Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan peninjauan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang diproduksi Bulog di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10).
Erick Thohir mengaku siap menindak tegas para penimbun yang ingin meraup keuntungan di tengah kenaikan harga beras.
Baca Juga
"Kalau pemainnya begitu-begitu saja selalu cari uang cepat, nah ini harus diberantas. Sudah waktunya kita berantas mereka," tegas Erick.
Erick mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk melakukan stabilisasi harga beras. Antara lain dengan operasi pasar berjalan disertai tindakan penegakan hukum.
Advertisement
"Kita libatkan semua, satgas, pemda, masyarakat untuk mulai mendorong supaya harga pangan bisa dijaga," ujar Erick.
Apalagi, pemerintah memiliki instrumen melalui satgas pangan yang dapat melakukan tindakan tegas. Hal ini untuk menciptakan efek jera bagi para penimbun beras milik pemerintah.
"Percuma ada satgas, kita sudah mendorong sama-sama. Wasit aja ketangkep, apalagi penimbunan beras," lanjutnya.
Erick menambahkan, pemerintah juga menempuh kebijakan impor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dia memastikan program impor beras oleh pemerintah tidak akan mengabaikan produksi dalam negeri.
"Jadi saya terus mendorong impor dan produksi harus satu data, tidak boleh beda data, kasian rakyat, kasian petani," tutup Erick.
Masyarakat Menjerit Harga Beras Terus Naik
Diberitakan sebelumnya, sejumlah konsumen mengeluhkan harga beras yang masih terus mengalami kenaikan di Kota Serang, Banten. Konsumen tersebut berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut. Salah seorang konsumen, Muhammad Somi mengatakan, harga beras terus mengalami kenaikan setiap harinya. Sedangkan beras ini menjadi makanan pokok yang dikonsumsi setiap harinya.
"Kalau bisa harga beras jangan naik, stabil saja. Karena ekonomi sudah cukup sulit, tidak naik saja masih banyak yang kekurangan, apalagi yang ekonomi bawah," katanya pula.
Sementara itu, penjual beras di Pasar Induk Rau, Bahrudin mengungkapkan, harga beras saat ini untuk kualitas medium Rp15.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp13.000 per kilogram.
Sedangkan untuk harga beras kualitas sedang berada pada kisaran Rp14.000 per kilogram dari sebelumnya Rp12.000 per kilogram, dan kualitas standar Rp13.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp10.000 per kilogram.
Â
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Â
Pembelian Dibatasi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkap alasan adanya pembatasan pembelian beras di toko ritel moderen. Diketahui, masyarakat hanya bisa membeli 2-3 kemasan 5 kilogram (kg) dalam sekali transaksi.
Arief mengklaim langkah ini sebagai salah satu cara untuk mengatur belanja masyarakat agar lebih bijak berbelanja. Dia menegaskan kebijakan beli beras dibatasi hanya berlaku bagi beras medium dari Bulog atau SPHP.
"Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 per Kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan 2 pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (3/10/2023).
"Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal," imbuh Arief.
Â
Advertisement
Hanya untuk Beras SPHP
Dia menegaskan pembelian yang dibatasi hanya untuk beras SPHP. Sementara, beras premium bergantung pada kebijakan toko ritel masing-masing.
"Untuk jenis beras yang dibatasi 2 pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog. Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing," tegasnya.
Dia menegaskan, Bulog saat ini mengamankan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 1,8 juta ton. Kemudian, pada November 2023 akan bertambah lagi.
"Pemerintah bersama Bulog akan selalu bekerja keras. Memang ada kemungkinan terjadi penurunan produksi beras nasional, terutama jelang akhir tahun. Akan tetapi kita optimis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand," ujar Arief.