Mendag Zulkifli Hasan Bicara soal Baja dan Impor, Begini Katanya

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memaparkan komitmen pemerintah dalam mendukung dan melindungi industri dalam negeri, terutama sektor strategis seperti industri baja.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 09 Nov 2023, 14:50 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 14:50 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memaparkan komitmen pemerintah dalam mendukung dan melindungi industri dalam negeri, terutama sektor strategis seperti industri baja.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memaparkan komitmen pemerintah dalam mendukung dan melindungi industri dalam negeri, terutama sektor strategis seperti industri baja.

Zulhas menegaskan bahwa ,langkah-langkah yang diambil adalah sebagai tindakan responsif terhadap arahan langsung dari Bapak Presiden untuk memperketat impor.

Hal itu di sampaikan Zulhas, dalam menghadiri acara keynote speech IISIA (The Indonesian Iron & Steel Industry Association) Business Forum 2023.

"Kita harus memastikan bahwa setiap impor barang terkendali dengan baik. Kita tidak hanya memantau di survei luar negeri, tapi juga memastikan bahwa pabrik-pabrik di dalam negeri telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan," jelas Zulhas. 

"Kita juga melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang yang beredar, untuk memastikan kesesuaian dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini dilakukan untuk mencegah terbanjirnya produk-produk luar ke dalam industri dalam negeri,” Sambungnya.

Ekspor

Zulhas juga menyoroti upaya pemerintah dalam mempermudah proses ekspor. Indonesia telah menjalin perjanjian dagang tidak hanya dengan mitra tradisional di wilayah Barat, tetapi juga dengan negara-negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan negara-negara di kawasan ASEAN. 

"Kita ingin memastikan bahwa proses ekspor berjalan lancar dan tidak terhambat oleh bea masuk yang tinggi. Karena jika negara lain memberikan tarif bebas, sedangkan kita memberlakukan tarif, maka kita berpotensi kalah bersaing," tegas Zulhas.

Menteri Zulhas juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya IISIA Business Forum. 

“Semoga forum ini dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di sektor industri dalam negeri," ujar Zulkifli Hasan

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Industri Dalam Negeri

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memaparkan komitmen pemerintah dalam mendukung dan melindungi industri dalam negeri, terutama sektor strategis seperti industri baja.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi sebagai kunci untuk memperkuat dan memajukan industri dalam negeri. Dengan kata-kata inspiratifnya, Ketua Umum PAN ini menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kemampuan tak kalah dengan negara lain.

 "Kita memiliki keahlian dan teknologi canggih yang dapat bersaing dengan siapa pun di dunia ini. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita bersama-sama bekerja untuk memperkuat dan memajukan industri dalam negeri," pungkasnya. 

Dengan adanya acara IISIA Business Forum ini dihadiri oleh para pelaku industri baja, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Diharapkannya bahwa ,gagasan dan komitmen yang disampaikan oleh Menteri Zulhas akan menjadi landasan kuat untuk menggerakkan pertumbuhan industri baja Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.

 


Tantangan Ekonomi Global Menakutkan, Indonesia Bisa Bertahan?

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam sambutannya di The Biggest Real Estate Summit 2023 di Hotel Raffles Jakarta, Ciputra World, Jakarta (9/11/2023). (Elza/Liputan6.com)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam sambutannya di The Biggest Real Estate Summit 2023 di Hotel Raffles Jakarta, Ciputra World, Jakarta (9/11/2023). (Elza/Liputan6.com)

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan penyebab tidak menentunya kondisi ekonomi global saat ini. Pertama yang membuat tekanan di ekonomi dunia adalah situasi geopolitik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. 

Meskipun konflik Rusia-Ukraina lokasinya jauh dari Indonesia, tetapi dampaknya terasa di seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Alasannya, Ekonomi Rusia dan Ukraina terhubung dengan sistem global.

“Pertama, geopolitik. Belum rampung konflik Rusia yang berdampak besar di dunia, meskipun jauh dari Indonesia, tapi terkena dampak karena sini ini tersambung,”kata Zulkifli Hasan dalam sambutannya di The Biggest Real Estate Summit 2023 di Hotel Raffles Jakarta, Ciputra World, Jakarta (9/11/2023).

Dampak konflik Rusia-Ukraina ini sudah terasa saat ini dengan adanya kenaikan harga komoditas salah satunya adalah gandum dan energi. Seperti diketahui Ukraina adalah salah satu produsen gandum terbesar dunia dan Rusia adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia.

“Akibat dari Rusia ini, harga naik karena gandum dan energi besar dari situ, tapi kita tidak bisa beli lagi,” jelasnya.

Mendag melanjutkan, konflik geopolitik Israel dan Palestina juga berpengaruh meskipun jauh dari Indonesia. 

 


Ekonomi Dunia

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kegiatan peresmian pembukaan The Biggest Real Estate Summit 2023
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kegiatan peresmian pembukaan The Biggest Real Estate Summit 2023 di Hotel Raffles Jakarta, Ciputra World, Jakarta (9/11/2023).

Selain geopolitik, ekonomi dunia juga terdampak dari perubahan iklim. Hingga saat ini, curah hujan masih terbatas berpotensi menunda panen pada musim panen mendatang.

“Yang kedua, perubahan iklim. Hari ini kita baru satu-dua hari hujan, jadi dampak ke panen musim pangan akan mundur,” ucap dia.

Selanjutnya, ia mengimbau meskipun saat ini dunia tengah menghatantangan ekonomi seperti ini, Indonesia memiliki prestasi yang patut disyukuri.

Tercatat bahwa, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan terbesar 41 selama bulan. “Di tengah ekonomi seperti itu kita syukuri bahwa Indonesia sudah 41 bulan terus surplus tahun lalu, dan surplus paling besar di seluruh sejarah,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya