Liputan6.com, Tangerang Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 di hari ketiga masih berlangsung meriah dan berhasil respon positif dari masyarakat. Business Matching, termasuk salah satu rangkaian kegiatan Bunex 2023 yang mengusung tema Penguatan Hilirisasi Perkebunan untuk Peningkatan Kemitraan dan Akses Pasar Perkebunan Berkelanjutan.Â
Acara tersebut dihadiri oleh Duta Besar dari Negara Filipina, Kamboja, Mesir, Kenya, dan perwakilan dari Kedutaan Besar Mesir, Belarus, Moldova, Portugal dan Mozambique, serta mitra atau off taker perkebunan antara lain perwakilan dari Caldera North America, Business Partner Caldera Coffee PT. Barco, PT. GWI, Garuda Asia Nusantara, PT. Minamas Group, PT. Eagle High Plantations, PT. Madubaru, Lulu Hypermarket, Accor Group dan lainnya.
Baca Juga
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, business matching kali ini merupakan kali kedua dilaksanakan dalam rangkaian Bunex 2023, dengan konsep buyers meet seller. Tujuannya untuk mempertemukan para UMKM perkebunan dengan para off taker untuk meningkatkan akses pasar UMKM serta memberikan pilihan-pilihan sourcing produk perkebunan yang bernilai tambah tinggi serta berkualitas baik.
Advertisement
"Pada kegiatan Bunex ke-2 tahun 2023, dilakukan penandatanganan MoU para UKM binaan perkebunan dengan para offtaker, senilai total Rp1.027.050.000.000, untuk produk kopi, kopra, kakao, dan briket arang kelapa untuk tujuan ekspor ke Kanada, Portugal, Jerman dan Timur Tengah, serta tentunya pasar domestik kita," ujar Andi Nur.
Â
Pada acara business matching ini, dilakukan penandatangan kesepakatan kerjasama atau MoU antara UKM binaan Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu Caldera Coffee dengan Next Trader yang berlokasi di Lisbon, Portugal untuk penjualan biji kopi Arabika dan Robusta ke Eropa senilai Rp615 miliar per tahun, Legenda Java Sugar dengan PT. Barco untuk penjualan kopra sebesar Rp96 miliar, kerjasama untuk kakao olahan dengan PT. GWI sebesar Rp14,4 miliar dan Garuda Asia Nusantara sebesar Rp8,4 miliar per tahun, dan Tom Cococha Indonesia dengan Tom Cococha GMGH Jerman untuk penjualan arang briket kelapa ke pasar Jerman dan Timur Tengah dengan nilai Rp292 miliar.Â
Diketahui bahwa dari tiga hari penyelenggaraan Bunex 2023, total nilai keuntungan baik ekspor dan penjualan lokal yaitu Legenda Java Sugar sebesar Rp118.800.000.000, Caldera Rp615.750.000.000, Tomkokoca Rp292.500.000.000, total mencapai Rp1.027.050.000.000.
"MoU ini dihasilkan oleh para UKM binaan Direktorat Jenderal Perkebunan dengan para mitra pembelinya. Harapan kami kedepannya akan terus tumbuh para UKM-UKM perkebunan lainnya yang dapat juga bermitra dengan buyer sehingga makin mendorong tumbuhnya ekspor perkebunan di masa depan. Semoga upaya yang dilakukan bisa memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan perkebunan dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan pekebun. Mari bersama kita bangun perkebunan Indonesia semoga kedepannya lebih baik," ujar Andi Nur.
Â
Pada hari ketiga ini, selain business matching, turut dilakukan berbagai kegiatan di antaranya penyerahan karya seni seniman kopi kepada Ditjen Perkebunan, Talkshow, coaching clinic cantik & sehat dengan sawit, success story petani sawit, success story hilirisasi produk perkebunan, workshop teh, dan Bincang bersama Dirjen Perkebunan dengan tema Sawit Indonesia Kini dan Nanti, serta kegiatan menarik lainnya. Para pelaku usaha di bidang sawit dan dibidang perkebunan lainnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan BUNEX 2023 dan sangat berkomitmen untuk membangun perkebunan.
"Kami sama-sama berkolaborasi mendukung para UMKM untuk berpartisipasi dalam acara BUNEX 2023, mulai dari akomodasi hingga transportasi dibiayai, karena pemerintah ingin mendorong para UMKM agar produk mereka lebih dikenal oleh banyak orang," ujar Andi.
Andi menjelaskan bahwa komoditas sawit memiliki kontribusi yang sangat besar dalam sektor perkebunan, ekspor pertanian hampir 90% ditopang oleh sawit. Sawit mampu menopang perekonomian, salah satunya adalah menyalurkan dana beasiswa setiap tahun ada sekitar 2000 mahasiswa, diberikan beasiswa melalui dana pajak ekspor yang dikumpulkan oleh BPDPKS. Selain sawit, komoditas-komoditas strategis lain tentunya perlu kita dorong untuk tetap berproduksi dan menciptakan nilai tambah dan berdaya saing.
Â
(*)