global harus mempertimbangkan beragam prioritas kepentingan negara maju dan berkembang. Sehingga, pertumbuhan berkelanjutan dapat dirasakan secara adil dan merata oleh semua khalayak. Pemerintah Indonesia berharap ISF dapat menghadirkan wadah atau platform kolaborasi lintas negara yang baru dan adil," tuturnya dalam Mesia Briefing di Kantor Kemenko Marves, Selasa (22/8/2023).
ISF sendiri digelar atas kolaborasi antara Kemenko Marves dan Kadin Indonesia. Acara ini akan menjadi konferensi sustainability paling akbar di Indonesia yang mempertemukan sekitar 700 pemangku kebijakan, pakar ahli, serta investor dari seluruh dunia. Tujuannya untuk membangun kemitraan di bidang sustainability dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau.
“Dunia sedang berpacu dengan waktu untuk memenuhi komitmen Net Zero serta menyukseskan agenda pembangunan berkesinambungan atau SDGs," ungkap Rachmat.
Advertisement
Pengusaha Terlibat
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Kamdani mengatakan pihaknya mengundang para pengusaha untuk ikut terlibat. Misalnya, dengan membidik calon investor untuk menangkap peluang kerja sama sustainability kedepannya.
“Inisiatif prinsip keberlanjutan adalah imperatif agar kita bisa keluar dari middle income trap dengan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen dalam rangka mencapai target Indonesia Emas di tahun 2045. Untuk itu pemerintah dan pelaku usaha perlu bersinergi untuk memastikan akselerasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang inklusif," terangnya.
Menurutnya, gelaran ISF 2023 adalah bukti nyata kolaborasi pelaku usaha dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan dalam transisi ekonomi hijau.
"Kadin Indonesia sendiri juga telah turut aktif mendorong inisiatif menuju transisi ekonomi hijau dan investasi hijau di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Kadin Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence," imbuh Shinta.