Rekomendasi Buku Buat Meningkatkan Etika atau Sopan Santun

Saat berpikir tentang “sopan santun” atau “etiket”, kamu mungkin berpikir tentang pembatasan; semua hal yang tidak dapat kamu lakukan.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 11 Nov 2023, 08:07 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 08:07 WIB
Mahasiswa Membaca Buku
Ilustrasi Mahasiswa Membaca Buku Credit: pexels.com/cottonbro

Liputan6.com, Jakarta - Saat berpikir tentang “sopan santun” atau “etiket”, kamu mungkin berpikir tentang pembatasan; semua hal yang tidak dapat kamu lakukan.

Seorang pakar etiket lulusan Harvard serta pendiri Sekolah Akhir Institute Sarita, dan Pembawa Acara Netflix “Mind Your Manners”, Sara Jane Ho memiliki pendapat sebaliknya, bahwa mengikuti konvensi sosial tertentu bisa sangat membebaskan.

“Alih-alih etiket menjadi konvensi yang membatasi, saya melihatnya sebagai alat yang memberdayakan,” katanya melalui CNBC Make It.

Jika kamu ingin meningkatkan etiket kamu atau sekadar mempelajari lebih lanjut tentang norma sosial budaya lain, Ho merekomendasikan beberapa judul buku yang wajib dibaca.

Berikut dua buku yang dapat membantu kamu lebih baik memahami dan mempraktikkan etika yang baik dari Ho. Tak hanya itu, satu buku yang direkomendasikan jika kamu ingin mewujudkan tujuan kamu.

 ‘The Culture Map’ karya Erin Meyer

Latar belakang budaya kolega penting, dan untuk bekerja dengan mereka secara harmonis, kamu perlu memahami atau setidaknya menghormati gaya komunikasi mereka. Buku ini dapat membantu kamu melakukan hal tersebut.

“Saya selalu mengatakan bahwa etiket bersifat kontekstual. Memahami budaya adalah langkah pertama,” kata Ho.

Ho mengatakan bahwa buku tersebut sangat membantunya sebagai seseorang yang sering berpindah-pindah tempat dan memiliki budaya yang berbeda, termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok.

“Buku ini mampu membantu saya memahami banyak hal yang telah saya amati dan alami ketika saya kesulitan memahaminya,” katanya.

‘The Rituals of Dinner’ karya Margaret Visser

Visser merinci kekhasan dan formalitas bersantap di berbagai negara melalui berbagai era sejarah.

“Buku ini menggabungkan kecintaan saya pada sejarah dengan kecintaan saya pada tata krama,” kata Ho. “Setiap aturan etiket memiliki cerita dibaliknya, dan tata krama meja diciptakan untuk mencegah kekerasan di meja makan. Mengutip dari Visser, ‘Eating is aggressive by nature, and the implements required for it could quickly become weapons.’ (Makan pada dasarnya bersifat agresif, dan peralatan yang diperlukan untuk itu dapat dengan cepat menjadi senjata).

Saya selalu memberi siswa saya fakta-fakta sejarah yang menarik selama kelas, seperti yang kamu lihat di acara ‘Mind Your manners’ dan itu akan membuat kamu memandang peralatan makan secara berbeda!”

Bonus: ‘Manifest Now’ karya Idil Ahmed

Dari memulai bisnisnya sendiri hingga mendapatkan sebuah acara TV, Ho harus menjual keahlian khusus yang dimilikinya untuk mendapatkan jalur karir yang menguntungkan. Menurutnya, buku ini berbicara kepadanya sebagai seorang wirausaha.

“Buku ini sangat memberdayakan karena menyadarkan saya bahwa saya telah melakukan banyak hal selama ini, dan membantu saya menerapkan lebih banyak struktur di sekitarnya,” katanya.

“Bahkan, salah satu latihannya adalah menulis ‘Saya akan menerima kabar baik dalam 24 jam ke depan’ di selembar kertas. Saya menempelkannya di dinding kamar mandi agar terlihat ketika mandi. Saya membacanya sendiri setiap pagi dan itu hanyalah umpan balik positif tanpa henti bagi saya.”

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya