Perusahaan Jepang Kasih Insentif Saham kepada Karyawan, Ini Alasannya

Jumlah perusahaan Jepang yang menawarkan kompensasi berbasis saham kepada karyawan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Sep 2023, 11:22 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2023, 11:20 WIB
Perusahaan Jepang Kasih Insentif Saham kepada Karyawan, Ini Alasannya
Operator maskapai ANA Holdings berencana menawarkan saham kepada ribuan karyawannya.(AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Operator maskapai ANA Holdings berencana menawarkan saham senilai USD 60 juta atau sekitar Rp 923,54 miliar (asumsi kurs Rp 15.392 per dolar Amerika Serikat) kepada ribuan karyawannya.

Hal ini sebagai langkah terbaru perusahaan Jepang yang memakai insentif saham karyawan sebagai alat untuk mempertahankan talenta dan memenuhi permintaan regulator untuk lebih memperhatikan kinerja harga saham.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Rabu (20/9/2023), ANA akan menawarkan 100 saham dengan nilai masing-masing USD 20 kepada sekitar 70 persen dari hampir 45.000 karyawan. Pemberian insentif saham itu akan diberikan pada November 2023. Langkah ANA ini mengikuti jejak perusahaan besar Jepang yakni Omron dan Sony Group.

Rencana insentif saham karyawan seiring Jepang alami kekurangan tenaga kerja paling parah yang pernah terjadi. Saat Bursa Efek Tokyo mendesak perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menjadi “lebih sadar” terhadap harga sahamnya karena kekhawatiran terlalu banyak perusahaan yang melakukan perdagangan di bawah harga nilai bukunya.

Dalam lima tahun terakhir, jumlah perusahaan Jepang yang menawarkan kompensasi berbasis saham kepada karyawan meningkat dua kali lipat menjadi 966, menurut data dari Nomura Securities. Hal ini mewakili seperempat dari sekitar 3.900 perusahaan yang terdaftar di bursa.

“Kami melihat lonjakan permintaan saat ini. Insentif saham dipandang positif oleh pasar karena harga saham yang lebih tinggi secara langsung meningkatkan insentif tersebut,” ujar Principal Researcher Nomura, Motomi Hashimoto.

Dengan memiliki lebih banyak karyawan sebagai pemegang saham, eksektutif berharap staf akan lebih berkomitmen terhadap efektivitas, laba dan kinerja sahamnya.

Meningkatkan nilai perusahaan adalah kunci bagi investor di Jepang yang begitu banyak saham yang secara kronis dinilai terlalu rendah (unvervalued) sehingga Bursa Efek Tokyo pada Maret mengeluarkan seruan yang jarang dilakukan agar perusahaan mengungkapkan rencana jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi modal.

Senior General Manager Human Resources Department, Hitoshi Tanimura menuturkan, di Omron, insentif saham dimaksudkan untuk menyelaraskan manajemen, karyawan dan pemegang saham.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selain ANA, Sony Juga Tawarkan Insentif Saham

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sony yang memperkenalkan insentif saham beberapa tahun lalu untuk beberapa tingkat manajemen, baru-baru ini mengubah kerangka kerjanya untuk buat insentif tersebut lebih menarik.

General Administration Executive Shintaro Takano menuturkan, di ANA, karyawan harus simpan saham selama tiga tahun sebelum dapat menjual dan transfer.

“Ketika pandemi COVID-19 melanda laba kami, banyak karyawan berusia 30-an dan 40-an yang keluar. Insentif saham ditujukan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dan mempromosikan minatnya dalam meningkatkan nilai perusahaan,” ujar dia.

Kompensasi berbasis saham, terutama bagi manajer menjadi populer setelah mantan Perdana Menteri Shinzo Abe memperkenalkan reformasi tata kelola perusahaan hampir 10 tahun lalu yang menjadikan insentif tersebut lebih dapat dikurangkan dari pajak.

Saat ini, insentif saham karyawan juga merupakan cara bagi perusahaan untuk menggantikan kepemilikan silang, sebuah praktik umum di mana perusahaan mengambil saham mitra untuk mempererat hubungan dan hindari investor aktivis.

 


Percepatan Penerapan Insentif Saham

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Kepemilikan silang telah menuai kritik dari investor internasional dan perusahaan-perusahana berada di bawah tekanan dari regulator untuk membatalkan sesegera mungkin.

Popularitas meski meningkat, hanya seperempat dari 100 perusahaan teratas di Jepang yang memiliki insentif saham karyawan dibandingkan lebih dari 80 persen di Amerika Serikat dan Jerman, berdasarkan data dari perusahaan konsultan Human Resources Governance Leaders.

Ahli menuturkan, undang-undang ketenagakerjaan yang mengharuskan pemberi kerja membayar upah dalam mata uang sebenarnya telah hambat penyebaran insentif bagi hasil karyawan. Hal ini karena saham hanya dapat ditambahkan ke upah, bukan menggantikan sebagian dari upah itu.

Senior Chief Manager Mitsubishi UFJ Trust and Banking Human Resources Solution Services Division, Shinji Ishikawa menuturkan, fleksibilitas hukum lebih besar akan mempercepat penerapan insentif saham.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya