Wapres Ungkap Sepinya Pasar Tanah Abang karena Disrupsi Digital

disrupsi digital membuat banyak pelaku pasar konvensional menjadi tergerus. Apalagi, jika tidak bisa ikut beradaptasi dengan perubahan pola yang terjadi.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 13 Okt 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2023, 18:00 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah ke-19, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat (13/10/2023). (Arief/Liputan6.com)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah ke-19, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat (13/10/2023). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkap dampak nyata dari disrupsi digital di berbagai aspek. Salah satu yang disinggungnya adalah sepinya Pasar Tanah Abang.

Ma'ruf Amin menjelaskan, disrupsi digital membuat banyak pelaku pasar konvensional menjadi tergerus. Apalagi, jika tidak bisa ikut beradaptasi dengan perubahan pola yang terjadi.

"Disrupsi menjadi tantangan ekononomi global saat ini, kemajuan teknologi digital dan inovasi merupakan faktor pendorong utama, pelaku ekonomi yang tak bisa menyesuaikan diri akan terkena dampak," ujarnya dalam Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah ke-19, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Salah satu dampak nyata yang disinggungnya adalah Pasar Tanah Abang yang disebut kalah saing. Diketahui, beberapa waktu belakangan Pasar Tanah Abang sepi pembeli akibat banyak peralihan ke penjualan online.

"Belum lama ini kita disuguhi fakta menyedihkan, yaitu pasar konvesional, seperti Pasar Tanah Abang tergerus oleh pasar digital, padahal hampir semua pelaku pasar konvensional adalah UMKM." ungkap dia.

Atas fenomena tersebut, Wapres Ma'ruf Amin meminta adanya upaya untuk mendorong kesadaran dari pelaku usaha konvensional. Utamanya, agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital.

"Oleh karena itu, perlu langkah penyadaran pada para pelaku usaha, khususnya UMKM untuk menyiapkan diri dan adaptif terhadap dinamika zaman, termasuk menghadapi tantangan disrupsi," pintanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Potensi Ekonomi Syariah Besar Tapi Capaiannya Masih Sedikit

Wakil Presiden (wapres) Ma’ruf Amin
Wakil Presiden (wapres) Ma’ruf Amin

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai potensi ekonomi syariah di Indonesia terbilang besar. Namun, pada saat yang sama, capaian realisasi pemanfaatan ekonomi dan keuangan syariah masih sedikit.

Dia mengatakan, sektor unggulan ekonomi syariah tercatat mengalami pertumbuh positif dalam beberapa tahun terakhir.

"Kita patut bersyukur sektor unggulan ekonomi syariah catat capaian positif dalam beberapa tahun terkahir. Keunikan universalitas mampu tawarkan pilihan jalankan ekononomi syariah," kata dia dalam Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah ke-19, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Kendati demikian, Wapres memandang capaian yang sudah tercatat ini masih jauh dari potensi ekonomi syariah di Tanah Air.

"Capaian positif itu masih belum nemadai dibanding potensi ekonomi syariahnya. Potensinya masih besar, capaiannya masih sedikir, itu masih harus disesuaikan dari tantangan tersebut," ungkapnya.

 


Percepat Ekonomi Syariah

Langkah itu yang menurut Ma'ruf Amin bisa menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan implementasi ekonomi dan keuangan syariah nasional. Dia mencatat, saat ini ekonomi syariah juga tengah menghadapi tantangan disrupsi digital.

Dia melihat dampaknya membuat pasar konvensional ikut tergerus dengan pasar digital seperti Pasar Tanah Abang yang mulai sepi. Pada konteks ekonomi syariah, hal ini pula yang perlu diantisipasi

"Tantangan ini juga yang terjadi di sektor ekonomi syariah. Oleh sebab itu pelaku sketor ini harus sigap untuk mitigasi dan antisipasi," tegasnya.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya