3 Trainset KRL Baru Beroperasi Mulai Tahun Depan, Impor dari Jepang?

PT Kereta Commuter Indonesia alias KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. KRL baru ini ditarget bisa beroperasi pada 2024-2025.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 06 Nov 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2023, 17:00 WIB
VP Corporate Secretary KA Commuter Anne Purba  di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11/2023). KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. (Arief/Liputan6.com)
VP Corporate Secretary KA Commuter Anne Purba di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11/2023). KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia alias KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. KRL baru ini ditarget bisa beroperasi pada 2024-2025.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan pihaknya akan melakukan impor KRL baru sebanyak 3 trainset dengan stanformasi 12. Artinya, akan ada 36 kereta atau gerbong yang akan didatangkan dari luar negeri.

Kendati begitu, Anne enggan menyebut negara asal pengumpor kereta baru tersebut. Meski, diketahui kalau banyak kereta KRL yang digunakan di Indonesia berasal dari Jepang.

"Kita sih 2024-2025 kita sudah ditargetkan untuk bisa mengoperasikan ya. Dan saat ini sedang proses, nanti teknologinya apa, (negara asal impor) darimana, setelah selesai baru kita umumkan ya, karena ini kan masih proses lelang," jelasnya di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Anne menegaskan saat ini proses pengadaan KRL baru impor itu masih dalam proses pengadaan. Artinya, belum diputuskan negara mana atau merek apa yang akan memasok KRL baru ke Indonesia.

"Ini masih dalam masa pengadaan ya, saya belum mau sebut merek, saya tidak mau sebut negaranya. Kalau sudah selesai nanti kami akan info," jelasnya.

Mengaca pada target pengoperasian yang Anne sebut sebelumnya, bisa dibilang kalau kontrak pengadaan KRL baru impor ini akan diteken dalam waktu dekat. Namun, Anne juga masih belum bisa menargetkan waktu pasti kontrak tersebut disepakati.

"Kalau untuk yang baru mudah-mudahan segera ya. We'll be update. Ini yang lagi kita nego ya, masalah time, masalah ini, itu yang harus kita nego karena kami fokusnya mau mengutamakan kepentingan masyarakat," jelas Anne.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


KAI Butuh Dana Rp 678 Miliar

Rencana Subsidi Silang Tarif KRL
Calon penumpang saat menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Senin (2/1/2023). Pemerintah pusat mengalokasikan subsidi pada kebijakan tarif yang sudah berlaku sekitar lima tahun terakhir sehingga pengguna KRL di Jabodetabek hanya perlu membayar Rp3.000 untuk 25 km pertama, dan Rp1.000 untuk setiap 10 km berikutnya. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan impor 3 rangkaian kereta (trainset) KRL baru dari Jepang pada 2024, tahun depan. Untuk itu, KAI butuh dana Rp 676,8 miliar.

Informasi, ini sebagai tindak lanjut dari rencana untuk mengatasi peningkatan kebutuhan dari PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter. Utamanya, terhadap peningkatan penumpang KRL Jabodetabek.

"Untuk pembelian kereta Jepang tiga trainset itu Rp 676,8 miliar," ujar Direktur Perencanaan Startegis dan Pengembangan Usaha PT KAI (Persero) John Robertho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/9/2023).

 


Ganti KRL yang Sudah Tua

Ada Pergantian Wesel, KRL Beroperasi Hanya Sampai Stasiun Manggarai
Kereta commuter line melintas di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (13/2/2020). PT KCI melakukan rekayasa perjalanan KRL Bogor dan Bekasi terkait penggantian wesel atau persimpangan rel di stasiun Gambir dan Jakarta Kota. (merdeka.com/Magang/Muhammad Fayyadh)

John sebagai Pejabat yang Melaksanakan Tugas (PYMT) Dirut KAI ini mengatakan, langkah impor diambil untuk menggantikan sejumlah unit kereta yang beroperasi. Mengingat, 98 persen KRL yang dimiliki KAI Commuter berusia lebih dari 30 tahun.

"Beberapa jenis KRL kita itu suku cadang juga sudah absolut, sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga dari posisi pemenuhan, perawatan dan safety ini kita sangat membutuhkan untuk pengadaan yang baru," urainya.

 


Penggantian Sarana KRL

FOTO: PPKM Level 4, Jumlah Penumpang KRL Naik 25 Persen
KRL melintas di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Selasa (27/7/2021). VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengungkapkan jumlah penumpang KRL mengalami peningkatan hingga 25 persen sejak penerapan PPKM Level 4. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebagai informasi, penggantian sarana KRL sendiri dilakukan dengan beberapa cara. Yakni, impor KRL baru dari Jepang dengan dana yang bersumber dari PMN tadi.

Lalu, melakukan retrofit sarana KRL lama. Ada sekitar 19 trainset yang akan diretrofit dengan kebutuhan dana sekitar Rp 2,23 triliun. Kemudian, KAI Commuter juga akan membeli 24 trainset KRL baru dari PT INKA yang membutuhkan biaya sekitar Rp 5,7 triliun.

Di sisi lain, John melihat adanya proyeksi peningkatan okupansi penumpang di jam sibuk. Pada 2024, KAI memprediksi jumlah penumpang akan mencapai 345 juta orang dalam setahun.

Infografis Journal
Infografis Journal: Jumlah Penumpang KRL di Jabodetabek Tahun 2010-2021 (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya