Liputan6.com, Jakarta Untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para kepala dinas pertanian se-Indonesia. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor.
"Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negara menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
Baca Juga
Amran mengatakan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada. Namun demikian, kolaborasi dan akselerasi harus berbuah pada perluasan tanam dan produksi di masa panen mendatang.
Advertisement
Â
"Kami akan melakukan akselerasi di semua daerah karena kita tau ada potensi di indonesia. Dulu kita pernah lakukan selamatkan rawa di 8 provinsi. Rawa ini akan kami jadikan IP 2 dan itulah target kami. Kalau semua ini bisa dilakukan InsyaAllah masalah pertanian beres. Minimal tahun depan impor berkurang," katanya.
Dalam rakor ini, Amran juga sempat melakukan dialog dengan beberapa kepala dinas baik yang hadir secara langsung maupun melalui zoom. Amran mempertanyakan apakah produksi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan juga di luar provinsi pulau jawa meningkat.
Beberapa kepala dinas menyatakan bahwa hasil produksi tahun ini mengalami peningkatan. Namun beberapa daerah lainya mengalami penurunan akibat perbaikan irigasi yang belum selesai maupun perubahan cuaca ekstrem yang baru selesai.
Â
"Jawa Timur tahun ini dibandingkan periode yang sama kita naik 8,34," ujar kepala dinasnya.Â
"Jawa Tengah produksi kami turun. Salah satu penyebabnya karena el nino," kata Kadistan Prov. Jateng.
"Kalau di Jawa Barat produksi kami diramalkan bps turun karena ada perbaikan irigasi yang menyebabkan rencana tanamnya bergeser 4 bulan. Tapi tahun depan kita optimis naik pak," ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.
Mengenai hal ini, PLH Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa target tahun depan adalah mengoptimalkan optimasi lahan rawa satu juta hektare. Selain itu, pemerintah juga mengoptimalkan lahan tadah hujan seluas satu juta hektare.
"Dapat dilaporkan bahwa Tahun 2024 kami akan melakukan langkah akselerasi optimasi lahan rawa satu juta hektare dan lahan tadah hujan satu juta hektare," ujarnya.Â
Â
(*)