Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia alias KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. KRL baru ini ditarget bisa beroperasi pada 2024-2025.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan pihaknya akan melakukan impor KRL baru sebanyak 3 trainset dengan stanformasi 12. Artinya, akan ada 36 kereta atau gerbong yang akan didatangkan dari luar negeri.
Baca Juga
Kendati begitu, Anne enggan menyebut negara asal pengumpor kereta baru tersebut. Meski, diketahui kalau banyak kereta KRL yang digunakan di Indonesia berasal dari Jepang.
Advertisement
"Kita sih 2024-2025 kita sudah ditargetkan untuk bisa mengoperasikan ya. Dan saat ini sedang proses, nanti teknologinya apa, (negara asal impor) darimana, setelah selesai baru kita umumkan ya, karena ini kan masih proses lelang," jelasnya di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11/2023).
Anne menegaskan saat ini proses pengadaan KRL baru impor itu masih dalam proses pengadaan. Artinya, belum diputuskan negara mana atau merek apa yang akan memasok KRL baru ke Indonesia.
"Ini masih dalam masa pengadaan ya, saya belum mau sebut merek, saya tidak mau sebut negaranya. Kalau sudah selesai nanti kami akan info," jelasnya.
Mengaca pada target pengoperasian yang Anne sebut sebelumnya, bisa dibilang kalau kontrak pengadaan KRL baru impor ini akan diteken dalam waktu dekat. Namun, Anne juga masih belum bisa menargetkan waktu pasti kontrak tersebut disepakati.
"Kalau untuk yang baru mudah-mudahan segera ya. We'll be update. Ini yang lagi kita nego ya, masalah time, masalah ini, itu yang harus kita nego karena kami fokusnya mau mengutamakan kepentingan masyarakat," jelas Anne.
Â
KAI Butuh Dana Rp 678 Miliar
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan impor 3 rangkaian kereta (trainset) KRL baru dari Jepang pada 2024, tahun depan. Untuk itu, KAI butuh dana Rp 676,8 miliar.
Informasi, ini sebagai tindak lanjut dari rencana untuk mengatasi peningkatan kebutuhan dari PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter. Utamanya, terhadap peningkatan penumpang KRL Jabodetabek.
"Untuk pembelian kereta Jepang tiga trainset itu Rp 676,8 miliar," ujar Direktur Perencanaan Startegis dan Pengembangan Usaha PT KAI (Persero) John Robertho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/9/2023).
Â
Advertisement
Ganti KRL yang Sudah Tua
John sebagai Pejabat yang Melaksanakan Tugas (PYMT) Dirut KAI ini mengatakan, langkah impor diambil untuk menggantikan sejumlah unit kereta yang beroperasi. Mengingat, 98 persen KRL yang dimiliki KAI Commuter berusia lebih dari 30 tahun.
"Beberapa jenis KRL kita itu suku cadang juga sudah absolut, sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga dari posisi pemenuhan, perawatan dan safety ini kita sangat membutuhkan untuk pengadaan yang baru," urainya.
Â
Penggantian Sarana KRL
Sebagai informasi, penggantian sarana KRL sendiri dilakukan dengan beberapa cara. Yakni, impor KRL baru dari Jepang dengan dana yang bersumber dari PMN tadi.
Lalu, melakukan retrofit sarana KRL lama. Ada sekitar 19 trainset yang akan diretrofit dengan kebutuhan dana sekitar Rp 2,23 triliun. Kemudian, KAI Commuter juga akan membeli 24 trainset KRL baru dari PT INKA yang membutuhkan biaya sekitar Rp 5,7 triliun.
Di sisi lain, John melihat adanya proyeksi peningkatan okupansi penumpang di jam sibuk. Pada 2024, KAI memprediksi jumlah penumpang akan mencapai 345 juta orang dalam setahun.
Advertisement